Ini Alasannya Vaksin Campak Diberikan Sampai 3 Kali

Ini Alasannya Vaksin Campak Diberikan Sampai 3 Kali

Vaksin campak diberi saat anak berusia 9 bulan, 2 tahun dan 7 tahun. Vaksin yang diberikan pun berupa vaksin campak saja atau Measles (M) saja. Di tahun 2018 mendatang, ditargetkan vaksin campak yang diberi sudah sekaligus mencakup rubella, yakni Measles Rubella (MR).

Direktur Surveillance dan Karantina Kesehatan Dirjen P2P Kemenkes RI, dr Elisabeth Jane Soepardi, MPH, DSc, mengatakan kekebalan bayi adalah kekebalan maternal atau kekebalan yang diperoleh (bawaan) dari ibu. Nah, sampai bayi berusia 9 bulan, kekebalan bawaan ini sudah hilang.

“Dengan kata lain, sampai usia 9 bulan anak masih terlindung dari ibunya. Untuk itu, vaksin campak nggak diberi pada anak usia 9 bulan ke bawah,” kata dr Jane di gedung Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (28/11/2016).

Bahkan, lanjut dr Jane, pada sebagian anak usia 9-10 bulan, masih ditemukan kekebalan dari ibu mereka. Jika begitu, pemberian vaksin campak saat anak berusia 9 bulan bisa jadi tak efektif. Untuk itu, vaksin campak diberi lagi di fase 2 yakni saat anak berusia 2 tahun.

Tujuannya, sebagai antisipasi jika di usia 9 bulan vaksin yang diberi tidak efektif karena masih ada kekebalan dari ibu. dr Jane mengungkapkan, pada dasarnya kekebalan adalah antibodi dan imunisasi proses memasukkan antigen. Dengan dimasukkannya antigen, maka akan terbentuk antibodi secara aktif.

“Kalau dari ibunya ada antibodi yang lama-lama habis, tapi dimasukkan antigen, nah antibodi yang ada di vaksin jadi nggak efektif. Untuk itu dilakukan vaksin ke dua saat usia 2 tahun,” tutur dr Jane.

Kemudian, di usia 7 tahun atau usia masuk sekolah diberi lagi vaksin campak sebagai antisipasi jika ada anak yang belum mendapat imunisasi sebelumnya. Terkait vaksin campak, mulai tahun 2017 akan dikenalkan vaksin campak dan rubella atau Measles Rubella (MR). Dengan begitu, anak tak hanya terlindung dari campak tapi juga rubella.

Targetnya, di tahun 2018 vaksin MR sudah bisa dimasukkan dalam program imunisasi nasional. Rubella atau disebut campak Jerman dikatakan dr Jane lebih ringan dari campak. Gejalanya hanya timbul ruam dan demam, namun akan hilang dengan sendirinya. Masalahnya, jika rubella mengenai ibu hamil, bisa menyebabkan cacat pada janin.

“Virusnya bisa mengganggu pembentukan bayi. Bisa sebabkan anak cacat macam-macam, tuli, buta, bahkan mengalami keterbelakangan mental. Kita nggak mau kan anak kita begitu. Makanya cara satu-satunya mencegah yaitu kita ganti nggak cuma pakai vaksin campak aja, M aja, tapi juga rubella, MR,” pungkas dr Jane.

Sumber health.detik.com


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Topik Populer


Akreditasi Puskesmas BPJS Kesehatan Dana Desa DBD Dinkes Kab Enrekang Dinkes Kab Indramayu FKM UI FKM Unand FKM Undip FKM Unhas Germas Gizi Buruk Hipertensi Imunisasi Imunisasi MR Kemenkes Kemenkes RI Kesehatan Lingkungan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi Mahasiswa Kesmas Nusantara Sehat PBL Pencerah Nusantara Pengabdian Masyarakat Penyakit Tidak Menular Penyuluhan Kesehatan PHBS Posyandu Posyandu Remaja Prodi Kesehatan Masyarakat Prodi Kesmas Promkes Promosi Kesehatan Puskesmas Puskesmas Krangkeng Seminar Kesehatan Seminar Nasional STBM STIKes Kuningan Stunting TBC Tenaga Kesehatan Tuberkulosis