Mahasiswa pada umumnya harus berkiblat pada Tridharma Perguruan tinggi sebagai pedoman pengembangan kompetensi. Bagi mahasiswa kesmas, 2 dari Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran dan pengabdian masyarakat sudah sangat mantap dilaksanakan oleh mahasiswa dari setiap institusi. Namun, untuk penelitian kita harus mengakui bahwa masih sangat kurang berkembang pada mahasiswa kesehatan masyarakat.
Penelitian tidak lepas dari kepenulisan ilmiah, karena inilah yang akan menjadi bukti kebaruan atau penguatan teori dari hasil suatu penelitian. Profesi kita yang akan mendapatkan gelar SKM sering diplesetkan menjadi “Sarjana Kebanyakan Makalah”.
Jika itu menjadi plesetan untuk gelar sarjana kita maka sudah sepantasnya seorang mahasiswa kesehatan masyarakat menjadi mahasiswa yang paling kompeten dibidang kepenulisan ilmiah dibandingkan dengan mahasiswa bidang keilmuan lainnya.
Kita akui bahwa penugasan kuliah begitu banyak karya tulis–karya tulis mulai dari makalah tinjauan pustaka, laporan pengabdian, laporan studi kasus, dan lain sebagainya. Tapi, ironisnya kita masih kalah dalam kualitas kepenulisan ilmiah dibandingkan dengan mahasiswa bidang keilmuan lain seperti Kedokteran dan MIPA. Hal ini disebabkan karena kurangnya dukungan program dari organisasi intra kampus sendiri terhadap kepenulisan ilmiah.
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan pada organisasi intra kampus untuk pengembangan kepenulisan ilmiah, diantaranya:
Membentuk kelompok atau forum studi ilmiah bagi mahasiswa, dengan dibentuknya kelompok tersebut akan menjadi wadah untuk saling bertukar inovasi dan kerjasama dalam mengembangkan inovasi dalam bentuk karya tulis ilmiah maupun karsa cipta dan prototipe teknologi.
Hal ini telah dibuktikan oleh Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat yang membentuk Forum Studi Ilmiah Mahasiswa (FSIM), dengan dibentuknya organisasi tersebut institusi kesmas ini berhasil menjadi institusi kesmas paling produktif di Kalimantan dengan menghasilkan 100 Proposal PKM 2 Bidang, 100 Proposal 5 bidang dan menjadi langganan finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Bahkan sempat menyabet 1 Medali Perunggu dan 1 Emas di ajang PIMNAS. Sehingga dalam waktu kurang dari 5 tahun berhasil memperoleh Akreditasi B.
Mengadakan program kegiatan pelatihan kepenulisan ilmiah, ini akan sangat berguna bagi semua mahasiswa untuk kepentingan kuliah, penyusunan KTI atau skripsi. Sehingga memiliki kualitas yang baik dan layak untuk dipublikasikan baik di jurnal nasional maupun internasional.
Mengadakan lomba-lomba kepenulisan ilmiah seperti lomba karya tulis ilmiah (LKTI), dan poster ilmiah. Tujuannya agar mahasiswa memiliki motivasi untuk selalu belajar, meningkatkan kulitasnya serta memiliki daya saing di bidang keilmiahan.
Manfaat yang akan didapatkan dari pengembangan kepenulisan ilmiah, bagi mahasiswa akan membentuk pola pikir ilmiah yang sangat diperlukan di berbagai lingkungan, memberikan kesempatan untuk menjadi mahasiswa yang prestatif, mendapatkan kesempatan untuk keliling Indonesia bahkan keliling dunia untuk presentasi ilmiah. Bagi institusi tersendiri akan mendapatkan nilai penunjang untuk akreditasi.
“Kualitas Mahasiswa Kesmas dilihat dari isi otaknya, yang dibuktikan dengan karya yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Mari kita mulai menulis yang baik dari sekarang.”