Indeks Kesehatan Masyarakat Babel Memprihatikan
Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Provinsi Bangka Belitung masih memprihatinkan karena berada di bawah standar nasional.

Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Provinsi Bangka Belitung masih memprihatinkan karena berada di bawah standar nasional.

“Jika dibandingkan provinsi lainnya, Babel masih sangat memprihatinkan. Dari konteks kesehatan masyarakatnya bisa dikatakan orang Babel gak sehat,” ungkap Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Anung Sugihartono kepada wartawan usai membuka acara Pertemuan Koordinasi Germas dan Rapat Konsolidasi Teknis Program Kesmas di Hotel Santika Bangka, Senin (15/5/2017).

Anung menegaskan, Babel harus bergerak cepat melakukan upaya promotif preventif mensosialisasikan gerakan masyarakat hidup sehat.

“Promotifnya kurang, harus ada edukasi, puskesmas fungsinya tidak hanya mengobati orang yang datang saja, akan tetapi turun lakukan edukasi ke masyarakat, periksa kesehatan, tidak hanya menunggu saja. Orang Babel ini penyakit hipertensinya tinggi, tidak periksa kesehatan tiba-tiba langsung drop,” kritiknya.

Anung menyebutkan, di Babel penyakit tidak menularnya tidak terlalu banyak, tapi perilaku menularnya yang banyak.

“Di setiap kegiatan kalau bisa menunya harus sehat dan lokal, sebelum jam 10 itu menu rebusan, bisa pisang rebus, ubi rebus, buah. Itu akan saya berlakukan, mari ubah perilaku, dan perilaku yang baik yang kita tularkan, bukan menularkan kebiasaan yang menimbulkan penyakit,” tegasnya.

Ia menyebutkan, masyarakat harus diajak untuk terbiasa hidup sehat dan menerapkan pola hidup yang sehat. Salah satunya menjaga pola makan, dan berolahraga.

“Kita tahu dan paham gaya pelayanan kesehatan mulai bergeser, dulu beri pelayanan kepada orang sakit saja, tapi sekarang bukan hanya orang sakit melainkan program promotif bagaimana agar tidak sakit, untuk tidak sakit harus jaga diri kita,” ujarnya.

Wakil Gubernur Babel, Abdul Fattah menyambut positif himbauan yang disampaikan oleh Anung Sugihartono. Ia menegaskan paradigma di masyarakat memang harus diubah, sehingga masyarakat Babel menjadi mayarakat yang sehat.

“Promotif dan preventif wajib, contoh di dalam keluarga kalau tiap hari minum manis akan menular ke anak, dan tahu sendiri apa efeknya kalau suka manis ini, coba ubah agar kebiasaan prilaku yang tanpa kita sadari justru menimbulkan penyakit,” tandasnya.

Sumber bangka.tribunnews.com

(Visited 158 times, 1 visits today)