Tahukah Bunda, cara kita mengasuh anak dapat berpengaruh pada pertumbuhan mereka? Stunting masih menjadi masalah serius di Indonesia dimana pada tahun 2022, sekitar 21,6% anak mengalami stunting, terutama pada usia 3–4 tahun. Pemerintah berusaha menurunkan angka stunting menjadi 17% pada tahun 2023 dan 14% pada tahun 2024.
Di Provinsi Jawa Barat kasus stunting mencapai 20,2%. Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu wilayah yang memiliki kasus stunting yang tinggi, yaitu sebesar 14,22%. Di Kecamatan Cibalong, jumlah balita yang mengalami stunting mencapai 146 pada tahun 2022. Dan saat ini, per Juni 2024, masih ada 97 balita yang mengalami stunting.
Dilihat dari jumlah kasus yang masih tinggi, penting bagi bunda-bunda untuk mengetahui lebih banyak tentang stunting. Yuk, simak artikel ini untuk informasi lengkapnya!.
Apa itu Stunting
Stunting adalah kondisi dimana anak gagal tumbuh dan berkembang dengan baik karena gizi yang kurang dalam jangka panjang yang membuat tinggi badannya lebih pendek dari anak-anak sebayanya. Biasanya stunting digambarkan dengan perawakan pendek atau kerdil. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua yang perawakan pendek atau kerdil adalah stunting, ya, Bunda.
Stunting disebabkan oleh kurangnya gizi dalam jangka panjang, terutama selama kehamilan apabila Bunda tidak memenuhi kebutuhan nutrisinya. Selain itu, anak bisa mengalami stunting jika kebutuhan gizinya tidak tercukupi selama masa pertumbuhannya.
Faktor Risiko Stunting
Anak berisiko mengalami stunting apabila kondisi ibu saat hamil mengalami:
- Pertumbuhan janin yang terhambat dalam kandungan
- Memiliki tubuh yang pendek
- Berat badan tidak naik selama kehamilan
Pada anak, risiko stunting dapat meningkat karena kondisi:
- Pola asuh yang tidak tepat, seperti ditelantarkan
- Tidak mendapatkan ASI eksklusif
- Menerima Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang kurang baik
- Mengidap penyakit yang dapat menghambat penyerapan nutrisi, seperti TBC, anemia, penyakit jantung bawaan, infeksi kronis, dan sindrom malabsorbsi.
Ciri-Ciri Stunting
Bunda dapat mengenali stunting pada anak dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Pubertas yang terlambat
- Kesulitan dalam memahami pelajaran
- Pertumbuhan gigi yang tertunda
- Anak cenderung pendiam
- Anak jarang melakukan kontak mata dengan orang lain
- Wajah anak tampak lebih muda dari usia sebenarnya
- Gangguan pertumbuhan
Dampak Stunting
Dampak stunting pada anak bisa berlangsung dalam jangka pendek dan panjang, lho Bunda kalau tidak segera diatasi.
Dampak jangka pendek stunting pada anak:
- Gangguan dalam perkembangan otak
- Penurunan tingkat kecerdasan (IQ)
- Gangguan pada sistem kekebalan tubuh
Sementara itu, dampak jangka panjang stunting pada anak, yaitu:
- Badan terlihat pendek
- Risiko terkena penyakit diabetes dan kanker
- Produktivitas menurun
Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sering disebut sebagai periode emas. Periode ini dimulai dari saat anak masih dalam kandungan Bunda hingga anak mencapai usia 2 tahun. Pada masa ini, pencegahan stunting sangat diperlukan agar pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung secara optimal.
A. Periode Kehamilan
Bunda-Bunda yang sedang di masa kehamilan harus rutin memeriksakan diri ke puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan terdekat. Ini bertujuan untuk membantu mencegah stunting pada bayi dalam kandungan.
Selama kehamilan, disarankan bagi Bunda untuk melakukan pemeriksaan setidaknya 6 kali. Pemeriksaan ini sangat penting untuk memantau kesehatan Bunda dan Si Bayi.
Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya, menimbang berat badan ibu dan mengukur lingkar lengan atas (LiLA). Bagi ibu yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dianjurkan mendapat PMT atau Pemberian Makanan Tambahan untuk membantu ibu menaikkan berat badannya selama kehamilan.
Selain pemeriksaan rutin, Bunda perlu mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) setidaknya 90 tablet selama kehamilan sambil dibarengi mengonsumsi makanan bergizi.
B. Periode Menyusui
Periode ini penting bagi Bunda yang baru melahirkan untuk memulai menyusui sejak dini (IMD) dan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Jangan lupa untuk secara rutin memeriksakan perkembangan Si Kecil minimal sekali sebulan di posyandu atau puskesmas, ya, Bunda.
Sebagai langkah pencegahan penyakit pada Si Kecil, disarankan untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada bayi. Untuk Bunda akan diberikan suplemen kapsul vitamin A pada 1–2 hari setelah melahirkan.
C. BADUTA (Bawah Dua Tahun)
Untuk memperbaiki gizi, Bunda akan didorong untuk terus menyusui anak sampai berusia 23 bulan. Selain itu, untuk mencegah masalah gizi lainnya, Bunda dapat mulai memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) setelah anak berusia lebih dari 6 bulan.
Untuk meningkatkan gizi, Bunda akan didorong untuk terus menyusui anak sampai usia 23 bulan. Selain itu, untuk mencegah masalah gizi lainnya, Bunda bisa mulai memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) setelah anak berusia lebih dari 6 bulan.
Langkah tambahan yang dilakukan, yaitu memberikan obat cacing dan suplemen zinc (seng), menambah zat besi pada makanan, serta memastikan imunisasi lengkap terpenuhi. Jangan lupa juga untuk Bunda minum suplemen vitamin A, ya!
Yuk, Bunda, Konsumsi Makanan yang Beragam, ya!
Makanan seperti nasi, daging, kacang-kacangan, buah, dan sayur sangat penting untuk kesehatan Bunda. Jangan lupa untuk minum air yang cukup, sekitar 8–12 gelas (2–3 liter) setiap hari. Tambahkan satu porsi makanan utama atau camilan sehat dari yang biasanya dimakan sebelum hamil, agar nutrisi yang dibutuhkan tubuh tetap tercukupi dengan baik.
Yuk, jaga perhatian dan mari kita bersama-sama memastikan masa depan cerah untuk Si Kecil!
Referensi:
- Deviana, J. (2023). Permasalahan Stunting di Indonesia dan Penyelesaiannya. Kementerian Keuangan.
- Aurelia, Y. (2024). 1000 HPK Kunci Cegah Stunting. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
- InfoSehat FKUI. (2020). Pentingnya Nutrisi 1000 Hari Pertama Anak untuk Mencegah Stunting. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
- dppkbpppa. (2023). Penyebab dan Faktor risiko stunting. Dppkbpppa Pontianak.
- Lestari, T. R. . (2023). Stunting Di Indonesia: Akar Masalah dan Solusinya. Info Singkat: Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis, XV(14), 21–25.
- Pemkab Tasikmalaya. (2021). Laporan kinerja instansi pemerintah Kabupaten Tasikmalaya 2020. 1–173.
Artikel Edukasi Cegah Stunting dimulai dari 1000 HPK ini sudah direview oleh:
Gina Marliyana, S.KM
Programer Promkes Puskesmas Cibalong
Puskesmas Cibalong
Alamat: Jl. Karangnunggal No.204, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya 46185
Telp/WA: 0821-1547-6741
Email: puskesmascibalong3@gmail.com
Instagram: @puskesmas_cibalongkabtasik