LUMAJANG – Saka Bakti Husada menjadi ujung tombak bagi Dinas Kesehatan melalui kegiatan pramuka siswa untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat khususnya tentang program kesehatan. Namun, Dinas Kesehatan Lumajang memiliki cara unik untuk meningkatkan pemberdayaan kepada kader SBH yang rata-rata masih pelajar ini. Mereka diberi bekal kewirausahaan alias dicetak menjadi enterpreuneur.
Kegiatan pemantapan inovasi Saka Bakti Husada Kabupaten Lumajang yang diikuti oleh 25 tenaga promosi kesehatan selaku pengelola pramuka SBH sekaligus instruktur krida dan 50 anggota dewan saka Pramuka SBH hari ini (27/6/2019 ). Dalam kegiatan ini dihadirkan pemateri yakni Heny Setyo Nuryanto, andalan cabang urusan usaha yang juga pengusaha yang tergabung dalam Lumajang Marketing Community.
“Kader SBH memang dituntut untuk selalu berinovasi, sehingga bisa menjawab tantangan zaman,” ujar Ria Cancerina, Majelis Pembimbing Satuan Karya Pramuka (Mabisaka) SBH Kwartir Cabang Lumajang. Utamanya menghadapi kemajuan teknologi informasi diharapkan tidak hanya digunakan untuk hal negatif, tetapi bisa dimanfaatkan dengan kegiatan positif.
Pada materi pertama disampaikan oleh Kak Irma selaku sekretaris pimsaka, yang menyampaikan“Semua kader SBH diharapkan memahami Job Creation yang berpotensi menjadi bekal hidup melalui pemahaman ilmu kewirausahaan terkait krida dan kecakapan pada SBH” jelasnya.
“Termasuk dalam bidang enterpreuneur kewirausahaan ini, bisa menjadikan kader SBH menjadi lebih mandiri nantinya,” jelas Ria yang juga menjabat sebagai Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Lumajang kemarin. Sementara itu, kembali Irma Rokhmania, sekretaris Pimsaka menuturkan jika kegiatan ini memang dimaksudkan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengembangan kader SBH.
Apalagi, di Lumajang saat ini kegiatan SBH semakin meningkat. Bukan hanya jumlah namun juga kualitasnya sehingga menjadi kader potensial untuk lebih baik kedepannya. “Saat ini jumlah ada 25 pangkalan pramuka SBH dengan anggota ada sekitar 548 anggota, 32 pamong SBH serta 150 instruktur,” jelas Irma kemarin. Tentu jumlah yang besar sehingg harus menjadi ujung tombak inovasi di masyarakat, khususnya dalam memajukan derajat kesehatan masyarakat.
Sementara itu, Heny dalam presentasinya kemarin cukup disambut antusias oleh para peserta. Apalagi, dirinya memberikan berbagai ilmu dan cara agar para kader bisa memulai diri menjadi pengusaha. Bahkan, dicontohkan dari hal yang kecil dan bisa dilakukan tanpa modal. “Yang penting niat untuk usaha, tanpa modal pasti bisa. Caranya mulai nanti segera identifikasi barang kebutuhan sehari-hari yang dipakai orang disekitar kita,” tuturnya.
Dengan demikian, itu menjadi modal yang bisa menjadi jalan untuk menjadi pengusaha. “Karena menjadi pengusaha hanya bersumber dari kemauan,” tutur Heny. Oleh karena itu, diharapkan seluruh kader nantinya bisa menjadi sosok pengusaha di masing-masing wilayahnya.
Dalam kegiatan kemarin, para peserta bukan hanya sekedar diberikan materi saja, namun mereka juga langsung diajak untuk action langsung merencanakan inovasi kewirausahaan yang akan dilakukan. Yakni dengan membuat rencana tindak lanjut untuk bersama nantinya menjadi komitmen usaha yang dilakukan dalam kegiatan selanjutnya