Kasus Cuci Darah Pada Anak, Apa Penyebabnya?

Hemodialisis atau sering disebut dengan cuci darah adalah usaha atau tindakan membersihkan darah dari bahan-bahan beracun sisa metabolisme tubuh yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal.

Baru-baru ini sedang ramai kasus banyak anak yang melakukan cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Pihak RSCM sudah melakukan klarifikasi terkait berita viral tersebut. Dokter Spesialis Anak RSCM, Eka Laksmi Hidayati, mengatakan bahwa RSCM merupakan rumah sakit rujukan nasional yang memiliki layanan khusus cuci darah untuk anak. Pasien bukan hanya berasal dari Jakarta, tapi juga dari luar Pulau Jawa. Saat ini terdapat sekitar 60 anak yang menjalani dialisis secara rutin di RSCM dan 30 anak diantaranya yang menjalani hemodialisis.

Apa Itu Dialisis dan Hemodialisis?

Dialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal atau terapi pendukung ginjal untuk mengeluarkan kelebihan air, zat terlarut, dan racun dari darah ketika ginjal tidak dapat melakukan fungsi-fungsinya dengan baik. Dialisis ini bertujuan untuk membuang hasil metabolisme atau kelebihan cairan tubuh dan memperbaiki asam basa tubuh.

Hemodialisis atau sering disebut dengan cuci darah adalah usaha atau tindakan membersihkan darah dari bahan-bahan beracun sisa metabolisme tubuh yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal. Hemodialisis merupakan proses pembersihan darah dari sampah sisa metabolisme dan cairan yang berlebih oleh bantuan ginjal buatan dan mesin hemodialisis. Durasi hemodialisis antara 4 sampai 5 jam dan dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu.

Penyebab Anak Cuci Darah

Terapi cuci darah umumnya dilakukan oleh pengidap gagal ginjal atau yang ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan optimal. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantarnya:

  • Adanya kelainan bawaan seperti ginjal polikistik atau hipoplasia ginjal
  • Menderita glomerulonefritis atau peradangan pada glomeruli
  • Infeksi ginjal seperti pielonefritis
  • Penyakit autoimun seperti lupus atau nefritis interstisial
  • Adanya sindrom nefrotik

Apa Itu Gagal Ginjal?

Gagal ginjal adalah kondisi di mana ginjal tidak mampu lagi menjalankan fungsinya untuk menyaring
limbah dan kelebihan cairan dari darah. Pada anak-anak, kondisi ini bisa bersifat akut (tiba-tiba) atau kronis (jangka panjang). Gagal ginjal terbagi menjadi 2 yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah perubahan fungsi ginjal yang terjadi secara tiba-tiba atau akut dan
belum mencapai 3 bulan, sedangkan Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah kerusakan ginjal baik struktur atau fungsinya yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih. Pasien yang terindikasi melakukan cuci darah salah satunya pasien yang sudah terdiagnosa gagal ginjal kronik (GGK) atau penyakit ginjal stadium 5. Penderita gagal ginjal kronik harus melakukan terapi hemodialisa untuk memperpanjang usia harapan hidup. Kegiatan ini akan berlangsung terus-menerus sepanjang hidupnya.

Gejala Gagal Ginjal

  • Edema (bengkak) simetris pada kaki kiri dan kanan
    • Hal ini karena urin tidak dikeluarkan dengan baik, artinya ada retensi cairan dalam kedua kaki sehingga mengalami pembengkakkan.
  • Hematuria (ada darah dalam urin)
    • Sering kali ini tidak bisa terlihat oleh mata kecuali dilakukan pemeriksaan urin dan terlihat ada banyak sel darah merah.
  • Leukosituria (sel darah putih pada urin)
    • Adanya sel darah putih pada urin ini menunjukkan infeksi.
  • Oliguria (penurunan produksi urin)
    • Sering kali seseorang yang mengalami gangguan ginjal tidak menyadari produksi urinnya menurun sampai terjadi gejala berupa bengkak pada kedua kaki.
  • Gangguan Pertumbuhan
    • Hal yang spesifik pada anak adalah adanya gangguan pertumbuhan. Jika anak mengalami penyakit kronis seperti gagal ginjal, maka akan ada gangguan pertumbuhan.
  • Kelainan Tulang
    • Tulang mudah bengkok atau patah.
  • Sesak dan demam berulang
    • Umumnya terjadi karena infeksi pada saluran kemih.
  • Hipertensi
  • Anemia

Tips Menjaga Kesehatan Ginjal pada Anak

  • Memenuhi kebutuhan cairan seperti minum air putih 8 gelas setiap hari agar ginjal berfungsi secara optimal.
  • Menjaga pola makan, yaitu dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Perbanyak makan sayur, buah, dan biji-bijian, serta membatasi asupan garam dan gula untuk menghindari diabetes dan hipertensi.
  • Menjaga tekanan darah agar tetap stabil. Tekanan darah tinggi memang menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan ginjal. Oleh karena itu, penting untuk menjaga tekanan darah agar tetap stabil sebagai cara menjaga kesehatan ginjal.
  • Olahraga secara rutin agar tubuh tetap bugar. Berolahraga juga dapat menjaga kesehatan ginjal. Olahraga secara teratur dapat menjaga kesehatan ginjal dengan cara meningkatkan sirkulasi sel-sel kekebalan.
  • Melakukan pemeriksaan secara rutin. Periksakan anak ke dokter secara rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan anak. Jika anak sakit, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat.

Referensi


Artikel Edukasi Status Gizi Anak ini sudah direview oleh:

Ari Sriyanti, S.K.M.

Programer Promkes Puskesmas Culamega

Puskesmas Culamega

Alamat : Jl. Gubernur Sewaka No. 2, Desa Cintabodas, Kec. Culamega, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 46188

Telpon : 0265758416

Yuk Share Postingan Ini:
erfitafitriyani1201
erfitafitriyani1201
Articles: 13

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *