Guna mencegah penyebaran penyakit kaki gajah atau filariasis di Kutai Timur, Pemkab dalam hal ini Dinas Kesehatan kembali melakukan pemberian pengobatan gratis. Salah satu langkah yang dilakukan adalah memberikan obat kepada masyarakat yang berusia dua hingga 70 tahun.
“Direncanakan pada Oktober nanti akan kita berikan obat secara gratis kepada masyarakat. Sebab, kita sudah dua tahun berturut-turut melakukan hal yang sama bulan depan,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadisnkes) Kutim dr Bahrani.
Dijelaskan, penyakit kaki gajah merupakan penyakit permanen, yang tidak dapat disembuhkan dan dapat mengakibatkan kecacatan. Sedangkan penularannya, dapat mudah menular melalui gigitan nyamuk dari penderita penyakit kaki gajah kepada orang lain.
Penyakit kaki gajah disebabkan oleh cacing filarial yang hidup di tubuh penderita dan dapat hidup selama empat sampai dengan enam tahun. Di Kutim sendiri tambahnya, terdapat 11 orang yang mengidap penyakit filariasis atau kaki gajah ini.
Jika di satu daerah sudah ada penderita penyakit kaki gajah diimbau seluruh masyarakat daerah itu melakukan pencegahan dengan mengkomsumsi obat kaki gajah agar tidak tertular. Yang wajib mengkomsumsi obat kaki gajah yakni warga berusia dua sampai dengan tujuh puluh tahun, tidak dalam keadaan hamil dan tidak mengidap penyakit berat seperti gagal ginjal, epilepsi dan lainnya.
Memasuki tahun ke tiga pemberian obat kaki gajah kepada masyarakat, Puskesmas Sangatta utara menggelar sosialisasi Pemberian Obat Massal Pencegahan Filariasis tahun ke tiga, yang dihadiri para ketua Rukun Tetangga (RT) se-Kecamatan Sangatta Utara.
Menurut Kepala Puskesmas Sangatta Utara, Priskila Rabok mengatakan, sosialisasi digelar untuk menggerakkan para RT agar mengajak warganya untuk datang mengambil obat dan mengkomsumsi obat tersebut. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan warga lebih memahami dan lebih sadar akan pentingnya pencegahan terhadap penyakit tersebut.
Penyakit kaki gajah merupakan penyakit yang dapat berakibat pembesaran dan pembengkakan pada bagian tubuh serta dapat menimbulkan cacat seumur hidup, sementara penularannya dapat dengan mudah, yakni melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filarial.
Sumber kutaitimur.merdeka.com