Dinas kesehatan Gresik kembali melatih surveyor kesehatan masyarakat. Sebelumnya sudah ada enam puskesmas yang telah mendapat pelatihan. Pelatihan ini diperuntukkan puskesmas agar memiliki surveyor yang cekatan dan tegas dalam mendata serta melihat kondisi kesehatan masyarakat.
“Dilakukan persamaan persepsi saat menjadi surveyor di lapangan,” jelas Nur Saadah, Fasilitator Keluarga Sehat, kemarin di Dinas Kesehatan.
Pada pelatihan kedua ini, diikuti tujuh puskesmas yaitu puskesmas alun-alun, Sukomulyo, Indro, Gending, Nelayan, Balongpanggang dan Benjeng. Masing-masing puskesmas mengirim 5-7 surveyor.
Nur menjelaskan pelatihan secara teknis ini memang harus ruin dilakukan agar permaslahan di lapangan bisa diselesaikan. Selanjutnya bisa mendapat cakupan data terkait kesehatan keluarga dengan baik dan benar. Tentunya, merujuk pada 12 indikator kesehatan keluarga.
Diantaranya, terkait kepesertaan KB, ibu bersalin di Fasilitas kesehatan, imunisasi dasar lengkap, ASI ekslusif, pertumbuhan balita, pengendalian penyakit menular, penderita TB, Penderita hipertensi,gangguan jiwa berat, prilaku dan kesehatan lingkungan, keaktifan merokok, penggunaan air bersih, kepemilikan jamban sehat hingga terdaftarnya diri sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Gresik Ummi Khoiroh mengatakan, tujuan dari pelatihan surveyor ini adalah meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat Gresik.
Berdasar Permenkes 39 tahun 2016, pemantauan di lapangan ini bertujuan menentukan derajat kesehatan personal, keluarga, wilayah, indikator kesehatan nasional.
“Indikator boleh ditambahkan, sesuai kebutuhan permasalahan tidak sama,” terangnya.
Sumber jawapos.com