Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Hipertensi disebut “The Silent Killer” karena sering tidak menimbulkan gejala dan kemampuannya menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. Hipertensi tidak hanya menyerang lansia tetapi juga usia muda. Pada usia produktif yaitu antara 18 hingga 64 tahun, hipertensi dapat menghambat produktivitas seseorang dan berpengaruh pada kualitas hidup.
Stres, pola hidup tidak sehat, merokok dan konsumsi garam berlebih menjadi pemicu terjadinya hipertensi di usia produktif. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, kelompok usia dewasa (18–59 tahun) dengan aktivitas fisik kurang memiliki risiko 1,9 kali lebih tinggi mengalami hipertensi dibandingkan dengan mereka yang melakukan aktivitas fisik rutin.
Tingginya tekanan darah sering dianggap tidak berbahaya dan diabaikan sehingga memicu terjadinya komplikasi. Komplikasi akibat hipertensi yang tidak tertangani dapat memicu terjadinya penyakit, seperti stroke, gagal ginjal, kerusakan pada mata, serangan jantung serta penyakit kardiovaskular lainnya. SKI tahun 2023 dan studi kohort penyakit tidak menular (PTM) tahun 2011—2021 menerangkan bahwa hipertensi menjadi faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat dengan presentase 10,2%. Data SKI 2023 menunjukkan bahwa 59,1% penyebab disabilitas (melihat, mendengar, berjalan) pada penduduk usia 15 tahun ke atas adalah penyakit yang didapat, dimana 53,5% penyakit tersebut adalah PTM, terutama hipertensi (22,2%).
Bagaimana Pengaruh Hipertensi pada Kesehatan Jantung?
Tekanan darah tinggi dapat memicu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini karena pembuluh darah arteri besar mengalami penyempitan dan tidak elastis akibat beban kerja jantung yang tinggi sehingga ketika jantung memompa darah, volume darah yang keluar hanya sedikit dengan tekanan yang besar. Jika dibiarkan dalam waktu lama tanpa adanya penanganan, kondisi ini dapat memicu terjadinya gangguan jantung. Kemungkinan ini sering terjadi pada usia produktif. Meskipun demikian, risiko gangguan jantung lebih besar pada lansia karena pembuluh darah dan otot jantung telah mengalami penurunan fungsi.
Semakin lama seseorang menderita hipertensi, risiko terjadinya penyakit jantung akan lebih tinggi. Hipertensi menjadi faktor risiko paling umum terjadinya gagal jantung, sedangkan penyakit jantung koroner memiliki angka kematian 43% dari total penyakit kardiovaskuler dan merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia.
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Penyakit Jantung pada Penderita Hipertensi?
Pencegahan penyakit jantung pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan menangani tekanan darah agar tetap stabil. Menjaga tekanan darah dapat dilakukan dengan cara:
- Pengobatan rutin
Pemberian dan pemilihan obat antihipertensi perlu dilakukan pengawasan oleh tenaga kesehatan dengan memperhatikan kondisi fisik dan tekanan darah penderita hipertensi. - Pengecekan tekanan darah rutin
Pengecekan tekanan darah bermanfaat untuk mencegah terjadinya risiko komplikasi. Sering kali penderita hipertensi menahun tidak merasakan gejala saat terjadi kenaikan tekanan darah sehingga perlu adanya pengecekan rutin untuk mencegah efek samping dari tekanan darah tinggi. Selain itu, pengecekan rutin dapat digunakan tenaga kesehatan untuk menentukan pengobatan yang tepat agak pengobatan tidak berlebihan atau kurang. - Diet
Diet penderita hipertensi yaitu dengan membatasi asupan garam. Selain itu membatasi makanan berminyak, berlemak dan jeroan dapat mencegah penebalan pembuluh darah yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung. Penderita hipertensi perlu menjaga berat badan karena risiko terjadinya komplikasi hipertensi akan menurun pada seseorang dengan berat badan ideal. - Aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat membantu pelebaran pembuluh darah yang dapat membantu meringankan beban jantung dalam memompa darah. Jika beban jantung berkurang, maka tekanan darah dapat lebih stabil dan normal. - Berhenti merokok
Nikotin dalam dalam darah memicu otak untuk melepaskan hormon adrenalin yang membuat pembuluh darah mengecil. Pembuluh darah yang mengecil menyebabkan tekanan dan kerja jantung lebih besar dan berakibat pada peningkatan tekanan darah. - Mewaspadai riwayat keluarga
Keluarga dengan salah satu orang tua menderita hipertensi berisiko 30% untuk menurunkan hipertensi kepada anak. Jika kedua orang tua menderita hipertensi, maka risiko meningkat menjadi 50%. - Mengurangi asupan gula
Dalam jangka panjang kadar gula darah tinggi dapat memicu peningkatan tekanan darah. Hal ini disebabkan karena tingginya gula dalam darah menyebabkan gangguan pada elastisitas pembuluh darah, peningkatan volume cairan, gangguan penanganan insulin dan pemicu timbulnya plak pada pembuluh darah yang berakibat pada bertambahnya beban jantung dalam memompa darah.
Menjaga tekanan darah dengan melakukan pengecekan rutin sangat penting karena sering kali peningkatan tekanan darah terjadi tiba-tiba dan tanpa gejala. Menjaga kesehatan dengan memperbaiki pola hidup menjadi lebih sehat tidak hanya memberi kesempatan pada diri sendiri untuk menikmati tubuh yang sehat, tetapi juga ikut menjaga keluarga dari bahaya komplikasi hipertensi. Cegah dan kendalikan hipertensi untuk hidup sehat lebih lama!
Sumber:
P2PTM Kemkes. (2024). Hipertensi – “The Silent Killer”. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/hipertensi-the-silent-killer diakses pada 23 November 2024.
Tim Konten Klikdokter. Topik Kesehatan: Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi). https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/pencegahan-infeksi-pada-usia-produktif/hipertensi-tekanan-darah-tinggi diakses pada 24 November 2024.
Tarmizi, Siti Nadia. (2024). Bahaya Hipertensi, Upaya Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi. https://www.kemkes.go.id/id/rilis-kesehatan/bahaya-hipertensi-upaya-pencegahan-dan-pengendalian-hipertensi diakses pada 24 November 2024.
Syntya, Anni. (2021). HIPERTENSI DAN PENYAKIT JANTUNG: LITERATUR REVIEW. https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM/article/view/1621/1031 diakses pada 28 November 2024.
Artikel ini telah di review oleh:
Hendra Koswara, S.KM.
Tenaga Promkes Puskesmas Taraju
Puskesmas Taraju
Jalan Raya Taraju No. 149, Desa Taraju, Kec. Taraju, Kab. Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat
Kode Pos.46474
No. Telp. 08164667273/02657080205