Anak-anak menghabiskan mayoritas harinya mengenyam pendidikan di sekolah. Pendidikan berkualitas seharusnya termasuk penyediaan akses ke air minum, sanitasi, dan higiene. Tersedianya ketiga fasilitas tersebut dapat memberi dampak positif pada performa dan kesehatan anak sekolah. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa anak yang minum air sesuai kebutuhan memiliki daya pikir yang lebih baik.
Secara global, layanan air minum yang tersedia di sekolah-sekolah meningkat sebanyak 1,32% setiap tahunnya sejak 2015 sampai 2023. Artinya, pada tahun 2023, delapan dari sepuluh anak memiliki akses terhadap air minum bersih di sekolahnya. Akan tetapi, untuk mencapai target akses air minum secara universal pada tahun 2023, masih diperlukan dua kali lipat peningkatan dari progres yang berjalan saat ini.
Kebutuhan air tiap individu dapat berbeda-beda tergantung faktor usia, jenis kelamin, frekuensi aktivitas fisik, dan faktor lingkungan. Pada rentang usia 4–8 tahun, diperkirakan anak-anak memerlukan 1700 mL/hari. Sedangkan pada anak berusia lebih tua, di rentang usia 9–13 tahun, memerlukan 2400 mL/hari bagi laki-laki dan 2100 mL/hari bagi perempuan. Memasuki usia remaja, anak-anak berumur 14–18 tahun memerlukan 3300 mL/hari untuk anak laki-laki dan 2300 mL/hari untuk anak perempuan.
Bahaya Kurang Minum Air
Apa yang akan terjadi bila anak tidak minum air yang cukup? Tubuh anak akan kekurangan cairan atau yang biasa disebut dehidrasi. Dehidrasi ini memiliki tingkatan mulai dari ringan sampai berat.
Tanda-tanda dehidrasi antara lain rasa haus, kencing berkurang, kencing berwarna pekat, mata cekung, tidak ada air mata saat menangis, turgor kulit yang kembali lambat, sampai penurunan kesadaran. Keadaan dehidrasi pada anak-anak perlu diidentifikasi dan ditangani dengan cepat. Dehidrasi berat dapat menyebabkan syok dan bahkan kematian.
Banyaknya Manfaat dari Minum Air
Di awal artikel sudah dibahas sekilas mengenai manfaat minum air bagi anak-anak sekolah. Tapi, kenapa rajin minum air dapat membuat prestasi anak di sekolah meningkat? Ternyata, kehilangan sedikit saja total air dalam tubuh bisa menyebabkan penurunan kemampuan kognitif.
Pada suatu penelitian yang diterbitkan pada Jurnal Nutrients, pada anak-anak yang belum diberi minum, pemberian air sebanyak 300 mL dapat memperbaiki memori jangka pendeknya. Perbaikan ini berpengaruh besar terhadap kecapakan siswa dalam memahami pelajaran yang sedang berlangsung. Selain itu, air minum yang cukup juga dapat meningkatkan kemampuan motorik halus dan atensi visual yang terutama diperlukan di pelajaran-pelajaran yang membutuhkan banyak kemampuan membaca. Konsumsi air yang cukup juga membantu anak terhindar dari berat badan berlebih dan risiko memiliki gigi berlubang.
Pertanyaan selanjutnya mungkin adalah bagaimana cara agar anak mendapat kecukupan air dalam kesehariannya? Sebuah studi di Massachusetts membandingkan kebiasaan minum anak selama setahun, di saat sebelum dan sesudah pengadaan pancuran air minum (water fountain) serta pemberian botol minum bagi siswa. Hasilnya menunjukkan konsumsi air meningkat jika tersedia air minum gratis dan mudah didapat di lingkungan sekolah. Sekolah juga dapat mendukung lebih jauh gerakan rajin minum air ini dengan mengontrol jenis minuman lain yang dijual di kantin sekolah. Anak-anak seringkali lebih tertarik dengan minuman manis seperti soda, teh kemasan, dan berbagai minuman es dibanding dengan air putih.
Peran orang tua dalam hal ini juga tak kalah penting. Pembiasaan minum air dapat dimulai dari rumah, seperti menyediakan air putih di setiap jam makan, memberi contoh anak dengan mengurangi konsumsi minuman manis, kebiasaan membawa botol air minum sendiri, dan pengawasan jumlah air harian yang dikonsumsi oleh anak-anak akan lebih menjamin anak mendapat kebutuhan cairan agar pertumbuhan dan perkembangannya lebih optimal.
Referensi
American Heart Association. (2020). ‘Water Access in Schools Fast Facts’, Tersedia di: https://voicesforhealthykids.org/assets/resources/water-access-in-schools-fast-facts—february-2020-1582746312.pdf (Diakses 26 Agustus 2024).
UNICEF. (2024). ‘WASH in schools’, Tersedia di: https://data.unicef.org/topic/water-and-sanitation/wash-in-schools/ (Diakses 26 Agustus 2024).
Drozdowska, A., Falkenstein, M., Jendrusch, G., Platen, P., Luecke, T., Kersting, M., & Jansen, K. (2020). ‘Water Consumption during a School Day and Children’s Short-Term Cognitive Performance: The CogniDROP Randomized Intervention Trial’, Nutrients, 12(5), pp. 1297. Tersedia di: https://doi.org/10.3390/nu12051297.
Setyawan, FB. and Sofyan, I. (2024). ‘Pentingnya Minum Air Putih bagi Kesehatan Siswa Sekolah Dasar’, Jurnal Basicedu, 8(1), pp. 299-305.
Yolanda, N. (2016). ‘Kebutuhan Air pada Anak’, Tersedia di: https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kebutuhan-air-pada-anak (Diakses pada 26 Agustus 2024).
Artikel edukasi Air Minum ini sudah di-review oleh:
Annisa Lihusnihina Amalia, S.KM
Programer Promkes Puskesmas Cisaruni
Puskesmas Cisaruni
Alamat: Jalan Cisinga Bantarpayung, Desa Cisaruni, Kecamatan Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46466