Angka penderita malaria di Kabupaten Nabire, sejak Januari hingga Juni tahun ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu disampaikan pengelola program malaria Dinkes Nabire, Yenni Derek, Rabu (22/8/17).
Menurutnya penderita malaria diukur dari beberapa indikator, di antaranya slide parasit indeks (SPR) dan anual parasit indeks (API).
“Bila dibandingkan dengan pada 2016, dari 54.147 pasien yang diperiksa positif terjangkit sebanyak 9.422 kasus. Sementara tujuh bulan terakhir tahun ini, dari 26.479 yang diperiksa hanya ada 1.872 kasus,” katanya.
Dikatakan Yenni, dari 32 puskesmas yang ada, terdapat 26 tenaga mikroskopis kendati alat mikroskopnya baru 12 buah. Meski demikian, pihaknya tetap berupaya agar program bisa berjalan efektif.
“Kami akan berupaya dengan program yang ada guna menurunkan penderita malaria termasuk bekerjasama dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Sub Recipion Yayasan Caritas Timika Papua (SRYCTP), dengan mengadakan pengambilan darah massal atau Mass Blood Survey (MBS),” katanya.
Terpisah Kabid P2P Dinkes Nabire dr. Frans Sayori, mengatakan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menginstruksikan seluruh unit layanan kesehatan, baik rumah sakit, puskesmas, maupun klinik-klinik swasta agar menggunakan obat anti malaria (OAM), dalam penyembuhan pasien penyakit malaria.
“Ini instruksi kementerian. Apabila ada masyarakat yang merasa demam jangan langsung mengonsumsi obat lain. Harus periksa darah dulu, sebab belum tentu demam itu malaria,” imbaunya.