Di bidang imunisasi, Bulukumba patut berbangga karena pada capaian 2016, Sulsel peringkat tertinggi dari provinsi lainnya dalam hal cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL).
Dari 24 kabupaten kota di provinsi ini, Kabupaten Bulukumba menjadi penyumbang IDL terbesar, yaitu 101,2 persen dengan cakupan Imunitation Child Universal (ICU) di seluruh desa kelurahan sebanyak 136 mencapai 100 persen dengan indikator capaian 80 persen.
Dari pencapaian ini sehingga Dinas Kesehatan Bulukumba melakukan pertemuan guna meneguhkan kembali komitmen para stakeholder yang terlibat dalam program imunisasi di 2017.
“Data tersebut menunjukkan, program imunisasi di Bulukumba berhasil dengan sangat baik, berkat dukungan dan kerja sama dari semua pihak terkait. Oleh karena itu, capaian ini dapat kita pertahankan di 2017 melalui kerja sungguh-sungguh dengan moto Bulukumba Melayani,” kata Panitia pertemuan, Handayani dalam pengantarnya di Aula Dinas Kesehatan, Senin 27 Maret 2017.
Handayani menambahkan, tujuan umum dari pertemuan tersebut adalah sebagai upaya menurunkan angka kematian dan kesakitan yang disebabkan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Sementara, tujuan khususnya untuk memastikan tingkat imunitas tinggi dan merata di atas 95 persen. Ini dengan cara meneguhkan kembali komitmen bersama berbagai komponen agar kembali berperan aktif guna meningkatkan program imunisasi di Bulukumba.
Untuk komitmen bersama tersebut, para stakeholder seperti Kadis Kesehatan, pihak RSUD, camat, kepala Puskesmas, koordinator Posyandu bertanda tangan di papan komitmen yang diawali Wakil Bupati Bulukumbah Tomy Satria Yulianto.
Tomy mengatakan, capaian itu perlu diapresiasi. Menurutnya, capaian itu tidak hanya dilakukan satu elemen, tetapi banyak pihak yang terlibat mulai dinas, camat, petugas Posyandu, dan lainnya.
Sehingga, tentu capaian tersebut harus dipertahankan dan kalau perlu ditingkatkan. “Untuk mencapai peningkatan crash program imunisasi ini, maka kuncinya adalah menghadirkan paradigma pelayanan pada diri masing-masing pegawai atau petugas,” imbuhnya.
Ditambahkan, jiwa kesukarelawanan itu juga harus ada pada diri aparatur, sehingga setiap saat aktif dan responsif dalam kegiatan pelayanan seperti imunisasi.
Tomy mengungkapkan, dengan paradigma Bulukumba Melayani, tambah seharusnya para petugas proaktif untuk memperluas cakupan imunisasinya.
“Caranya, memaksimalkan seluruh instrumen atau perangkat daerah mulai camat sampai desa, kelurahan dan lingkungan,” tutup Tomy.