Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi di mana tekanan darah melebihi angka normal, yaitu ketika hasil pengukuran tekanan darah sistolik dua kali berturut-turut menunjukkan angka lebih dari 140 mmHg, dan/atau angka diastolik lebih dari 90 mmHg. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius dan bahkan mengancam jiwa. Hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kematian.
Tingkat tekanan darah ditentukan oleh dua faktor utama yaitu resistensi di dalam pembuluh darah dan seberapa keras jantung memompa darah. Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi jika jantung memompa lebih banyak darah dan pembuluh darah arteri mengalami penyempitan.
Pemeriksaan rutin tekanan darah setidaknya sekali setahun sangat penting untuk mendeteksi hipertensi. Pengukuran tekanan darah dinyatakan dalam satuan milimeter air raksa (mmHg) dan hasilnya akan dibagi menjadi dua angka:
1. Angka pertama, yaitu tekanan sistolik, menunjukkan tekanan dalam pembuluh darah saat jantung berkontraksi.
2. Angka kedua, yaitu tekanan diastolik, menunjukkan tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detakannya.
Orang yang memiliki kondisi berikut beresiko lebih tinggi terkena hipertensi:
- Berusia di atas 65 tahun.
- Konsumsi makanan tinggi garam berlebihan.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.
- Kurang asupan buah dan sayuran.
- Jarang berolahraga.
- Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kafein.
- Mengonsumsi minuman beralkohol.
Penyebab Hipertensi
Hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:
1. Genetika: Riwayat keluarga atau keturunan dengan hipertensi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.
2. Usia: Risiko hipertensi cenderung meningkat seiring bertambahnya usia.
3. Obesitas: Kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
4. Konsumsi Garam Berlebih: Asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan penahanan cairan yang meningkatkan tekanan darah.
5. Kurang Aktivitas Fisik: Gaya hidup yang tidak aktif dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan dan hipertensi.
6. Stres: Tingkat stres yang tinggi dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
7. Konsumsi Alkohol: Mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar secara teratur dapat meningkatkan tekanan darah.
8. Merokok: Kebiasaan merokok dapat merusak dinding pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
9. Kondisi Medis Tertentu: Penyakit ginjal, diabetes, dan gangguan hormonal tertentu dapat menyebabkan hipertensi.
10. Obat-obatan: Beberapa obat, seperti kortikosteroid dan pil kontrasepsi, dapat meningkatkan tekanan darah.
Gejala Hipertensi
Hipertensi sering disebut “pembunuh diam-diam” karena sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul pada hipertensi berat atau komplikasi yang terjadi yaitu:
1. Sakit Kepala: Sakit kepala yang parah, terutama di bagian belakang kepala.
2. Pusing atau Vertigo: Merasakan sensasi berputar atau kehilangan keseimbangan.
3. Sesak Napas: Kesulitan bernapas atau merasa tidak nyaman saat bernapas.
4. Detak Jantung Tidak Teratur: Merasakan detakan jantung yang lebih cepat atau tidak teratur.
5. Penglihatan Kabur: Perubahan atau gangguan penglihatan.
6. Mual atau Muntah: Merasa mual atau mengalami muntah.
7. Kelelahan: Merasa lelah tanpa alasan yang jelas.
8. Kehadiran Darah dalam Urin: Munculnya darah dalam urin, yang bisa menjadi tanda adanya masalah serius.
Mari Cegah Hipertensi sedari awal untuk masa depan gemilang! Caranya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat sebagai berikut:
- Mengonsumsi makanan sehat.
- Batasi asupan garam.
- Mengurangi konsumsi kafein yang berlebihan.
- Berhenti merokok
- Berolahraga secara teratur.
- Menjaga berat badan.
- Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
- Cek kesehatan secara berkala
Sayangnya, hipertensi, yang juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Meskipun demikian, hipertensi dapat dikelola agar tidak semakin parah dan menghindari berbagai komplikasi. Individu yang mengalami hipertensi dapat mengontrol tingkat tekanan darah mereka dengan menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter. Di sisi lain, jika penderita hipertensi tidak menerapkan pengelolaan gaya hidup yang baik, kondisi ini dapat kambuh dan memburuk. Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka untuk secara proaktif mengendalikan tekanan darah guna mencegah timbulnya komplikasi yang lebih serius.
Sumber:
dr. Rizal Fadli. 2024. Halodoc. Tuberkolosis.
RS Pondok Indah. 2024. Apakah Hipertensi (Darah Tinggi) Bisa Sembuh?
Artikel Edukasi Pencegahan Hipertensi ini sudah direview oleh:
Hendra Koswara, S.K.M.
Programer Promkes Puskesmas Taraju
UPTD Puskesmas Taraju
Jl. Raya Taraju No.149, Rt.16 Rw.1, Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46474