Jurnalistik dan Kesehatan Masyarakat. Baca Biar Kamu Paham!

Kegiatan jurnalistik dalam produksi suatu berita, hampir mirip dengan kegiatan kesehatan masyarakat dalam menganalisa permasalahan kesehatan di masyarakat. Baca deh biar faham!

“Menulis ini hobi. Jadi sewaktu saya kuliah, saya merintis Lembaga Pers Mahasiswa REKAMREST di Kampus. Lewat lembaga ini saya mengembangkan kemampuan dan menyalurkan hobi menulis. Lembaga Pers Mahasiswa ini organisasi yang menampung mahasiswa-mahasiswa dengan minat sama, dunia Jurnalistik”, jawab saya saat saat ditanya seputar Jurnalistik.

Bersama keempat rekan dari Prodi Kesehatan Masyarakat, sekaligus mewakili Pers Mahasiswa REKAMREST, kami menghadiri acara Pelatihan Jurnalistik yang HIMA PGSD UPI Kampus Tasikmalaya, Minggu (4/3), bertempat di Aula UPI Kampus Tasikmalaya.

Dalam kegiatan ini, kami pun diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman seputar Jurnalistik kepada mahasiswa lainnya dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Tasikmalaya.

yudi stikes respati tasikmalaya

Berbicara tentang jurnalistik berarti berbicara tentang Pers. Kegiatan Pers meliputi observasi, investigasi, reportase, wawancara, mengolah kata, memverifikasi data, pelaporan, hingga menyampaikan hasil redaksinya berupa data dan fakta peristiwa dilapangan dalam bentuk produk jurnalistik seperti berita, artikel, opini kepada publik.

Bidang Pers diantaranya Fotografer, Videografer, Reporter, Redaktur, Editor, hingga Redaksi, yang didalamnya melakukan rutinitas menulis dan public speaking. Menulis merupakan kemampuan utama yang harus dimiliki seorang jurnalis.

Menurut UU No. 40 Tahun 1999, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.

Lalu apa hubungan antara Jurnalistik dengan Kesehatan Masyarakat? Ditinjau dari aktivitasnya, seorang jurnalis sebelum menulis berita untuk disampaikan kepada khalayak luas terlebih dahulu melakukan observasi dan wawancara (menggali sumber informasi) ke lapangan atau peristiwa yang terjadi. Setelah mendapatkan data yang valid, data langsung diolah oleh jurnalis yang kemudian meneruskannya kepada redaksi untuk diverifikasi dan dipublikasi ke media, baik media cetak, elektronik, maupun online.

Seorang jurnalis dituntut peka dan kritis terhadap lingkungan disekitarnya tatkala ada kejadian yang membeberkan masyarakat dan isu yang penting untuk dijadikan berita. Pers telah menjadi wadah aspirasi masyarakat untuk mengutarakan haknya berpendapat di depan umum.

Seperti halnya seorang kesehatan masyarakat yang sama-sama dituntut peka terhadap kondisi sosial disekitarnya apabila terjadi masalah kesehatan dilingkunganya. Pada hakekatnya, kegiatan jurnalis secara tidak langsung selalu dilakukan oleh pegiat kesehatan masyarakat.

Seorang aktivis kesmas selain harus peka dengan kondisi kesehatan masyarakat disekitarnya, juga harus menindaklanjuti permasalahan kesehatan yang menjadi isu dan mewabah di masyarakat.

Untuk mengetahui penyebab masalah kesehatan yang mewabah di masyarakat yaitu dengan cara observasi dan mewawancarai masyarakat langsung mengenai krisis kesehatan yang menimpanya.

Hasil dari lapangan berupa data dan fakta selanjutnya akan diolah dan diverifikasi oleh aktivis kesmas untuk mengetahui akar penyebab permasalahan di masyarakat. Hasilnya dilaporkan dalam bentuk tertulis yaitu artikel, opini bahkan jurnal (artikel ilmiah).

Seorang kesehatan masyarakat akan sering blusukan dan mendengarkan aspirasi dari masyarakat tentang kondisi kesehatan yang menjadi isu penting yang harus diperhatikan bersama. Selain blusukan, seorang kesmas juga akan sering menulis.

Menulis tentang hasil yang didapatkan dari fakta dilapangan. Setelah observasi dan menulis laporan, selanjutnya melakukan evaluasi berupa penyuluhan kesehatan kepada masyarakat yang terpapar krisis kesehatan, bahkan dibantu dengan penunjang kuratif bila diperlukan untuk ditindaklanjuti.

Kegiatan menulis telah menjadi bagian dari kegiatan pegiat kesehatan masyarakat. Selain melaporkan status kesehatan di masyarakat, juga dapat diangkat menjadi sebuah artikel dan opini tentang kesehatan yang diselipkan nilai promosi kesehatan guna memberikan wawasan kesehatan kepada pembaca umumnya masyarakat luas.

Bila terjadi kasus atau peristiwa disebuah daerah, seorang jurnalis selalu datang kelokasi untuk mengobservasi tempat kejadian dan menulis laporannya berupa berita yang akan masuk ke redaksi yang selanjutnya akan disiarkan kepada khalayak luas.

Seperti halnya pegiat kesmas, bila terjadi kasus kesehatan disuatu daerah, tim kesmas diturunkan ke lokasi untuk mengobservasi yang kemudian dilaporkan kepada dinas kesehatan.

Dengan demikian, kegiatan menulis dan observasi ke lapangan merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan seorang kesehatan masyarakat untuk mewujudkan visi mulianya yaitu mencegah masyarakat jatuh sakit. Seperti jargonnya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Melaksanakan misi promotif dan preventif, demi meningkatkan derajat kesehatan yang tinggi di masyarakat.

Bukan sekedar dituntut untuk peka terhadap lingkungan disekitarnya, namun juga harus bisa membaca kondisi masyarakat yang kerapkali menyepelekan status kesehatannya sendiri.

Kalau bukan kita pegiat kesmas, siapa lagi yang peduli terhadap status kesehatan masyarakat?

pelatihan jurnalistik UPI Tasikmalaya

Yuk Share Postingan Ini:
Ahmad Yudi S
Ahmad Yudi S

Public Health Observer
IG @imam_ngopiisme

Articles: 13

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *