Tambi Lusi (Tambi = Nenek) adalah pasien di Puskesmas Tumbang Miri, Kabupaten Gunung Mas, bisa dibilang langganan.
Siapa yang tidak mengenal Tambi satu ini. Beliau setiap bulan pasti berkunjung ke Puskesmas sekedar rawat jalan maupun rawat inap.
Bagi saya ketika Tambi Lusi datang, bukan hanya menganalisa penyakitnya, tapi lebih mencoba mendengar apa yang beliau butuhkan, karena sakit bukan hanya masalah fisik tapi juga jiwa dan pikiran.
Pernah beberapa kali Tambi datang, “Cu, kaki Tambi luka, sakit”, saya pun melihat di kaki kiri beliau terbalut perban tipis, saya ingin membuka untuk melihat dan membersihkannya tapi beliau menolak. Saat beliau lengah saya coba untuk sedikit menarik perban yang tidak terbalut kuat itu, dan ternyata tidak ada luka sedikitpun. Saya menyadari Tambi tidak datang untuk mendapatkan sebungkus obat, tapi beliau hanya ingin mendapatkan perhatian.
Kadang Tambi datang dengan membawa tas berisi baju dan perlengkapan lainnya, ini adalah pertanda Tambi ingin di rawat. Bagi Tambi Lusi yang hanya tinggal berdua dengan suami, di Puskesmas beliau akan mendapatkan perhatian dari banyak orang.
Saat senggang maupun viste, saya sering bercerita dengan Tambi dikamar pasien, walaupun percakapan kami tidak nyambung karena keterbatasan bahasa, tapi Tambi sering tertawa lebar walaupun kadang saya tidak tahu apa yang membuatnya bahagia.
Kehadiran Tambi Lusi di Puskesmas Tumbang Miri acapkali memercikkan rindu di hati saya akan almarhumah nenek-nenek saya yang sudah tiada.
Saya belajar banyak hal dari Tambi, bukan uang harta yang dimintanya, tapi hanya sedikit waktu dari rutinitas kesibukan kita untuk mendengar beliau bercerita dan melihat wajah keriput itu tersenyum bahagia.
Tambi Lusi juga dipercaya bisa meramal, foto ini diambil ketika Tambi sedang meramal masa depan saya lewat garis tangan. He..he..he…
Borneo,2018
#pencerahnusantara
#sayapencerah
#pnbercerita
#LearnEmpowerAdventure
