Apa Itu Stunting?
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting merupakan suatu keadaan di mana tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata untuk usianya karena kekurangan nutrisi yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Stunting dapat terjadi mulai janin masih di dalam kandungan dan baru nampak saat anak usia dua tahun.
Apakah Semua Balita Pendek Itu Pasti Stunting?
Tidak semua balita pendek itu stunting tetapi anak yang stunting pasti pendek. Oleh karena itu, kita tidak dapat menyimpulkan sendiri apakah anak terkena stunting atau tidak, tetapi perlu bantuan dokter.
Penyebab Stunting
- Wanita Usia Subur (WUS) dengan Kurang Energi Kronis (KEK)
Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi kekurangan gizi yang terjadi secara kronis dan dapat berdampak pada kesehatan. Wanita yang mengalami KEK memiliki risiko yang lebih besar untuk melahirkan anak stunting. - Anemia pada ibu hamil
Anemia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stunting karena dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak. - Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Bayi yang lahir dengan BBLR dapat mengalami gangguan sistem pencernaan yang belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan makanan pada bayi sulit terserap, serta dapat mengalami gangguan elektrolit sehingga bisa berdampak pada stunting. - Tidak diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan
Bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dapat menjadi salah satu faktor penyebab stunting karena nutrisinya tidak tercukupi. - Kurangnya asupan zat gizi
Stunting bisa terjadi sejak anak berada dalam kandungan. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya asupan gizi ibu hamil sehingga janin tidak mendapatkan cukup nutrisi. - Kondisi sosial ekonomi dan lingkungan
Kondisi sosial ekonomi berkaitan dengan kemampuan dalam memenuhi asupan yang bergizi dan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan balita. Sedangkan lingkungan berkaitan dengan sanitasi yang buruk sehingga dapat menyebabkan penyakit yang dapat mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi yang dapat berisiko anak mengalami stunting.
Tanda dan Gejala Stunting
- Pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda
Pertumbuhan tulang pada anak yang tertunda disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu yang panjang. - Berat badan rendah apabila dibandingkan dengan anak seusianya
Anak yang mengalami stunting seringkali memiliki berat badan yang kurang normal untuk usia mereka. Mereka terlihat lebih kurus daripada anak-anak seusianya. - Anak berbadan lebih pendek dari anak seusianya
Kurangnya gizi yang berlangsung dalam waktu lama sehingga menghambat pertumbuhan tinggi badan pada anak. - Proporsi tubuh yang cenderung normal tapi tampak lebih muda/kecil untuk seusianya
Pada anak yang mengalami stunting, wajahnya terlihat lebih muda dibandingkan anak seusianya karena pertumbuhan anak yang lebih lambat, sehingga anak terlihat lebih muda.
Dampak Stunting
Dampak Jangka Pendek
- Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian
- Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal
Dampak Jangka Panjang
- Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya)
- Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya
- Menurunnya kesehatan reproduksi
- Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah
- Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal
Pencegahan Stunting
- Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
Ibu hamil dianjurkan untuk selalu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter serta harus rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan. - Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak karena mengandung gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan. - Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. - Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa anak ke Posyandu maupun klinik khusus anak secara rutin. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya. - Selalu jaga kebersihan lingkungan
Anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting.
REFERENSI
Badjuka, B. Y. M. (2020) ‘Hubungan BBLR dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Desa Haya-Haya Gorontalo’, Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), pp. 23-32.
Buletin Jendela Data Dan InformasiKesehatan,53(9),1689–1699.
Kemenkes. 2016. Situasi Balita Pendek. ACM SIGAPL APL Quote Quad, 29(2), 63–76.
Kemenkes. 4 Gejala Stunting yang Perlu Diwaspadai (diakses pada 19/09/2024).
Kemenkes. Cegah Stunting Itu Penting (diakses pada 19/09/2024).
Kemenkes. Pencegahan Stunting Pada Anak (diakses pada 19/09/2024).
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. (2017). 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting).
Artikel Edukasi ini sudah direview oleh:
Ari Sriyanti, S.K.M.
Programer Promkes Puskesmas Culamega
Puskesmas Culamega
Alamat : Jl. Gubernur Sewaka No. 2, Desa Cintabodas, Kec. Culamega, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 46188
Telpon : 0265758416