Hipertensi atau tekanan darah tinggi dijuluki sebagai “The Silent Killer” atau “Si Pembunuh Senyap” karena sering terjadi tanpa keluhan. Hipertensi juga merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia.
WHO menyebutkan bahwa diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30–79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi, sebagian besar (dua pertiga) tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Diperkirakan 46% orang dewasa dengan hipertensi tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi tersebut.
Tercatat pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023, prevalensi hipertensi Indonesia mencapai 30.4%. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan studi kohort penyakit tidak menular (PTM) 2011–2021, hipertensi merupakan faktor risiko tertinggi penyebab kematian keempat dengan persentase 10,2%.
Apa Itu Hipertensi?
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Seseorang dikatakan mengalami tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Faktor Risiko Hipertensi
Terdapat beberapa faktor risiko hipertensi, yaitu sebagai berikut:
- Faktor risiko yang dapat diubah, meliputi pola makan yang tidak sehat (konsumsi garam berlebihan, pola makan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, asupan buah dan sayur yang rendah), kurangnya aktivitas fisik, konsumsi tembakau dan alkohol, serta kelebihan berat badan atau obesitas. Selain itu, terdapat faktor risiko lingkungan untuk hipertensi dan penyakit terkait, dimana polusi udara merupakan faktor paling signifikan.
- Faktor risiko yang tidak dapat diubah, meliputi riwayat hipertensi dalam keluarga, usia di atas 65 tahun, dan penyakit penyerta, seperti diabetes atau penyakit ginjal.
Gejala Hipertensi
Pada umumnya, hipertensi tidak disertai dengan gejala atau keluhan tertentu sehingga disebut sebagai the silent killer. Namun, terdapat keluhan tidak spesifik pada penderita hipertensi diantaranya:
- Sakit kepala,
- pusingJantung berdebar-debar
- Rasa sakit di dada
- Gelisah
- Penglihatan kabur
- Mudah lelah, dll
Dikarenakan gejalanya yang tidak terasa atau juga tidak spesifik, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami hipertensi.
Pengobatan Hipertensi
Pada dasarnya, hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol. Pengobatan hipertensi merujuk pada pengobatan jangka panjang, bahkan seumur hidup. Penderita hipertensi harus minum obat secara teratur seperti yang dianjurkan oleh dokter meskipun tak ada gejala. Berikut hal yang perlu diketahui oleh penderita hipertensi:
- Cara minum obat, dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari,
- Perbedaan antara obat-obatan yang harus diminum untuk jangka panjang (obat tekanan darah) dan pemakaian jangka pendek untuk menghilangkan gejala (misalnya untuk mengatasi mengi).
Pengetahuan dan penerapan dari hal-hal tersebut di atas dapat membantu menjaga tekanan darah agar kurang dari 140/90 mmHg.
Ada beberapa obat tekanan darah yang umum dikonsumsi, yaitu:
- Inhibitor ACE: termasuk enalapril dan lisinopril merelaksasi pembuluh darah dan mencegah kerusakan ginjal.
- Penghambat reseptor angiotensin-2 (ARB): termasuk losartan dan telmisartan merelaksasikan pembuluh darah dan mencegah kerusakan ginjal.
- Penghambat saluran kalsium: termasuk amlodipine dan felodipine merelaksasikan pembuluh darah.
- Diuretik termasuk hidroklorotiazid dan klortalidon: menghilangkan kelebihan air dari tubuh, menurunkan tekanan darah.
Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi
Risiko untuk mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan:
- Mengurangi konsumsi garam (jangan melebihi 1 sendok teh per hari)
- Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km atau olahraga 30 menit per hari minimal 5x/minggu)
- Tidak merokok dan menghindari asap rokok
- Menghindari minuman beralkohol
Diet bergizi seimbang - Mempertahankan berat badan ideal
- Mengelola stres
- Minum obat sesuai anjuran dokter
- Melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sangat serius, namun dapat dicegah dan dikontrol dengan baik melalui perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dan pengobatan yang tepat. Dengan melakukan pengecekan kesehatan secara rutin, mengetahui faktor risiko, mengenal gejala, dan mengetahui cara pencegahan dan pengendaliannya, diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi serius di kemudian hari.
Dapatkan informasi dan tindakan yang tepat secara dini melalui pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik atau layanan kesehatan digital.
Referensi:
Ilyas, Sadeli.2016.Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi).Jakarta: P2PTM Kemenkes
UPK Kemenkes RI.2021.Mengenal Penyakit Hipertensi.Jakarta: Kemenkes RI
P2PTM.2018.Pencegahan dan pengendalian Hipertensi, mengurangi risiko Hipertensi.Jakarta: Kemenkes RI Direktorat Jenderal P2P.
Santika, Erlina F.(2024, 05 Juli).Prevalensi Hipertensi Indonesia Turun Jadi 30,8% pada 2023.Diakses pada 2024. dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/07/05/prevalensi-hipertensi-indonesia-turun-jadi-308-pada-2023#:~:text=Tercatat%2C%20pada%20Riset%20Kesehatan%20Dasar,30%2C8%25%20pada%202023
WHO.(2023, 16 Maret).Hypertension.Diakses pada 2024. dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension
Artikel Edukasi Hipertensi ini sudah direview oleh:
Fepi Pebrianti, S.K.M.
Programer Promkes Puskesmas Sukahening
Puskesmas Sukahening
Alamat: Jl. Raya Sukahening No 105 Kecamatan Sukahening 46154
Telp: (0265) 420296
Email: pkm.sukahening@gmail.com
…