Puluhan warga Kota Jambi yang mengungsi akibat banjir terserang penyakit kulit dan demam menyusul krisis air bersih. Jumlah korban yang terserang penyakit cenderung bertambah, meski belum ada yang dirawat.
“Jumlah korban banjir yang berobat karena gatal-gatal ke pos pelayanan kesehatan hingga Sabtu (18/3) mencapai 30 orang. Sedangkan yang berobat karena demam belasan orang. Tiga hari sebelumnya hanya 10 orang. Mengantisipasi bertambahnya korban, kami sudah mendirikan tiga pos pelayanan kesehatan di lokasi pengungsi dan menempatkan 12 orang tenaga kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Ida Yuliati di Kota Jambi, Sabtu (18/3).
Menurut Ida Yuliati, Dinas Kesehatan Kota Jambi juga sudah menginstruksikan 20 puskesmas untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan gratis terhadap korban banjir. “Sebanyak 20 puskesmas sudah kami surati agar siaga banjir. Puskesmas tersebut khususnya di sekitar pemukiman yang dilanda banjir di antaranya di Kelurahan Legok, Telanaipura, Pelayangan, Jambi Timur dan Danau Sipin,” katanya.
Ida Yuliati mengatakan, munculnya penyakit kulit, pilek, demam dan batuk akibat kurangnya persediaan air bersih. Kondisi tersebut membuat korban terpaksa menggunakan air banjir untuk keperluan mandi dan mencuci.
Sementara Wali Kota Jambi, Syarif Fasha mengatakan, banjir yang melanda lima kecamatan di Kota Jambi hingga Sabtu (18/3) menyebabkan sekitar 1.241 rumah warga terendam. Perinciannya, di Kecamatan Jambi Timur 100 unit, di Kecamatan Danau Teluk sekitar 582 unit K dan Kecamatan Telanaipuran dan Danau Sipin sekitar 559 unit.
“Kami sudah menyalurkan bantuan pangan, pakaian dan air bersih kepada para korban banjir. Pelayanan kesehatan juga kami tingkatkan dengan menugaskan dokter dan paramedis,” katanya.