“Posyandu Remaja hadir ditengah masyarakat untuk memberikan dampak, untuk memberikan arti terhadap pelayanan kesehatan remaja secara menyeluruh tanpa diskriminasi. Posyandu remaja hadir bukan untuk “nambah-nambahin” kerjaan nakes atau pemerintah desa, karena memberikan pelayanan kesehatan dan menjamin kesehatan anak usia sekolah dan remaja adalah amanah Undang-Undang. Posyandu remaja hadir bukan pula sebagai ajang mencari data “saja” atau survilans saja, tetapi juga untuk meningkatkan “awarness” remaja dan Masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan remaja.
Untuk teman-teman yang ingin mengembangkan Posrem, kami sangat mendukung, ini awal dan ini permulaan pasti akan banyak krikil didepan, oleh karenanya jika perlu sharing dan diskusi atau memberikan masukan untuk juknis yang nanti akan kami share, kami sangat terbuka. mari kita sukseskan #1000PosremUntukIndonesia.”
Siti Khumaidah, SKM – Tim Penyusun Juknis Posyandu Remaja Kemenkes
Sabtu, 5 Mei 2018, Kesmas-ID kembali menyelenggarakan acara Diskusi Online via Grup Whatsapp, dengan tema “Posyandu (Kok) Untuk Remaja?”
Ini merupakan diskusi online kedua Kesmas-ID yang sebelumnya mengangkat tema seputar Akreditasi Puskesmas. Tentu kami pun berharap diskusi semacam ini dapat secara rutin kami selenggarakan, dengan tema bahasan yang berbeda dan pastinya narasumber yang berbeda pula.
Kegiatan diskusi online Posyandu Remaja kali ini menghadirkan Narasumber yang luar biasa, yakni Siti Khumaidah, SKM. Wanita lulusan STIKes Surya Global yang juga kandidat Magister FKM UI ini pernah mengabdi bersama Pencerah Nusantara penempatan Tosari, Pasuruan Jawa Timur Batch 3; M&E Pos Pintar Project Wahana Visi Indonesia; Project Consultant Bulir padi Foundation, Tim Penyusun Juknis Posyandu Remaja (WHO & Kemenkes RI).
Dan narasumber kedua, yakni Ilham Rusting, Amd.Gz, Tim Pencerah Nusantara Penempatan Sikakap, Kab. Kepulauan Mentawai (2014-2015). Tim Nusantara Sehat penempatan Puskesmas Entikong (2015 – 2017). Beliau juga menorehkan prestasi sebagai Juara 2 Pejuang Kesehatan yang diselenggarakan Dompet Dhuafa Awards dengan kategori Inovasi Kesehatan Terbaik. Serta Tenaga Gizi Teladan Pertama Tingkat Kab Sanggau Kalimantan Barat 2017.
Narasumber Ketiga dalam diskusi kali ini yaitu, Yoga Andika, Penanggung Jawab Laskar Pencerah Tosari. Prestasi pemuda hebat yang berhasil ditorehkan antara lain Contributor Essai dalam kegiatan Indonesia Youth Diversity Celebration di Lampung Th 2014 dengan Judul ” Fenomena Pernikahan Dini di Suku tengger; Peraih Penghargaan Satu Indonesia Awards dari ASTRA Th 2016 bidang kesehatan dengan Program Posyandu Remaja; Penghargaan Remaja Sehat oleh Dinkes kab Pasuruan Th 2017.
Nah, bagi anda rekan-rekan pembaca yang terlewat, atau tidak sempat mengikuti diskusi kemarin, berikut ini kami informasikan materi yang disampaikan oleh para narasumber, dan juga anda bisa mengikuti semua diskusi yang terjadi selama kegiatan tersebut. Semoga bermanfaat!
Materi Narasumber Pertama: Siti Khumaidah, SKM
Sekilas saya akan sedikit menceritakan kenapa kemudian ada Posyandu Remaja, dan kenapa Kementrian Kesehatan menerima ide ini, dan ingin mereplikasi keseluruh pelosok di Indonesia.
Secara garis besar mengapa dibentuk Posyandu Remaja adalah Pemerintah ingin memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh kepada seluruh masyarakat Indonesia di setiap kelompok umur tanpa diskriminasi gender, status sosial, status pendidikan ataupun budaya.
Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakt dapat menikmati hidup sehat.
Selain itu, dalam mendukung keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan kesehatan sesuai Rencana Strategis Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015, dalam Renstra disebutkan bahwa salah satu acuan bagi arah kebijakan Kementerian Kesehatan adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan berkesinambungan (continoum of care).
Faktanya, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia tahun 2015 (GSHS):
- Sebanyak 41,8% laki-laki dan 4,1% perempuan mengaku pernah merokok
- 14,4% laki-laki dan 5,6% perempuan pernah mengkonsumsi alkohol
- 2,6% laki-laki pernah mengkonsumsi narkoba
- 8,26% pelajar laki-laki dan 4,17% pelajar perempuan usia 12-18 tahun pernah melakukan hubungan seksual, yang otomatis hal ini juga turut menyumbang adanya AKI dan AKB di Indonesia.
Kompleksnya permasalahan kesehatan pada remaja, tentunya memerlukan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan semua unsur dari lintas program dan sektor terkait.
Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja sebagaimana dimaksud pada Pasal 28 ayat 3 bahwa pelayanan itu dilakukan paling sedikit melalui: Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Pengembangan PKPR di Puskesmas sampai tahun 2017 awal sudah mencapai 5015 Puskesmas yang tersebar di 514 kabupaten/kota. Akan tetapi awal 2018 turun menjadi 4000-an, dan masih dibawah 20% untuk remaja yang mengakses layanan tersebut (untuk konseling dll).
Hal ini menunjukkan begitu besar jumlah remaja yang membutuhkan tempat yang dapat diakses dengan mudah untuk menyelesaikan dan mendiskusikan masalah kesehatannya selain dari fasilitas kesehatan yang sudah tersedia.
Pembentukan Posyandu Remaja diharapkan dapat menjadi wadah untuk memfasilitasi remaja dalam memahami permasalahan kesehatan remaja, menemukan alternatif pemecahan masalah, membentuk kelompok dukungan remaja, memperluas jangkauan Puskesmas PKPR, terutama bagi remaja daerah yang memiliki keterbatasan akses.
Adapun Kebijakan Strategis yang sudah diambil oleh pemerintah dalam hal ini adalah Kemenkes, antara lain:
- Pemerintah dalam hal ini kemenkes menggandeng WHO Indonesia (sebagai penyedia dana) untuk membuat JUKNIS Posrem yang selama ini sudah banyak berjalan di berbagai daerah
- Pemerintah menggandeng lintas kementrian (kemendes, kemenag), menggandeng BKKBN juga NGO dan beberapa teman Puskesmas yang sudah mengimplementasikan program Posrem untuk merumuskan JUKNIS Posrem
- Tahun 2018 awal kemenkes sudah mensosialisasikan Juknis Posrem kurang lebih ke 15 Provinsi di Indonesia, sisanya tahun depan
Tahun 2018 Kemenkes juga mengujicobakan Juknis ke beberapa daerah yang sudah mengimlementasikan Posrem, harapannya diakhir 2018 akan ada penyempurnaan Juknis Posrem, sehingga awal 2019 bisa merevisi Juknis Posrem yang sudah ada sebelum akhirnya akan dicetak dan diperbanyak dalam bentuk hard copy.
Download Materi Narasumber Pertama
Pemerintah berharap dengan adanya Posyandu Remaja ini adalah:
Semua daerah lintas sektor lintas dinas bekerjasama untuk membentuk posyandu remaja di daerah di seluruh plosok Indonesia, sehingga mimpi pemerintah untuk memberikan layanan kesehatan tanpa diskriminasi bisa terwujud, termasuk untuk remaja. sehingga angka pernikahan dini perlahan turun, AKI menurun, penyakit menular dan tidak menular menurun, imunisasi pada remaja meningkat, dan tentunya derajat kesehatan masyarakat juga akan meningkat. selain itu pemerintah berharap dengan adanya posyandu remaja, tingkat partisipasi remaja dalam berkontribusi di Masyarakt dapat meningkat dan tentunya juga kami berharap remaja bisa mengembangkan minat dan bakatnya sesuai dengan keinginannya dengan diwadahi oleh Posyandu remaja.
Download Juknis Posyandu Remaja Kemenkes 2018
Materi Narasumber Kedua: Yoga Andika
Ketika kita ingin mengimplementasikan posyandu remaja maka harus kerjasama dengan pihak yang terkait. Akan tetapi sebelum itu maka harus ada kemaun dan keiklasan dari dalam diri kita sendiri.
Setelah hal tersebut terlaksana maka barulah kita menjalankan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait seperti, remaja itu sendiri untuk dijadikan kader posyandu remaja, tenaga kesehatan, pihak pemerintahaan dan kerjasama-kerjasama dengan lembaga lain yang sekiranya nanti bisa membatu terlaksananya program posyandu remaja ini.
Actor yang terlibat dalam Posyandu Remaja Tosari ialah Laskar Pencerah, Pencerah Nusantara, Pemerintah Desa Wonokitri, Puskesmas Tosari. Lembaga-lembaga inilah yang membantu dalam pelaksanaan Posyandu Remaja.
Kemudian tahapan membentuk Posyandu Remaja antara lain:
- Membangun komitmen stakeholder
- Sosialisasi program
- Pemilihan kader
- Pelatihan kader
- Pelaksanaan posyandu remaja
Dampak dari Posyandu Remaja antara lain:
- Pembanguna partisipasi remaja untuk pembanguna negeri
- Mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada remaja
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampial remaja yang sekolah mau pun putus sekolah
- Meningkatkan kerjasama lintas sector
- Mampu mengurangi permasalahan tentang kesehatan yang terjadi pada remaja
Pembelajaran yang kita dapat dalam posyandu remaja ialah kita bisa memahami setiap individu remaja tentang apa yang dikeluhkanya. Kemudian rasa bangga bisa berbagi pengalaman menjadikan dorongan dan motivasi untuk maju. Lalu kedekatan kita dengan remaja posyandu remaja meningkatkan silahturahmi dan kedekatan yang sangat erat seperti selayaknya saudara sendiri.
Download Materi Narasumber Kedua
Materi Narasumber Ketiga: Ilham Rusting, Amd.Gz
Beberapa fakta yang menunjukkan bahwa saat ini remaja membutuhkan perhatian khusus untuk menghadapi berbagai tantangan adalah data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yang menunjukkan bahwa 28% remaja perempuan dan 24% remaja laki-laki meminum minuman beralkohol pada usia sebelum 15 tahun. Sekitar 2,8% remaja 15-19 tahun terlibat penyalahgunaan NAPZA, dan 0,7% perempuan dan 4,5% laki-laki umur 15-19 tahun melakukan hubungan seks pra-nikah.
Permasalahan-permasalahan yang terdapat diatas disebabkan juga karena pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi yang belum memadai. Melihat besaran berbagai permasalahan sebagaimana diuraikan diatas, maka sudah seharusnya pembinaan kesehatan remaja dijadikan sebagai bagian dari program prioritas pemerintah.
Puskesmas Entikong merupakan Pusat Kesehatan yang bergerak di barisan terdepan pemberi layanan kesehatan kepada masyarakat. Puskesmas ini merupakan Puskesmas Perbatasan yang ada di Kabupaten Sanggau yang telah memberikan pelayanan kesehatan kepada remaja melalui kegiatan PKPR. Meskipun program PKPR ini sudah diterapkan di Puskesmas Entikong, namun pelaksanaannya belum berjalan secara optimal. Berdasarkan hasil analisis capaian kegiatan Puskesmas Entikong.
Pada tahun 2015 tentang kegiatan Pelayanan kesehatan pada remaja, ditemukan beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, diantaranya adalah remaja belum sepenuhnya mengetahui kegiatan Pelayanan kesehatan pada remaja yang ada di Puskesmas Entikong. Oleh karena itu, pada tahun 2016 bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kecamatan Entikong beserta pihak sekolah di Kecamatan Entikong tergerak untuk kembali memodifikasi dan mengaktifkan kembali kegiatan Pelayanan kesehatan pada remaja dengan menerapkan model kegiatan pelayanan kesehatan remaja yang sesuai dengan kebutuhan dan selera remaja (Berbasis Remaja).
Mengingat pentingnya kegiatan Pelayanan kesehatan pada remaja digiatkan kembali, maka penulis mencoba menawarkan inovasi yang tepat sasaran. kegiatan yang ditawarkan didesain dengan nama kegiatan Posyandu Remaja Berbasis Sekolah.
Segmen komunitas anak sekolah menjadi sasaran kami karena dinilai lebih efektif untuk mengejar sasaran ditengah sulitnya mengumpulkan para remaja dalam sebuah kegiatan, dengan adanya kerjasama dengan pihak sekolah, maka kegiatan posyandu remaja menjadi lebih terkoordinir dibawah bimbingan pihak sekolah.
Download Materi Narasumber Ketiga