MITOS DAN FAKTA: KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Menurut Kementrian Kesehatan RI, remaja adalah penduduk berusia 10-18 tahun. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Dalam bahasa Latin, remaja dikenal dengan kata adolescere yang berarti tumbuh menuju kematangan. Mereka akan mengalami perubahan fisik, kognitif (pengetahuan), emosi (perasaan), sosial (interaksi), dan moral (akhlak).

Remaja identik dengan masa pubertas yang ditandai menstruasi pada remaja perempuan dan mimpi basah pada remaja laki-laki. Remaja akan mengalami perubahan fisik akibat munculnya ciri-ciri seks sekunder yang begitu menonjol. Ciri seks sekunder pada perempuan ditandai dengan pinggul dan payudara membesar, kulit lebih halus, serta suara semakin nyaring. Sedangkan, ciri-ciri seks sekunder pada laki-laki umumnya ditandai dari perubahan suara menjadi berat, tumbuh jakun, pundak dan dada semakin bidang, serta tumbuh kumis dan jenggot.

Remaja memiliki peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan masa depan suatu bangsa. Beberapa permasalahan justru mengancam remaja terutama berkaitan dengan kesehatan reproduksi yang akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, remaja harus mendapat perhatian khusus dari orang tua agar tidak melakukan perilaku seksual berisiko seperti pelecehan, pemerkosaan, dan kehamilan yang tidak diinginkan. 

Remaja perlu mendapatkan pengetahun tentang kesehatan reproduksi. Jangan anggap tabu karena informasi kesehatan reproduksi tidak hanya membahas hubungan seksual, tetapi membahas tentang cara menjaga kesehatan reproduksi agar terhindar dari penyakit dan risiko lainnya. Tujuan utama edukasi kesehatan reproduksi adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemandirian, tanggung jawab, dan kewaspadaan remaja dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya.

Remaja membutuhkan informasi kesehatan reproduksi yang benar. Mitos-mitos tentang kesehatan reproduksi dapat menimbulkan kecemasan pada remaja. Berikut mitos dan fakta kesehatan reproduksi remaja yang harus diketahui:

  • MITOS: Remaja akan Segera Tumbuh Tinggi setelah Pubertas

FAKTA: Tidak semua remaja mengalami peningkatan tinggi badan yang signifikan setelah memasuki masa pubertas. Beberapa remaja mungkin mengalami tumbuh lebih lambat yang dipengaruhi beberapa faktor, seperti faktor genetik, asupan makanan bergizi, pola hidup, dan hormon.

  • MITOS: Hanya Remaja Laki-Laki yang Berkeringat dan Bau Badan saat Pubertas

FAKTA: Perubahan hormon saat pubertas dapat meningkatkan produksi keringat pada semua jenis kelamin. Kelenjar sebasea mulai memproduksi minyak yang disukai bakteri penghasil bau. Bakteri tersebut hidup di kulit dan pakaian yang menyebabkan bau badan.

  • MITOS: Perubahan Hormon Hanya Mempengaruhi Emosi Remaja Perempuan

FAKTA: Remaja laki-laki juga mengalami perubahan hormon yang mempengaruhi suasana hati dan perilaku mereka. Mereka akan mengalami kecemasan, kebingungan, depresi, dan perubahan suasana hati yang sama seperti remaja perempuan. Pada masa ini, remaja perlu dukungan emosional dari orang tua agar mampu mengendalikan perilakunya.

  • MITOS: Pubertas Hanya Terkait dengan Seksualitas

FAKTA: Masa pubertas lebih dari sekedar seksualitas. Dengan adanya perubahan hormon pada remaja, maka juga mempengaruhi pertumbuhan fisik yang signifikan, perubahan perliaku dan suasana hati, serta perkembangan keterampilan dalam hidup menjadi lebih dewasa.

  • MITOS: Jerawat pada Remaja hanya Disebabkan Tidak Menjaga Kebersihan Wajah

FAKTA: Tidak menjaga kebersihan wajah bukan penyebab utama timbulnya jerawat. Terdapat berbagai faktor jerawat tumbuh pada remaja, yaitu faktor genetik, stres, dan perubahan hormon testosteron dan androgen pada masa pubertas yang menyebabkan kelenjar minyak menghasilkan sebum secara berlebihan.

  • MITOS: Darah Haid itu Kotor

FAKTA: Darah haid sebenarnya sama dengan darah luka atau mimisan. Darah haid berasal dari luruhan dinding rahim karena tidak terdapat proses pembuahan sel telur oleh sperma. 

  • MITOS: Wanita Menstruasi, Tidak Boleh Olahraga

FAKTA: Selama menstruasi, seorang wanita dapat melakukan kegiatan seperti biasa. Olahraga justru dapat mengurangi kram dan meningkatkan hormon endorfin yang mampu mempebaiki suasana hati.

  • MITOS: Konsumsi Mentimun bisa Membuat Haid Lebih Lama

FAKTA: Lama menstruasi tidak dipengaruhi oleh makanan, tetapi dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron, stres, dan indeks masa tubuh.

  • MITOS: Haid Tidak Teratur Tanda Kurang Subur

FAKTA: Haid tidak teratur bukan tanda kemandulan pada wanita. Ada berbagai faktor yang menyebabkan haid tidak teratur, seperti pola hidup tidak sehat, stress, ketidakseimbangan hormone, atau menderita penyakit tertentu.

  • MITOS: Tidak Boleh Konsumsi Air Dingin saat Haid

FAKTA: Tidak ada bukti medis yang menunjukan bahwa minum air dingin dapat dapat menghambat aliran darah haid. Konsumsi air dingin akan masuk ke dalam sistem pencernaan, jadi tidak ada hubungannya dengan proses haid.

Masa remaja merupakan waktu terbaik untuk membangun kebiasaan dalam menjaga kesehatan reproduksi dengan menerapkan perilku hidup bersih dan sehat. Untuk meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, maka diperlukan edukasi kesehatan reproduksi dari keluarga ataupun sekolah. Remaja harus mendapatkan perhatian khusus saat masa pubertas agar mencegah perilaku berisiko yang tidak diinginkan, sehingga mereka dapat menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Sumber:

  • Puberty Myths and Facts. Retrieved from I Respect Myself: https://www.irespectmyself.ca/en/respect-yourself/healthy-body/puberty/myths-and-facts
  • Puberty Myths Your Child Needs Debunked. Retrieved from Sex Education Australia: https://www.sexeducationaustralia.com.au/puberty-myths-your-child-needs-debunked/
  • Tim Medis Siloam Hospitals. (2024, Agustus 29). Mengulik Fakta dan Mitos tentang Haid yang Perlu Diketahui. Retrieved from Siloam Hospitals: https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/fakta-dan-mitos-tentang-haid
  • Wirenviona, R. (2020). Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja . Surabaya: Airlangga University Press.

Artikel Edukasi ini telah direview oleh:

Sri Nurjanah, S.K.M.

Staf Promkes Puskesmas Rajapolah

Puskesmas Rajapolah

Jl. Raya Rajapolah, Rajapolah, Kec. Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46155

(0265) 420003

Yuk Share Postingan Ini:
sahilaaida
sahilaaida
Articles: 13

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *