Audit Maternal Perinatal atau AMP adalah serangkaian program penelusuran dari Kementerian Kesehatan untuk mencari sebab kematian atau kesakitan ibu, perinatal, dan neonatal guna mencegah kesakitan dan kematian serupa di masa yang akan datang. Kegiatan ini bertujuan untuk menentukan sebab dan faktor yang berkaitan dengan kesakitan dan kematian ibu serta perinatal. Dalam rangka penerapan program ini, Puskesmas Ngawen 2 mengadakan AMP Sosial di lingkup kerja puskesmas.
Acara yang diselenggarakan pada Jumat, 30 Agustus 2024 ini dihadiri oleh berbagai pihak dari lintas sektor di wilayah kerja Puskesmas Ngawen 2 meliputi lurah, kepala dusun atau kamituwo, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), babinsa, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (bhabinkamtibmas), koordinator kader, PKK Kalurahan, KUA (Kantor Urusan Agama), serta kepala sekolah SMP dan SMA di wilayah kerja Ngawen 2. Acara yang dimulai pukul 07.30 WIB ini dipimpin oleh Ibu Listiyani Ritawati, S.Tr.Keb, Bdn yang merupakan Koordinator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Ngawen 2 dan memiliki agenda utama pembahasan penyebab kematian ibu dan bayi, pencegahan kematian ibu dan bayi, serta penyampaian hasil evaluasi dan menindaklanjuti kegiatan semester 1 dan semester 2.
Angka kematian ibu dan bayi masih menjadi indikator penting kesehatan masyarakat di Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan negara dengan angka kematian ibu dan bayi tertinggi ke-3 di ASEAN. Kementerian Kesehatan menyebutkan sebagian besar kematian bayi baru lahir disebabkan oleh BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah), kesulitan bernapas saat lahir, dan infeksi. Sementara itu, penyebab kematian ibu dapat dirumuskan dengan 4 Terlalu 3 Terlambat, yaitu
- Terlalu muda (< 20 tahun)
- Terlalu tua (> 35 tahun)
- Terlalu sering atau memiliki banyak anak (> 3 anak)
- Terlalu dekat jarak kelahirannya (< 2 tahun)
- Terlambat mengambil keputusan
- Terlambat sampai di fasilitas kesehatan
- Terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat karena sudah terlambat sampai di fasilitas kesehatan
Selain itu, tingginya angka kematian ibu dan bayi dapat disebabkan dari berbagai faktor risiko yang dimulai dari sebelum masa kehamilan, seperti kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang energi kronik, obesitas, atau mempunyai penyakit penyerta seperti tuberkulosis. Faktor lain seperti kondisi kehamilan dengan hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, dan infeksi juga menjadi penyebab terjadinya kematian ibu dan bayi.
Setelah pemaparan materi, diskusi menarik tentang Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) di wilayah kerja puskesmas juga dilakukan. Dalam diskusi ini beberapa kasus yang berkaitan dengan KTD bagi remaja atau Pasangan Usia Subur (PUS) di wilayah kerja KB dan Puskesmas Ngawen 2 juga menjadi pembahasan yang menarik, karena hal ini juga dapat memicu terjadinya masalah kesehatan maupun terjadinya kasus kematian pada ibu dan bayi.
Berdasarkan hasil diskusi pada kegiatan ini, Puskesmas Ngawen 2 dan peserta merencanakan kegiatan lanjutan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya KTD serta kematian ibu dan bayi di wilayah kerja puskesmas. Beberapa kegiatan lanjutan yang dibahas diantaranya:
- Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PKLB) akan menguatkan program KB di lingkup masyarakat
- Kementerian Agama atau KUA akan memberikan edukasi di sekolah-sekolah dan calon pengantin untuk penguatan karakter
- PKK kalurahan akan melakukan penguatan dan pemantapan orang tua dalam pendampingan remaja dengan cara mengadakan penyuluhan di padukuhan
- Babinsa dan Bhabinkamtibmas akan bekerjasama dengan sekolah untuk mengadakan sweeping keliling setiap pagi guna memastikan anak-anak tidak membolos. Babinsa dan Bhabinkamtibmas juga akan melakukan penyuluhan NAPZA di sekolah-sekolah sebagai upaya penguatan karakter bagi siswa-siswi.
Dengan adanya kegiatan ini panitia mengharapkan keberlanjutan kegiatan ANC Terpadu yang sesuai dengan target, sebuah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas untuk ibu hamil dengan tujuan kehamilan yang sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat. Selain itu, peserta juga mengharapkan adanya penjadwalan ANC Terpadu agar dapat memberikan kemudahan transportasi untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas.
Panitia juga mengharapkan adanya validasi ulang untuk ASI ekslusif agar kader memahami definisi operasional guna mempermudah pembacaan data dan dilakukannya penyuluhan terkait ASI eksklusif. Selain itu, diharapkan adanya pembentukan posyandu remaja di setiap padukuhan, serta penguatan KB yang bekerjasama dengan kader di setiap padukuhan. Pendampingan kader kepada ibu hamil resiko tinggi juga perlu diperketat guna mengurangi risiko kematian ibu dan bayi. Kerjasama dengan sekolah di wilayah kerja juga harus terjalin untuk mempermudah pengadaan kegiatan positif untuk anak sekolah.
Referensi:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Kemenkes Perkuat Upaya Penyelamatan Ibu dan Bayi. Diakses 14 September 2024 dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210914/3738491/kemenkes-perkuat-upaya-penyelamatan-ibu-dan-bayi/
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Agar Ibu dan Baayi Selamat. Diakses 14 September 2024 dari https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240125/3944849/agar-ibu-dan-bayi-selamat/
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Warta KESMAS: Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Tersedia dari https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Warta-kesmas-edisi-3-2018_1219.pdf
_______
Artikel ini telah direview oleh:
Ifah Hanni Bagaswari, Amd.Keb
Tenaga Promkes Puskesmas Ngawen 2 Gunungkidul
Puskesmas Ngawen 2 Gunungkidul
Jl. Raya Tancep – Ngawen, Tancep, Kec. Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Whatsapp: +6281329945600
Instagram: @puskesmasngawen2.gk