Dua mahasiswa kebidanan dari Akademi Kebidanan Yogyakarta (AKBIDYO) berhasil mengembangkan sebuah inovasi baru.
Kali ini, dua mahasiswa Akbidyo tersebut mengembangkan inovasi dalam bidang produk minuman dari daun kelor.
Nimas Arum Saraswati dan Sundari, nama dua mahasiswa itu menghasilkan satu inovasi baru yang diberi nama Kalokola Healthy Drinks.
Produk ini merupakan terobosan inovasi terbaru untuk pengolahan daun kelor.
Menurut Nimas, ide ini muncul karena melihat minat masyarakat yang masih rendah terhadap produk olahan daun kelor yang dianggap masih monoton sehingga kurang diminati.
Selain itu, masyarakat juga masih belum sadar terhadap manfaat dari daun kelor tersebut.
“Ide ini muncul sebagai inovasi serta gagasan baru untuk memenuhi kebutuhan gizi dan memperbaiki taraf kesehatan masyarakat,”kata Nimas, Senin (8/5/2017).
Ia menjelaskan secara ilmiah daun kelor berkhasiat untuk mengatasi kekurangan gizi serta mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit.
Daun Kelor, jelasnya, mengandung protein lebih tinggi daripada protein yang ada pada susu, sedangkan dari segi komposisi asam amino, kelor memiliki kadungan asam amino esensial lebih banyak dari pada susu, seperti asam amino yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan methionin.
“Tidak hanya itu. Kelor juga mengandung banyak vitamin yang diperlukan oleh tubuh antara lain vitamin A, B1, B3, B12 dan vitamin C,”katanya.
Sayangnya, dari berbagai macam manfaat luar biasa dari kelor, tidak semua masyarakat luas mengetahui khasiat kelor yang sangat menakjubkan tersebut.
Kurangnya ketersebaran informasi serta inovasi yang dianggap monoton menjadikan penurunan minat masyarakat untuk mengonsumsi kelor.
Oleh karena itu, diperlukan inovasi baru untuk menumbuhkan minat masyarakat dalam mengkonsumsi kelor.
Salah satu yang mereka lakukan adalah dengan memadukan berbagai macam varian rasa yaitu jaya (jahe soya), kotcha (kelor matcha),Cobi (Coklat Ubi ungu), Vanibi (Vanila Ubi ungu), coklat, stroberi dan vanila.
Sundari menambahkan, perpaduan berbagai rasa ini diharapkan dapat menyamarkan rasa asli dari kelor yang sedikit monoton dan kurang terlalu diminati sehingga tanpa sadar mereka telah mengonsumsi kelor dengan berbagai manfaatnya.
Produk olahan kelor ini diolah dalam bentuk minuman serbuk kesehatan yang diberi nama Kalokola Healthy Drinks.
“Harapannya, minuman ini dapat menjadi minuman sehat untuk memenuhi setiap kebutuhan nutrisi masyarakat luas mulai dari anak-anak hingga lansia. Dengan demikian, masih terbuka peluang yang sangat besar dalam pengembangan produk ini karena merupakan produk dengan inovasi baru, sehat, serta dapat dinikmati masyarakat luas,” katanya.
Sundari mengatakan Kalokola Healthy Drinks terbagi dalam dua kategori, yaitu kategori Klasik dan kategori Premium. Pada kategori Klasik komposisi kelor 20% dan bahan penunjang 80% .
Bahan penunjang ini terdiri dari, bubuk kakao, essens coklat, essens matcha, bubuk coklat putih, perisa stroberi, bubuk vanili, gula, krimer nabati, garam, susus bubuk rendah lemak, pewarna makanan merah jambu, ungu, hijau.
Kategori Klasik ini dapat dikosumsi berbagai kalangan, baik remaja, dewasa, dan anak-anak kriterian usia lebih dari dua tahun.
Sedangkan pada kategori Premium, komposisi kelor 40% dan bahan penunjang 60% yaitu bubuk jahe, bubuk ubi ungu, bubuk susu kedelai, talas bubuk, oats, bubuk kakao, pewarna makanan merah jambu, ungu, krimer nabati, gula, perisa vanila, garam, artinya kandungan kelor akan lebih pekat dari pada kategori Klasik.
Dosen Pembimbing mahasiswa, Pri Hastuti, menambahkan untuk kategori Premium ini lebih cenderung diperuntukkan ibu hamil, ibu menyusui, serta lansia, karena ketiga golongan ini membutuhkan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang lebih banyak.
“Produk ini juga dapat dikonsumsi oleh anak-anak di atas 2 tahun, remaja dan dewasa dengan masalah defisiensi gizi sebagai pemenuhan gizi yang efektif,”tambah Pri Hastuti.
Ide kreatif Nimas dan Sundari ini sempat masuk 10 besar ajang The Second Bussinesplan Competition yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMY.
Dikutip dari jogja.tribunnews.com