Pada artikel ini, CIMSA UPH akan mengangkat tema mengenai pentingnya imunisasi bagi anak.
Imunisasi merupakan sebuah proses terbentuknya daya tahan tubuh terhadap agen penyebab penyakit, sehingga tubuh akan memperoleh kekebalan sepenuhnya dari sebuah penyakit ataupun gejala yang timbul akan menjadi sangat ringan.
Imunisasi dapat diperoleh dari berbagai cara; baik secara natural melalui pembentukan sistem kekebalan tubuh saat seseorang terkena infeksi atau bayi yang menerima ASI eksklusif, maupun secara buatan seperti melalui transfer antibodi dan vaksinasi.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2019, sebanyak 19.7 juta anak-anak dibawah umur 1 tahun tidak pernah mendapatkan vaksin dasar. Lalu bagaimana dengan keadaan atau implementasi vaksinasi di Indonesia?
Indonesia sendiri merupakan negara dengan prevalensi tinggi anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Riskesdas 2018, data anak berusia 12-23 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap di Indonesia hanya sekitar 58% dari sekitar 6 juta anak yang seharusnya memperoleh vaksinasi.
Pemerintah telah membentuk berbagai program imunisasi dasar secara gratis melalui Puskesmas serta Posyandu. Namun, kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat dari imunisasi masih menjadi tantangan tersendiri dalam meningkatkan cakupan imunisasi di Indonesia.
Vaksinasi merupakan salah satu cara imunisasi dengan menggunakan vaksin, yaitu senyawa biologis yang diciptakan dari agen (atau komponen dari agen) penyebab penyakit yang dilemahkan.
Sebelum vaksin diproduksi, vaksin akan melalui serangkaian penelitian dan standarisasi, sehingga vaksin akan terjamin aman untuk digunakan.
Vaksin bekerja dengan menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk menjalankan respon imun yang akan mengenali dan menghancurkan agen penyebab penyakit, serta membentuk sistem kekebalan tubuh adaptif yang membuat tubuh dapat “mengingat” agen penyebab penyakit sehingga penanganannya lebih cepat dan efektif bila terpapar kembali.
Pada tahun 1974, World Health Organization (WHO) menerbitkan sebuah Program Pengembangan Imunisasi atau PPI yang bertujuan untuk menjamin perlindungan bagi anak-anak dari enam jenis Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), yaitu meliputi Tuberkulosis, Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis dan Campak.
Hingga tahun 1990, imunisasi rutin berhasil melindungi lebih dari 80% anak-anak di seluruh dunia dari enam jenis penyakit pada PD3I. Setelah itu, beberapa negara kemudian menambahkan beberapa vaksin lain dalam imunisasi rutin seperti Hepatitis B, Rotavirus, Haemophilus B, dan lainnya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi, tujuan umum imunisasi ialah untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat PD3I.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan agar anak berusia 0-18 tahun memperoleh 16 macam imunisasi yang dibagi dalam dua kelompok besar yaitu Imunisasi Program dan Imunisasi Pilihan.
- Imunisasi Program, yaitu imunisasi yang diwajibkan kepada masyarakat oleh pemerintah Indonesia. Di dalam Imunisasi Program sendiri terdapat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) bagi bayi berusia 0-9 bulan, meliputi imunisasi vaksin Hepatitis B, Polio, BCG, Campak, dan Pentavalen (DTP-HB-HiB).
- Imunisasi Pilihan hanya diberikan kepada individu menurut kebutuhannya sehingga tidak diwajibkan pemerintah NKRI (non-PPI); Imunisasi Pilihan meliputi imunisasi vaksin PCV, Rotavirus, Influenza, MMR/MR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, HPV, Japanese Encephalitis, serta Dengue.
Melalui artikel ini, CIMSA UPH ingin mengajak seluruh masyarakat untuk lebih memahami mengenai pentingnya vaksinasi dan mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Perlu diperhatikan bahwa imunisasi tidak hanya ditujukan bagi bayi atau anak-anak, melainkan juga mereka yang sudah dewasa. Lalu kapan saja masyarakat perlu melakukan vaksinasi?
Berikut dilampirkan jadwal imunisasi untuk usia 0-18 tahun berdasarkan IDAI 2017:
Keterangan gambar:
- Kolom hijau menandakan jadwal pemberian imunisasi optimal sesuai usia
- Kolom kuning menandakan masa untuk melengkapi imunisasi yang belum lengkap
- Kolom biru menandakan imunisasi penguat atau booster
- Kolom warna merah muda menandakan imunisasi yang direkomendasikan untuk daerah endemik.
Untuk memperoleh efek perlindungan yang maksimal, seluruh jenis vaksin baik yang merupakan imunisasi wajib maupun imunisasi pilihan sangat direkomendasikan untuk dilakukan.
Penulis:
1. Jeskry Thiono
Local Exchange Officer for Outgoing CIMSA UPH 2020/2021
2. Shally Chandra
Vice Local Coordinator for External Affairs CIMSA UPH 2020/2021
Sumber:
- https://www.historyofvaccines.org/
- https://in.vaccine-safety-training.org/
- http://hukor.kemkes.go.id/
- https://www.idai.or.id/
- https://www.who.int/
- RISKESDAS 2018. Cakupan imunisasi dasar pada anak umur 12-23 di Indonesia.
- RISKESDAS 2018. Cakupan imunisasi dasar pada anak umur 12-23 di Indonesia.