Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Tekanan darah dibedakan menjadi tekanan darah sistolik dan diastolik. Individu dinyatakan memiliki tekanan darah tinggi jika tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah sistolik adalah tekanan saat jangung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah sistolik dalam batas normal berada di angka 90 – 120 mmHg. Tekanan darah diastolik adalah tekanan darah saat jantung berelaksasi. Tekanan darah diastolik dalam batas normal berada di angka 60 – 90 mmHg.
Tekanan darah tinggi, dapat disebabkan oleh pola hidup, aktivitas fisik yang kurang, konsumsi garam dan lemak berlebih. Risiko hipertensi dapat meningkat apabila memiliki anggota keluarga memiliki riwayat hipertensi. Hipertensi sering kali diabaikan oleh masyarakat karena tidak selalu menimbulkan gejala spesifik dan dianggap tidak membahayakan. Tidak melakukan pengecekan rutin dan kurangnya kesadaran menjadi bumerang bagi penderita hipertensi dikemudian hari. Stigma tentang hipertensi membuat masyarakat menjadi takut, enggan dan mengabaikan kondisi tekanan darah tinggi dalam tubuh.
Oleh karena itu, meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi dapat membantu kita untuk lebih awas, waspada dan merawat kesehatan tubuh agar terhindar dari hipertensi. Berikut ini beberapa fakta yang dapat membantu kita memahami hipertensi:
- Kafein dapat meningkatkan tekanan darah
Minuman dan makanan dengan kandungan kafein >300mg jika dikonsumsi terus menerus akan menyebabkan gangguan pada fisiologis tubuh, salah satunya yaitu peningkatan denyut jantung yang memicu terjadinya insomnia, gugup, peningkatan emosi dan peningkatan tekanan darah. - Kekurangan kalium, magnesium dan kalsium berisiko meningkatkan tekanan darah
Secara epidemiologi, kekurangan zat mineral seperti kalium, magnesium dan kalsium dapat meningkatkan tekanan darah. Rutin mengkonsumsi makanan dan minuman (real food) dengan kandungan kalium, magnesium dan kalsium dapat membantu menstabilkan tekanan darah. Kandungan kalium, magnesium dan kalsium dapat ditemukan pada sayur dan buah. - Faktor penyebab hipertensi tidak hanya konsumsi garam
Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui secara pasti dan spesifik. Hipertensi dengan banyak kemungkinan faktor penyebab disebut dengan hipertensi esensial. Penderita hipertensi yang penyebabnya diketahui secara spesifik disebut hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder yang umum terjadi adalah karena penyakit ginjal (5–10%) dan kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB) (1–2%), serta penyebab lainnya seperti preeklamsi pada kehamilan dan lain-lain. - Produk kemasan perlu diwaspadai
Produk kemasan sering kali mengandung bahan dengan jumlah yang melebihi batas maksimal konsumsi harian tubuh. Gula dan garam menjadi bahan yang sering kali ditemukan dalam jumlah besar pada produk kemasan. Konsumsi garam (natrium) harian yang dianjurkan adalah maksimal 2000 mg atau setara dengan 1 sendok teh per hari. Konsumen disarankan untuk tetap waspada dan membaca komposisi produk sebelum membeli produk kemasan untuk menjaga asupan garam harian tubuh. - Hipertensi tidak memiliki gejala pasti
Sebagian penderita hipertensi tidak merasakan gejala yang khas. Meskipun beberapa gejala dipercaya menjadi salah satu gejala hipertensi, pada kenyataannya gejala tersebut bukanlah gejala hipertensi.
Gejala yang dipercaya sebagai gejala hipertensi yaitu: sakit kepala, pusing, mimisan, wajah kemerahan dan kelelahan. Gejala tersebut tidak hanya ditemukan pada penderita hipertensi, tetapi juga individu dengan tekanan darah normal. - Hipertensi dapat terjadi di usia muda
Hipertensi pada usia muda erat kaitannya dengan pola hidup tidak sehat. Aktivitas fisik yang kurang, stres, merokok dan konsumsi makanan cepat saji menyebabkan fisiologis tubuh menjadi tidak normal. Pola hidup tidak sehat berlangsung terus menerus di usia muda akan memicu terjadinya obesitas, diabetes mellitus dan hipertensi. Risiko akan meningkat pada individu dengan riwayat hipertensi yang meiliki pola hidup tidak sehat.
Stres pada umumnya menyebabkan peningkatan tekanan darah sementara. Ketika kondisi telah normal, tekanan darah akan kembali normal. - Risiko hipertensi pada pria dan wanita hampir sama
Pria memiliki prevalensi sedikit lebih tinggi untuk menderita hipertensi dibandingkan wanita pada usia kurang dari 50 tahun. Setelah memasuki usia 50 tahun, wanita akan memiki risiko lebih besar untuk mengalami hipertensi. Hal ini disebabkan karena pada usia 50 tahun ke atas wanita mengalami menopause yang menyebabkan produksi hormon estrogen berkurang. Hormon estrogen pada wanita berperan dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk tekanan darah tinggi. - Komplikasi hipertensi terjadi akibat tekanan darah tidak terkontrol
Hipertensi tidak terkontrol adalah hipertensi yang tidak terkendali, tidak diobati dengan benar dan tidak diobati sesuai anjuran dokter. Kondisi ini dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya komplikasi akibat hipertensi, yaitu gagal jantung, gangguan otak, stroke, gagal ginjal dan retinopati (kerusakan retina).
Hipertensi tergolong dalam Penyakit Tidak Menular (PTM) yang bersifat menahun dan perlu pengawasan dan perawatan rutin. Meskipun demikian, Anda tidak perlu takut secara berlebihan dan hanya perlu lebih waspada dan menerapkan hidup lebih sehat untuk menghindari terjadinya hipertensi dan mempertahankan tekanan darah normal.
Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan menerapkan CERDIK (Cek Kesehatan secara Rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin melakukan aktivitas fisik, menerapkan Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola Stres). pada penderita hipertensi, melakukan pengecekan rutin dan mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter dapat membantu mengurangi risiko terjadinya komplikasi akibat tekanan darah tidak terkontrol. Mari bersama-sama menjaga kesehatan tekanan darah kita dengan lebih awas dan rutin memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Mencegah lebih baik dari pada mengobati!
Sumber:
Rahayu, Monita. (2019). Analisis Pengaruh Konsumsi Kopi dengan Denyut Jantung Pada Pemuda. https://doi.org/10.33592/unistek.v6i2.172 diakses 30 November 2024.
Ilyas, Sadeli. (2016). Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). https://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Tekanan-Darah-Tinggi-Hipertensi.pdf diakses 1 Desember 2024.
Kumala, Meilani., & Wijaya, Dean Ascha. (2020). Hubungan konsumsi sayur dan buah dengan tekanan darah pada masyarakat usia produktif di Puskesmas Kecamatan X tahun 2020. https://lintar.untar.ac.id/repository/penelitian/buktipenelitian_10486005_5A180122171442.pdf diakses 28 November 2024.
Syntya, Anni. (2021). HIPERTENSI DAN PENYAKIT JANTUNG: LITERATUR REVIEW. https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/view/1621/1031 diakses pada 28 November 2024.
Artikel ini telah di review oleh:
Hendra Koswara, S.KM.
Tenaga Promkes Puskesmas Taraju
Puskesmas Taraju
Jalan Raya Taraju No. 149, Desa Taraju, Kec. Taraju, Kab. Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat
Kode Pos.46474
No. Telp. 08164667273/02657080205