Sekitar 210 massa dari Aliansi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat melakukan aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta menolak adanya pameran industri rokok atau World Tobacco Process and Machinery (WTPM). Rencananya pameran itu akan digelar pada tanggal 17-18 Mei 2017 mendatang di Jakarta International Expo Kemayoran.
“Kami menolak secara tegas pameran WTPM di Jakarta, kegiatan itu memamerkan industri-industri rokok. Pameran ini punya peluang untuk akhirnya mengembangkan atau menghadirkan inovasi-inovasi rokok lebih masuk ke remaja-remaja. Hal itu justru malah akan berbahaya untuk remaja karena berakibat remaja semakin aware, dan jumlah konsumsi rokok akan semakin meningkat,” kata Koordinator Aksi, Manik Marghanamahendra, Minggu (30/4/2017).
Para massa aksi dari kalangan mahasiswa ini juga menilai jika acara WTPM di Indonesia merupakan tanda absennya peran pemerintah, dalam melindungi masyarakat dan memajukan kesejahteraan umum.
“Hingga saat ini penghasilan buruh tani tidak mencapai Upah Minimum Regional (UMR) di wilayahnya. Adanya pernyataan 64 persen petani yang ingin beralih ke usaha lain yang memiliki keuntungan lebih besar. Intinya, buruh dan petani tembakau konvensional belum sejahtera,” sambungnya.
Pameran yang merupakan bentuk pengajuan usulan mekanisasi proses produksi rokok ini merupakan sebuah ironi. Industri rokok dan pemerintah menjanjikan perlindungan buruh dan petani tembakau secara ekonomi justru mengancam keberadaan mereka melalui modernisasi pada proses produksi rokok. Namun, secara harfiah berarti mengurangi campur tangan buruh dan petani tembakau dalam produksinya.
“Buruh dan petani tembakau yang pada dasarnya tidak sejahtera akan menjadi semakin terpuruk. Hal ini sangatlah tidak sejalan dengan apa yang dicita-citakan oleh pemerintah,” ungkap Manik.
Aliansi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat ini menolak WTPM karena dinilai merupakan bentuk dari penjajahan modern di Indonesia.
saya juga setuju dengan aksi penolakan ini