Setiap anak punya Hak atas Gizi, kesehatan dan juga hak untuk bermain.
Saya kesulitan untuk dekat sama anak-anak suku Da’a di Dusun Poinje.
Ketika didekati sudah lari, bahkan ada yang sembunyi. Saya coba mendekati 1 anak laki dan ketika saya pegang langsung nangis, lalu ibunya bilang ke saya, “Pak, kalau lihat yang berkacamata dia takut, kalau disentuh aja langsung nangis. Dia takut disuntik Pak.”
Ya ampun, memang daya ingat anak itu luar biasa kuatnya, sehingga menimbulkan trauma.
Lalu ada gadis kecil yang tidak lari, tapi dia sangat pemalu. Panggil saja Elly (bukan nama sebenarnya), saya coba ajak dia ngobrol tapi dia banyak diam dan gak matanya selalu melihat ke arah lain bahkan menunduk.
Lalu ibunya bilang, “Pak, kami ini malu kalau didatangi orang dari bawah (kota)”. Saya balik nanya kenapa malu? “Ya malu saja Pak”.
Lalu saya coba tanya apakah ibu sering turun gunung untuk belanja dan ketemu orang-orang di bawah?
“Jarang Pak, gak terbilang sebulan sekali.”.
Kalau ibu turun ke bawah, apakah anak ibu juga dibawa?
“Tidak pernah pak.”
Dari informasi ibunya itu, saya bisa mengambil hipotesis bahwa sebenarnya Elly itu bukan malu ketemu orang, tapi ya semacam kaget kalau ketemu orang asing. Karena memang jarang diajak sosialisasi dengan orang-orang di luar dusunnya.
Hal ini juga pernah saya alami waktu masih kecil, karena saya terbiasa interaksi dengan orang Melayu, Mongol (sipit) lalu ketika didatangi Bule diajak ngobrol merasa asing, kaget dan bingung kadang suka menundukan kepala sambil mainkan tangan dengan mainan yang ada.
Mungkin teman-teman yang dari Psikolog, pemerhati anak dan pendidikan anak bisa memberikan penjelasan yang lebih tepat dan ilmiah.
#Pencerahnusantara #publichealth #doctor #midwife #nurse #healthpromotors #nutrionist #pasangkayu