10 Menit Aja! Untuk Periode Emas Anak Papua, Lakukan Hal Ini!

Saya percaya, dengan waktu sepuluh menit yang anda sisihkan pada setiap pelaksanaan Posyandu, akan merubah pola pikir masyarakat Papua. Yakinlah!

Pulau Papua selain kearifan budaya lokal masyarakatnya, merupakan pulau dengan sejuta kekayaan alamnya. Dibalik itu semua, Papua masih menyimpan misteri terkait kualitas kesehatannya. Salah satu yang menjadi sorotan masalah kesehatan di Papua adalah terkait tingginya kasus gizi buruk pada anak-anak. Kasus gizi buruk ini apabila tidak ditangani dengan tepat dapat menjadi bom waktu. Masalah ini dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia dan masalah-masalah di kemudian harinya.

Saya melihat bahwa lebih baik kita mendeteksi dini kasus kelainan gizi ini dari pada kita menemukan kasusnya dalam kondisi gizi sudah buruk. Komplikasi atau dampak masalah yang terjadi dapat kita minimalkan. Status gizi dapat kita deteksi setiap pelaksanaan Posyandu. Di Posyandu, selain pemantauan gizi kita juga dapat mendeteksi perkembangan anak (SDIDTK). Jadi apabila kita temukan kondisi yang bermasalah dapat kita tangani secara dini. Pelaksanaan konseling gizi dan deteksi perkembangan anak ini tidak membutuhkan terlalu lama, kurang lebih 5-10 menit setiap anak.

Saat ini, masih belum sepenuhnya masyarakat sadar akan pentingnya Posyandu. Dalam benak masyarakat mungkin hanya terfikir bahwa posyandu adalah ditimbang dan mendapat PMT saja. Pola pikir masyarakat inilah harus kita sebagai tenaga kesehatan rubah untuk kedepannya. Posyandu dapat kita manfaatkan sebagai sarana untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak kita.

Sesuai juknis terkait pelaksanaan Posyandu, diharapkan adanya peran aktif kader dimulai dari pelaksanaan H-1 Posyandu, pelaksanaan sistem 5 meja pada hari H Posyandu sampai kegiatan pasca Posyandu. Disini, kita mungkin bisa memulainya secara bertahap, dimulai dengan pengaktifan kader dalam sosialisasi jadwal kepada sasaran, membantu proses penimbangan sampai pencatatan. Terkait konseling atau penyuluhan personal dalam Posyandu diharapkan juga akan menjadi tugas dari kader, namun kita dapat memulainya terlebih dahulu, sehingga bisa menjadi contoh bagi kader untuk kedepannya.

Lalu, apa yang harus kita lakukan sebagai tenaga kesehatan untuk optimalisasi  periode emas anak bangsa terkorelasi dengan Posyandu?

Seperti yang telah saya sampaiakan sebelumnya, sisihkanlah waktu 10 menit kita!

Untuk Apa?

Jelaskan kepada orang tua anak kondisi gizi anak mereka mengacu pada hasil penimbangan grafik KMS yang terdapat pada buku KIA, apakah kondisi gizi anaknya normal, kurang dan berlebih. Hal ini dilakukan karena masih banyak orang tua yang tidak mengerti cara membaca grafik KMS. Ketika orang tua mendapat penjelasan terkait kondisi anaknya, maka ia akan bertanya apa yang harus dialakukan. Berikanlah pujian dan motivasi, serta target berat anak yang harus dicapai kedepannya.

Itu Saja Cukup? Tentu Tidak!

Jelaskan pola pemberian makan anak sesuai usianya, seperti: bayi kurang dari 6 bulan cukup ASI, 7-9 bulan makanan dengan tekstur lembek dan seterusnya. Hal ini karena masih banyak orang tua yang tidak mengerti bahwa makanan utama anak usia kurang dari 6 bulan adalah ASI saja. Selain itu untuk tahapan usia selanjutnya para orang tua juga cenderung bingung untuk pemberian makan pada anaknya.

Selanjutnya, lakukan skrining perkembangan anak dengan menggunakan buku KIA. Tanyakan kemampuan motorik kasar, halus, bahasa serta sosial dan kemandirian anak sesuai checklist perkembangan di buku KIA. Hal ini karena masih banyak yang tidak sadar akan pentingnya deteksi perkembangan anak secara dini. Kebanyakan orang tua akan datang ke petugas kesehatan saat perkembangan anak sudah tertinggal jauh dari anak seusianya.

Saya percaya dengan waktu sepuluh menit yang anda sisihkan pada setiap pelaksanaan Posyandu akan merubah pola pikir masyarakat, yang harapan kedepannya ikut berkontribusi dalam kesuksesan periode emas anak bangsa. Meskipun hasil ini tidak dapat kita lihat dalam waktu dekat, namun dengan konsistensi pelayanan berkualitas yang kita berikan bukan hal yang mustahil untuk kita menciptakan generasi emas Papua kedepannya.

Yuk Share Postingan Ini:
Maria Ulfa Nur Hidayanti
Maria Ulfa Nur Hidayanti

Bidan Puskesmas Mowbja

Articles: 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *