Puskesmas pembantu (Pustu) yang ada di hampir setiap desa akan ditutup oleh Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo. Menurutnya keberadaan Pustu sudah tidak begitu dibutuhkan oleh warga Tulungagung.
“Warga kita sekarang ini kan taraf ekonominya sudah tinggi, jadi banyak warga yang lebih suka pergi ke dokter daripada ke Pustu,” kata Syahri.
Meski demikian, untuk rencana penutupan Pustu, dirinya dan dinas terkait akan melakukan kajian lebih lanjut. Jangan sampai penutupan Pustu menjadi langkah yang keliru.
“Kita akan adakan kajian dan evaluasi lebih lanjut tentang penutupan Pustu,” imbuh Syahri.
Masih menurut Syahri, saat ini Pemkab Tulungagung juga kekurangan ASN di berbagai bidang.
Dengan ditutupnya Pustu, ASN yang ada bisa dialihkan ke instansi lainya yang kekurangan ASN.
“Kalau Pustu ditutup ASN nya bisa dialihkan ke dinas lainya, saat ini kita kekurangan ASN,” pungkas Syahri.
Sebelumnya, Pustu di Desa Sumberagung Rejotangan, dikeluhkan warga. Minimnya jam pelayanan membuat banyak warga kecele dan menganggap Pustu telah tutup.
“Beberapa kali datang, ditunggu hingga jam 9 belum buka dan bahkan jarang disapu. Sekitarnya banyak sampah dan rumput tak teratur. Akhirnya jika keluarga sakit saya ke Puskesmas Rejotangan, dokter praktik atau klinik swasta,” ungkap Han (samaran) warga sekitar.
Ternyata selain di Sumberagung, hampir rata-rata Pustu mengalami hal yang sama. Selain jarang buka Pustu sering hanya dijadikan posko bidan desa yang jam bukanya tidak teratur dan terjadwal.
Padahal menurut Dinas Kesehatan Tulungagung Jam buka Pustu di mulai jam 07.00- 12.00 setiap hari kerja dan harus membuka pelayanan buat masyarakat.
Sumber jatimtimes.com