Siapa yang tidak mengenal hipertensi? Penyakit darah tinggi yang datang tiba-tiba tanpa ada gejala dan keluhan yang disebut dengan silent killer. Faktanya, hipertensi ini tidak hanya dialami oleh lansia saja, usia muda pun dapat mengalaminya.
Apa Itu Hipertensi?
Hipertensi merupakan kondisi medis kronis yang ditandai dengan peningkatan tekanan arteri terus menerus. Tekanan darah sistolik 130 mmHg atau lebih dan/atau tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmHg.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan studi kohor penyakit tidak menular (PTM) 2011-2021, hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat dengan persentase 10,2%.
Lebih dari satu miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami hipertensi. Perkiraan terbaru menunjukkan jumlah pasien hipertensi dapat meningkat sebesar 15–20% dan dapat mencapai 1,5 miliar pada tahun 2025.
Hipertensi Dialami Usia Muda Hingga Lansia
60% populasi hipertensi diderita oleh lansia 60 tahun ke atas. Hipertensi bukan hanya penyakit orang lanjut usia saja karena usia muda juga mengalaminya.
1 dari 8 orang berusia antara 20–40 tahun mengalami hipertensi. Menurut NHNES, berdasarkan usia, total prevalensi hipertensi pada 2017–2018 di usia 18 tahun ke atas adalah 45,4% dan lebih tinggi pada pria (51%) dibanding wanita (39,7%). Faktor sosial ekonomi serta adanya perubahan gaya hidup merupakan faktor risiko mengapa usia dewasa muda (20–40 tahun) mengalami hipertensi.
Proporsi penderita hipertensi umur 18–59 tahun yang kurang melakukan aktivitas fisik 1,9 kali lebih tinggi dibandingkan penderita hipertensi yang melakukan aktivitas fisik cukup.
Penyebab Hipertensi
Hipertensi dibagi 2, yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer biasanya idiopatik (tanpa adanya penyebab yang pasti) dan tekanan darah sistemik naik secara persisten. 90% kasus hipertensi didominasi oleh hipertensi primer. Sementara itu, hipertensi sekunder merupakan peningkatan tekanan darah yang penyebabnya dapat diidentifikasi.
Walaupun hipertensi primer ini idiopatik, ada beberapa faktor utama yang berperan terhadap terjadinya hipertensi, yaitu genetik, asupan garam, stres, dan obesitas. Ras, jenis kelamin, gaya hidup tidak sehat, merokok dan kurangnya aktivitas fisik juga dapat menjadi sebab hipertensi. Sementara itu, hipertensi sekunder penyebabnya dapat dikategorikan akibat adanya gangguan pada endokrin, vaskuler, renal parenkim, dan renovaskuler.
Mengapa Terjadi Hipertensi?
Faktor risiko yang telah disebutkan sebelumnya berpengaruh terhadap meningkatnya tekanan darah. Tekanan darah tinggi terjadi akibat abnormalitas resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung.
Apabila pembuluh darah mengalami penyempitan dan terjadi peningkatan kekentalan darah, resistensi pembuluh darah perifer meningkat. Jika hal ini terjadi, untuk mempertahankan agar aliran darah berjalan dengan semestinya, kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh harus lebih kuat sehingga curah jantung atau volume darah yang dipompa oleh jantung selama satu menit meningkat. Akibatnya terjadilah hipertensi.
Tanda dan Gejala
Walaupun tanda gejala dari hipertensi sulit untuk diketahui, ada keluhan non spesifik yang dialami oleh penderita hipertensi, yaitu sakit kepala, gelisah, pusing, jantung berdebar dan mudah lelah.
Bagaimana Jika Hipertensi Tidak Diatasi Sejak Usia Muda?
Hipertensi akan berdampak buruk untuk jangka panjang apabila tidak segera diatasi. Hal ini dikarenakan hipertensi menjadi penyebab utama seseorang menderita penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Contohnya, pada kasus stroke saat ini yang terjadi pada usia muda diakibatkan karena adanya dislipidemia, merokok, dan hipertensi, sedangkan pada pada lansia dikarenakan hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes melitus. Meskipun terdapat perbedaan pada urutannya, hipertensi tetap menjadi alasan yang sama mengapa seseorang mengalami stroke dan penyakit lainnya. https://www.um-surabaya.ac.id/article/dosen-um-surabaya-paparkan-penyebab-stroke-di-usia-muda
Cara Mencegah dan Mengobati Hipertensi
Seseorang yang menderita hipertensi disarankan untuk mengkonsumsi obat penurun tekanan darah yang diresepkan oleh dokter ketika berobat ke fasilitas layanan kesehatan, seperti puskesmas dan rumah sakit.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghindari hipertensi ini salah satunya dengan “PATUH”.
P – Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter. Selalu monitor apakah tekanan darah ataupun denyut nadi teratur atau tidak? Selain tekanan darah, periksakan juga terkait kolesterol dan gula darah.
A – Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
Penderita hipertensi perlu ikuti anjuran dokter apabila diharuskan mengonsumsi obat.
T – Tetap diet dengan gizi seimbang
Salah satu anjurannya adalah mengonsumsi garam, gula dan lemak sesuai anjuran. Garam tidak lebih dari 1 sendok teh per hari. Gula tidak lebih dari 4 sendok makan per hari. Lemak tidak lebih dari 5 sendok makan per hari. Jangan lupa selalu konsumsi buah dan sayur setiap harinya.
U – Upayakan aktivitas fisik dengan aman
Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit perhari dalam 3-5 kali per minggu.
Selain aktivitas fisik, juga kelola stress dan pola tidur teratur.
H – Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya
Pentingnya Kesadaran Sejak Usia Muda
Harapannya, masyarakat baik usia muda dan lansia dapat meningkatkan kesadarannya untuk menciptakan pola hidup yang baik agar terhindar dari hipertensi dan penyakit lainnya demi meningkatnya kualitas hidup bersama keluarga.
Mari mencegah hipertensi mulai dari diri kita sendiri. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Sumber:
Hedge S, Intisar A, Narothama. 2023. Secondary Hypertension. National Library of Medicine StatPearls. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544305
Hinton T, Zoe H, Richard P, Katrina A, Julian F, Emma C, Angus K. 2019. Investigation and Treatment of High Blood Pressure in Young People: Too Much Medicine or Appropriate Risk Reduction?. AHA Journal;75:16-22. https://www.ahajournals.org/doi/suppl/10.1161/HYPERTENSIONAHA.119.13820
Iqbal & Jamal. 2023. Essential Hypertension. National Library of Medicine StatPearls. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539859/
Rahmawati & Rosdina Permata Kasih. 2023. Hipertensi Usia Muda. GALENICAL. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malkussaleh Vol 2 (5): 11-26
Rokom. 2024. Bahaya Hipertensi, Upaya Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240518/5245526/bahaya-hipertensi-upaya-pencegahan-dan-pengendalian-hipertensi/
Yusuf & Boy. 2023. Manifestasi Klinis pada Pasien Hipertensi Urgensi. Jurnal Implementa Husada vol 4 (1): 1-9
Sumber foto:
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/
https://www.pexels.com/photo/a-man-monitoring-her-mother-s-blood-pressure-using-sphygmomanometer-7446754/
Artikel edukasi ini telah direview oleh:
Feby R Adiwijaya, S.Farm
Programer Promkes Puskesmas Pagerageung
UPTD Puskesmas Pagerageung
Jl. Raya Pagerageung No.1, Pagerageung, Kec. Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
Telepon: +62 821 4328 8865
Email: pkm.pagerageung@gmail.com
Instagram: @pkm_pagerageung