Apa itu TBC?
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, tetapi dapat menyebar ke organ lain, seperti selaput otak, kulit, tulang, dan kelenjar getah bening ketika bakteri keluar dari paru-paru melalui aliran darah. Kondisi ini disebut TBC Ekstra Paru.
TBC bukanlah penyakit keturunan atau akibat kutukan. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja. Bakteri TBC bisa berada dalam kondisi tidak aktif (laten) seumur hidup dan menjadi aktif saat daya tahan tubuh menurun.
Gejala TBC
Gejala utama TBC adalah batuk yang berkepanjangan, baik berdahak maupun tidak. Gejala lain yang menyertai meliputi demam dan meriang yang berlangsung lama, sesak napas dan nyeri dada, penurunan berat badan, kadang-kadang batuk disertai darah, berkurangnya nafsu makan, serta keringat berlebih di malam hari meskipun tanpa aktivitas fisik.
Kelompok Rentan
Kelompok yang paling berisiko termasuk anak-anak, penderita HIV/AIDS, orang lanjut usia, mereka yang menderita Diabetes Melitus (DM), individu yang sering berinteraksi langsung dengan pasien TBC, dan perokok aktif. Penyakit ini dapat menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya pada mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang rendah. Selain itu, risiko penularan TBC juga cukup tinggi bagi orang yang tinggal di tempat-tempat yang tidak memenuhi standar kesehatan, seperti daerah padat penduduk yang kumuh, institusi pendidikan dengan asrama, serta lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan.
Penularan TBC
Bakteri TBC dapat menyebar melalui udara ketika partikel dahak dari seseorang yang menderita TBC paru keluar saat batuk, bersin, atau berbicara. Percikan dahak ini mengandung bakteri dan dapat terbang di udara, sehingga dapat dihirup oleh orang lain. Jika orang yang terinfeksi memiliki daya tahan tubuh yang baik, mereka tidak akan langsung mengalami gejala TBC. Sekitar 5–10% dari mereka yang terpapar dapat mengembangkan penyakit TBC.
Pencegahan TBC
TBC dapat dicegah dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti berikut:
- Konsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
- Pastikan sirkulasi udara di rumah tetap baik dengan membuka pintu dan jendela setiap pagi untuk mendapatkan sinar matahari dan udara segar yang cukup.
- Jemur alas tidur agar tetap kering dan tidak lembab.
- Berikan vaksin BCG kepada anak-anak di bawah usia 5 tahun untuk mencegah TB berat, seperti meningitis dan milier.
- Lakukan olahraga secara rutin minimal dua kali seminggu.
- Hindari merokok.
- Jangan membuang dahak atau meludah sembarangan.
- Terapkan etika batuk dengan benar saat batuk atau bersin.
Pengobatan TBC
Pengobatan TBC berlangsung selama 6–8 bulan dan terbagi menjadi dua fase. Pada fase awal (intensif), obat harus diminum setiap hari selama 2 hingga 3 bulan. Selanjutnya, pada fase akhir, obat diminum tiga kali seminggu selama 4 atau 5 bulan.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk memahami gejala, risiko, dan cara pencegahan TBC untuk mengurangi penularan dari penyakit TBC. Jika Anda mengalami gejala TBC, segeralah periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Yuk, Cegah TBC! Sayangi diri dan keluargamu dari TBC.
Sumber:
Ayo Sehat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Tuberkolosis.
TB Indonesia. 2022. Informasi Dasar Seputar TBC.
Artikel Edukasi Pencegahan Tuberkolosis ini sudah direview oleh:
Hendra Koswara, S.K.M
Programer Promkes Puskesmas Taraju
UPTD Puskesmas Taraju
Jl. Raya Taraju No.149, Rt.16 Rw.1, Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46474