Viral! Kasus gangguan ginjal yang dialami anak-anak sampai harus melakukan cuci darah. Dilansir dari Kompas.id, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengungkapkan cuci darah atau hemodialisis yang terjadi pada anak bukanlah fenomena baru. Memang sebelumnya anak-anak sudah sering melakukan cuci darah terutama di RSCM. Hal ini dikarenakan belum ada rumah sakit di Indonesia yang menyediakan fasilitas dialisis khusus anak. dr. Piprim juga mengatakan secara nasional kasus gagal ginjal pada anak yang mengakibatkan mereka harus cuci darah tidak mengalami lonjakan, tidak seperti tahun lalu ketika ada kasus keracunan obat.
Dokter Spesialis Anak RSCM, Dr. dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) menyebutkan anak yang secara rutin melakukan dialisis di RSCM sekitar 60 pasien dan yang melakukan cuci darah hanya sekitar 30 anak. Sejalan dengan penjelasan dr. Piprim, dr. Eka juga menekankan bahwa RSCM menjadi rumah sakit rujukan dan pengampu uronefrologi di Indonesia. Sampai saat ini belum ada data nasional pasti dari Kementerian Kesehatan RI mengenai jumlah anak yang melakukan cuci darah.
Lalu, Apa Itu Cuci Darah?
Cuci darah atau hemodialisis adalah cara perawatan medis yang diberikan untuk menggantikan fungsi ginjal di saat sedang bermasalah. Dilansir dari Halodoc, cuci darah ternyata tidak hanya diperuntukkan bagi pengidap gangguan ginjal saja.
Ada beberapa kondisi medis tertentu yang juga membutuhkan cuci darah, seperti pengidap jantung kronis, orang yang mengalami keracunan berat, orang dengan kadar kalium yang terlalu tinggi pada darah dan beberapa kondisi medis lainnya.
Apa yang Dimaksud dengan Gagal Ginjal?
Menurut Kemenkes RI, gagal ginjal merupakan suatu kondisi dimana ginjal sudah tidak bisa menjalankan fungsinya untuk menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah.
Terdapat 2 macam gagal ginjal yaitu:
- Gagal ginjal akut adalah perubahan fungsi ginjal yang terjadi mendadak atau akut dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan.
- Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal baik secara struktur maupun fungsinya dalam jangka waktu 3 bulan atau lebih.
Faktor Apa yang Menyebabkan Anak Terkena Gagal Ginjal?
Faktor risiko gagal ginjal yang terjadi pada anak-anak dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
- Kelainan bawaan yang dimiliki sejak lahir seperti ginjal polikistik atau hipoplasia ginjal.
- Glomerulonnefritis adalah peradangan yang terjadi di glomeruli (bagian ginjal yang membantu menyaring darah).
- Infeksi ginjal seperti pielonefritis.
- Penyakit autoimun seperti lupus atau nefritis interstisial.
Perhatikan Gejala Gagal Ginjal pada Anak Berikut Ini!

Dari gejala-gejala tersebut, setiap orang memiliki kemungkinan mengalami gejala yang berbeda. Hal ini tergantung dari seberapa parah kondisi penyakit ginjal yang dideritanya.
Jika Sudah Terlanjur Sakit, Bagaimana Mengobatinya?
Nah, penyakit gagal ginjal ini dapat diatasi dengan beberapa metode pengobatan tergantung tingkat keparahannya, antara lain:
- Hemodialisis atau cuci darah, terbagi menjadi 2 metode yaitu:
- Menggunakan mesin cuci darah/ mesin dialisis (dialyzer). Metode ini dapat dilakukan di rumah sakit, pusat dialisis, atau di rumah dengan pengawasan dokter.
- Menggunakan membran peritoneum pasien (CAPD/ Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis). Metode ini bisa dilakukan di rumah, tetapi harus berdasarkan kategori pengidap, yakni yang telah didiagnosis gagal ginjal tahap akhir dan biasanya memerlukan tindakan cuci darah 2–3 kali dalam seminggu.
- Cangkok atau transplantasi ginjal adalah cara pengobatan atau terapi yang paling baik dilakukan, tetapi prosesnya memang memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu, pasien juga seringkali kesulitan dalam mendapatkan donor ginjal yang cocok.
- Pemberian obat-obatan sesuai resep dokter dan kebutuhan dari pengidap, seperti antihipertensi, diuretik, atau imunosupresan.
Lalu, Bagaimana Agar Anak Tidak Cuci Darah?

Nah, itu adalah beberapa poin yang bisa menjadi awareness bagi para orang tua. Jika ginjal anak sehat, cuci darah tamat!
Referensi
- Halodoc.com. (27 Februari 2019). Siapa yang Perlu Lakukan Cuci Darah. Dikutip dari: https://www.halodoc.com/artikel/siapa-yang-perlu-lakukan-cuci-darah.
- Health.kompas.com. (24 September 2020). Cuci Darah: Pengertian, Proses, Efek Samping. Dikutip dari: https://health.kompas.com/read/2020/09/24/193100568/cuci-darah–pengertian-proses-efek-samping?page=all.
- Yankes.kemkes.go.id. (27 Juli 2022). Gagal Ginjal Kronik dan Penyebabnya. Dikutip dari: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/582/gagal-ginjal-kronik-dan-penyebabnya.
- Siloamhospitals.com. (29 Januari 2024). Gagal Ginjal – Penyebab, Jenis, dan Cara Meencegahnya. Dikutip dari: https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/gagal-ginjal#mcetoc_1hgf4tf5f35.
- Health.kompas.com. (26 Juli 2024). Viral Banyak Kasus Cuci Darah pada Anak di RSCM, Ini Faktanya. Dikutip dari: https://health.kompas.com/read/24G26093000368/viral-banyak-kasus-cuci-darah-pada-anak-di-rscm-ini-faktanya-.
- Ayosehat.kemkes.go.id. Gagal Ginjal Pada Anak. Dikutip dari: https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/pencegahan-infeksi-pada-anak/gagal-ginjal-pada-anak.
Artikel edukasi tentang kasus cuci darah pada anak-anak ini sudah direview oleh:
Agis Rahmat, S.Kep.,Ners
Programer Promkes Puskesmas Leuwisari
Artikel edukasi tentang kasus cuci darah pada anak-anak ini dipersembahkan oleh:
Puskesmas Leuwisari
Alamat: Jl. Leuwisari No. 25 Desa Arjasari Kec. Leuwisari Kab. Tasikmalaya Jawa Barat 46464
No. Telp: 0265-542756/08522310505