Para siswa di tingkat SD di Kabupaten Bantul bakal punya dua rapor. Selian rapor akdemik, peserta didik memperoleh rapor khusus pemantauan kesehatan. Pada Rabu (27/9) sebanyak 4.400 eksemplar buku rapor kesehatan dibagikan ke sejumlah sekolah. Sekolah yang mendapatkan Buku Rapor adalah SD Sayegan Pundong, SD Tamanan banguntapan, SD Padukan II Kasihan dan SD Bantul I.
Ada dua jenis buku, yakni buku catatan kesehatan dan informasi kesehatan. Masing-masing buku mempunyai fungsi yang berbeda. Buku rapor catatan kesehatan, terdapat beberapa penilaian, dari riwayat kesehatan anak hingga riwayat kesehatan keluarga. Baik penyakit menular maupun tidak menular.
Berbeda dengan buku rapor catatan kesehatan, buku informasi kesehatan berisi tentang penjelasan berbagai resiko kesehatan yang bisa dialami anak-anak hingga remaja. Kepala bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Kesmas Dinkes) Bambang Agus Subekti menjelaskan, buku catatan kesehatan dipakai untuk memantau status kesehatan siswa.
“Layaknya buku KIA untuk ibu hamil dan anak. Buku ini merupakan sarana konseling dan edukasi,” paparnya Rabu (27/9).
Sri Sudewi, SST, MPH Kepala Seksi Promosi dan Kesehatan Masyarakat mengungkapkan, buku tersebut diidstribusikan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) untuk diuji coba. Karena itu jumlahnya terbatas. Hanya ada beberapa sekolah yang mendapat jatah buku tersebut. Khususnya sekolah yang memiliki UKS aktif.
Pogram ini diharapkan dapat menekan angka kematian ibu dan bayi (AKI-AKB) sejak dini. Dewi mencontohkan kasus anemia,jika hal tersebut tidak terdeteksi sejak dini dapat meningkatkan resiko pendarahan ketika hamil.
“Karena itu, pemantauan sejak dini perlu dilakukan,” jelasnya. Ia juga menambahkan, pencatatan dilakukan oleh guru UKS bersama petugas puskesmas. Sedangkan pengisian riwayat kesehatan dilakukan oleh wali murid kelas 1 SD. Kemudian petugas Puskesmas atau guru UKS menindaklanjuti hasil nilai dari rapor kesehatan siswa, berupa tindakan medis.
Sumber dinkes.bantulkab.go.id/