SEBUAH broadcast yang sulit dipertanggungjawabkan beredar liar. Bikin khawatir perempuan. Yakni, seputar penyebab kanker serviks. Pesan siaran tersebut berisi imbauan, larangan mengonsumsi air es, minuman bersoda, dan kelapa saat haid. Tak boleh pula melahap mentimun karena getahnya menyebabkan haid tersisa di dinding rahim. Perempuan juga tak boleh terbentur, terjatuh dan terpukul oleh benda keras, terutama bagian perut. Karena bisa menyebabkan muntah darah dan rahim bisa terluka. Semuanya dikatakan dapat menyebabkan kista dan kanker rahim. (lihat grafis broadcast asli). Pantauan media ini, broadcast ini menyebar sejak 2014. Belakangan kembali ramai “menyapa” media sosial (medsos), khususnya WhatsApp (WA) dan BlackBerry Messenger (BBM).
Agar publik tak kebingungan, Kaltim Post meluruskan informasi tersebut dengan mewawancarai ahlinya. Yakni, dokter spesialis obgyn dan ginekologi serta ahli gizi. Menurut dr Marihot Pasaribu SpOG, informasi tersebut adalah hoax. Riset yang membuktikan minum es saat haid bisa menyebabkan darah tersisa di dinding rahim dan menyebabkan kista, menurutnya, tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dia menjelaskan, ada dua jenis utama kista. Fisiologis (normal) dan patalogis (tidak normal). “Jenis kista yang dialami bisa diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Endometriosis adalah kista patalogis. Gejalanya ditandai dengan nyeri haid yang tak biasa, pendarahan, haid berlebih, dan gangguan kesuburan,” ujarnya, Rabu (14/6).
Dokter di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Thaha Bakrie, Samarinda, tersebut menyarankan perempuan untuk tak segan memeriksakan diri jika merasakan gejala tersebut. Agar mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat, sesuai dengan gejala yang dirasakan. “Menjalankan pola hidup yang sehat dapat membantu meminimalisasi risiko penyakit kista. Konsumsi makanan sehat, berolahraga atau aktivitas fisik, serta istirahat yang teratur,” terangnya.
Beda pula dengan kanker serviks. Adalah human papillomavirus (HPV) yang menyerang serviks sehingga menyebabkan kanker. Ahli gizi Ratih Wirapuspita Wisnuwardani mengatakan, broadcast seputar kista dan kanker serviks itu hoax. “Sampai saat ini, hal tersebut hanyalah hoax dan tidak dapat dipercaya. Sistem reproduksi dan sistem pencernaan adalah dua sistem yang berbeda, sehingga tidak langsung berhubungan. Dengan demikian mengonsumsi makanan dan minuman, tidak langsung menyebabkan kista dan kanker rahim,” terangnya, Rabu (14/6).
Dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Mulawarman (Unmul), Samarinda, tersebut memaparkan saat haid masih boleh mengonsumsi air es, soda, atau air kelapa. Sebagai catatan, air soda, orang yang tidak haid pun dianjurkan untuk membatasi konsumsinya. Sebab, air soda merupakan minuman tak sehat. Rentan memicu diabetes, hipertensi, dan penyakit lain, jika diminum terlalu sering. Sementara itu, kelapa mengandung banyak elektrolit dan baik bagi semua orang. Sedangkan air es, hanyalah suhu yang berbeda, di mana dibedakan saat penyerapannya.
Untuk keramas, lanjut dia, sangatlah baik terutama di daerah yang panas. Orang yang sedang haid, berarti dalam keadaan yang tidak bersih. Jadi, perlu untuk membersihkan dirinya agar segar. “Mentimun ini juga bagus, tinggi antioksidannya. Jadi, dapat dikonsumsi oleh orang yang haid maupun tidak,” terangnya.
Bahkan, timun disarankan dikonsumsi setelah makan ikan bakar, ayam bakar, daging steak. Sebab, bagian gosong makanan tersebut bersifat karsinogenik (memicu kanker). Sedangkan mentimun punya zat penangkalnya. “Terbentur, terjatuh, dan terpukul benda keras pada bagian perut, tidak membuat rahim langsung terbuka,” ujar perempuan yang studi di Nutrition and Food Safety Unit, Public Health Department, Faculty Medicine and Health Science, Ghent University, Belgia, itu.
Dia mengatakan, faktor risiko munculnya kanker rahim adalah faktor genetik (riwayat keluarga), gaya hidup, merokok, makanan tidak sehat dan faktor eksternal lainnya. Sementara itu, faktor eksternal yaitu rahim yang terpapar infeksi HPV karena berhubungan seks dengan pasangan yang terpapar HPV.
Sumber kaltim.prokal.co