Kasus Polio Melonjak, Yuk, Kenali untuk Hindari!

Saat ini, polio ditetapkan sebagai KLB atau Kejadian Luar Biasa dikarenakan kasus polio melonjak beberapa tahun terakhir. Sebanyak 32 provinsi dan 399 kabupaten atau kota di Indonesia dilaporkan masuk dalam kategori risiko tinggi polio. Kasus-kasus anak terjangkit polio di tahun 2024 tersebar di 8 provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Banten. 

Oleh karena itu, kita perlu mengenali polio untuk menghindari penyebaran yang lebih luas lagi.

Sudah Mengenal Polio? 

Polio atau poliomyelitis merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus, bernama polio virus. Virus ini menyerang saraf dan mengakibatkan kelumpuhan sementara maupun permanen, gangguan pernapasan, bahkan kematian. Sebenarnya, penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tetapi anak-anak lebih rentan terjangkit, terutama yang belum mendapatkan imunisasi polio.

Perlu diketahui, polio bisa menular melalui kontak langsung atau  ketika mengonsumsi air dan makanan yang terkontaminasi virus dari orang yang terinfeksi virus polio. Setelah masuk dalam tubuh manusia, virus akan berkembang di dalam saluran pencernaan.

Kenali Gejala Wabah Sebelum Mencegah

Sebagian besar penderita polio tidak menyadari bahwa dirinya telah terinfeksi polio karena virus polio awalnya hanya menimbulkan sedikit gejala atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Adapun gejala yang harus dikenali, yaitu polio non-paralisis dan paralisis.

Polio non paralisis

Polio non paralisis adalah jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala polio ini muncul 6–20 hari sejak terpapar virus dan bersifat ringan, dan berlangsung selama 1–10 hari dan akan menghilang dengan sendirinya. Gejala non paralisis antara lain demam, sakit kepala, radang tenggorokan, muntah, otot terasa lemah, kaku di bagian leher dan punggung, serta nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai. 

Polio paralisis

Betul sekali! Jenis polio ini berbahaya. Karena dapat melumpuhkan saraf tulang belakang dan otak secara permanen. Gejala awal polio paralisis serupa dengan polio non paralisis. Namun, dalam waktu 1 minggu, akan muncul gejala berupa hilangnya refleks tubuh, ketegangan otot yang terasa nyeri, dan tungkai atau lengan terasa lemah. 

Gejala-gejala di atas adalah gambaran ketika seorang terjangkit polio. Namun, perlu dicatat, untuk mendiagnosis seseorang terjangkit suatu penyakit atau tidak, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sehingga penyakit yang diderita dapat segera ditindak lanjuti dengan pengobatan atau perawatan yang tepat.

Pentingnya Vaksinasi untuk Mencegah Polio

Photo by Tuuli Hongisto (https://www.who.int/health-topics/poliomyelitis#tab=tab_1)

Kiat agar terhindar dari polio yaitu dengan melakukan vaksinasi polio, yang telah tersedia di seluruh fasilitas kesehatan secara gratis. Terdapat 2 jenis vaksin polio, yaitu vaksin polio tetes (OPV), yang diberikan 4 kali pada bayi di usia 1–4 bulan, dan vaksin polio suntik (IPV) yang diberikan sebanyak 2 kali pada bayi di usia 4 dan 9 bulan. Jika terlambat, vaksinasi polio lengkap tetap harus segera diberikan, setidaknya hingga anak berusia 5 tahun.

Jika hendak berkunjung ke negara atau daerah berisiko polio tinggi, sangat disarankan untuk mendapatkan vaksinasi lengkap sebelum berangkat. Hal tersebut bertujuan untuk keamanan, kenyamanan, dan kesehatan seluruh pihak. Saat ini, pemerintah juga semakin gencar melaksanakan PIN polio pada 33 provinsi di Indonesia, setelah sempat terhenti karena adanya pademi Covid-19, yang menyebabkan kasus polio melonjak.

Dukung Pencegahan dengan PHBS

Photo by Ketut Subiyanto: https://www.pexels.com/photo/person-washing-hands-4308198/

Selain melakukan vaksinasi lengkap, upaya pencegahan lain dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti buang air besar di jamban ber-septic tank, dan cuci tangan dengan sabun setelah buang air dan sebelum makan.

Peningkatan Kampanye dan Kesadaran

Lagi-lagi peran kita sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kesehatan bersama.

Mengapa demikian?

Setelah menyadari pentingnya menjaga diri kita dari polio, tentu kita berperan untuk menyadarkan orang-orang di sekitar kita melalui edukasi kepada teman, keluarga, dan masyarakat di lingkungan yang kita tinggali agar segera mendapatkan vaksinasi lengkap dan menerapkan PHBS.

Photo by Markus Winkler: https://www.pexels.com/photo/black-android-smartphone-on-brown-wooden-table-4594997/

Kita bisa memanfaatkan media sosial untuk mengkampanyekan secara daring tentang bagaimana kita dapat mencegah dan menghindari polio. Tetaplah update dengan informasi terbaru tentang polio sehingga kita dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat sesuai situasi terkini. Pilih media terpercaya seperti Kemenkes RI, WHO, dan lain sebagainya untuk menghindari hoax, dan informasi palsu.

Respon Cepat Terhadap Wabah

Jangan lupa untuk segera melapor ketika mendapati anak usia di bawah 15 tahun bergejala lumpuh layu secara mendadak atau seseorang dengan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas. Laporkan dan mintalah bantuan kepada petugas kesehatan atau puskesmas terdekat untuk mengatasinya. Selain itu, ikuti peraturan yang ditetapkan pemerintah dalam menghindari virus polio jika kasus polio ditemukan di lingkungan kita.

Dengan demikian, kita juga harus paham bahwa dalam menangani, mencegah atau menghindari polio, diperlukan keterlibatan semua orang. Dan ingat! Segala perubahan dan kebaikan yang kita harapkan tentu berawal dari kita juga.

Dilansir dari

Alodokter

Halodoc

Infeksi Emerging

Kemenkes RI

Precision Vaccinations

UNICEF

WHO



Artikel Edukasi Polio ini telah ditinjau oleh:

Aid Fitriyana Hidayat, S.KM.
Programer Promkes Puskesmas Tinewati

Puskesmas Tinewati
Alamat: Jl. Garut – Tasikmalaya No.82, Singasari, Kec. Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46412

Yuk Share Postingan Ini:
Yuniar Catur Rini
Yuniar Catur Rini
Articles: 11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *