Jadwal imunisasi bayi harus ditepati demi kesehatan si buah hati. Imunisasi adalah tindakan pemberian kekebalan tubuh pada bayi dan anak dengan memberikan vaksin tertentu. Meninggalkan pro dan kontra atas imunisasi, tindakan ini tetap diperlukan untuk melindungi buah hati dari beberapa penyakit berbahaya.
Imunisasi dilakukan sejak bayi berusia 0 bulan hingga bayi berusia 9 bulan dan akan dilakukan pengulangan disaat bayi sudah berusia 18 bulan. Tindakan ini untuk mengoptimalkan kerja vaksin dalam mencegah berbagai macam penyakit.
Imunisasi Dasar Wajib
Disamping beberapa imunisasi yang dianjurkan, ada 5 imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi. Diantaranya adalah:
- BCG
Imunisasi BCG atau bacillus Camette-Guerrin diberikan pada bayi berusia 0-1 bulan. tujuan dari vaksin ini adalah untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Orang tua dapat memperoleh imunisasi ini di tempat layanan kesehatan seperti puskesmas dan posyandu secara gratis. Ada juga yang diberikan secara langsung sesaat setelah bayi dilahirkan, di klinik bersalin.
Vaksin ini tak menyebabkan demam pada bayi ya. vaksin yang disuntikka di lengan ini hanya menembus permukaan kulit terluar. Sehingga, dapat dilihat tandanya, seperti ada titik putih di lengan bayi. Hanya haja, beberapa bayi akan merasakan nyeri selama 1-3 hari, sebagai efek dari suntikan tersebut. Namun, ini tak masalah kok.
- Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B ini ditujukan untuk mencegah penularan penyakit hepatitis B kepada bayi yang kemungkinan ditularkan oleh ibu saat persalinan. Bagaimanapun, tulang panggul dapat memiliki kemungkinan cidera pada bayi pada proses kelahiran normal. Sehingga, untuk mencegah itu, dilakukan penyuntikan vaksin. Biasanya, vaksin hepatitis B diberikan bersamaan dengan vaksin lain. Vaksin ini juga tak memberikan efek demam pada bayi. Dan hanya diberikan sekali saja ya, seketika setelah bayi dilahirkan.
- DPT-HB
Imunisasi ini dilakukan untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis dan tetanus. Lalu di kombinasikan dengan vaksin untuk mencegah penyakit hepatitis B. Pemberian vaksin combo semacam dilakunan sebanyak 3 kali berturut-turut. Yakni pada saat bayi berusia 2,3, dan 4 bulan. jarak pemberian vaksin DPT-HB I ke DPT-HB II sekurang-kurangnya 20 hari hingga 4 minggu ya. vaksin ini dapat diperoleh di puskesmas, klinik bersalin, posyaandu dan layanan kesehatan secara gratis.
Namun, efek yang ditimbulkan dari imunisasi DPT-HB ini seringkali menimbulkan demam pada si kecil. sehingga, tak heran jika ia menjadi rewel ya. untuk mengatasinya, ibu dapat memevrikan obat penurun panas dan pereda nyeri yang diberkan oleh tenaga medis. Jangan lupa untuk memastikan dosis dan aturan penggunaannya ya.
Efek samping nya dirasakan bayi kurang lebih selama 1-3 hari. Selain panas, bayi juga akan merasakan nyeri dibekas suntikan. Biasanya, vaksin DPT-HB disuntikkan di area paha. Sehingga, ibu harus lebih berhati-hati jika bersinggungan dengan paha si kecil pasca di vaksin ya. untuk meredakan nyeri nya, ibu dapat memberikan kompres air hangat disamping area suntikan.
- Polio
Imunisasi polio diberikan untuk mencegah penyakit polio pada anak. Polio adalah suatu penyakit yang menyerang tulang, dimana tulang tak dapat tumbuh dan berkembang dengan semestinya. Bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan. Vaksin ini diberikan sebanyak 4 kali. Yakni saat bayi berusia 1, 2,3, dan 4 bulan. jarak pemberian vaksin dari satu vaksin ke vaksin yang lain adalah 4 minggu. Vaksin polio diberikan dengan cara diteteskan ke mulut bayi. Sehingga tak meninggalkan efek nyeri dan demam.
- Campak
Imunisasi campak, dilakukan untuk mencegah penyakit campak. Vaksin ini diberikan pada bayi saat bayi menginjak usia 9 bulan. suntikan vaksin campak dilakukan pada lengan bayi, dan akan meninggalkan rasa nyeri di lengan. Selain itu, bayi juga terkadang akan mengalami demam ringan. Namun begitu, ada pula bayi yang tak mengalami demam lho. Untuk itu, ibu tetap harus menyediakan obat penurun panas dan pereda nyeri ya. sebagai langkah antisipasi jikalau si kecil mengalami demam dan rewel.
Jangan Lakukan Imunisasi, Bila…
Meskipun baik untuk si kecil, namun ada beberapa kondisi yang melarang pemberian vaksin kepada si kecil. yaitu saat kondisi tubuh si kecil sedang tak sehat. Imunisasi adalah suatu proses memasukkan virus tertentu yang sudah dilemahkan. Sehingga membutuhkan kerja daya tahan tubuh si kecil untuk melawannya. Maka saat si kecil sedang sakit, sebaiknya imunisasi ditunda terlebih dahulu beberapa saat. Sampai kondisi buah hati anda benar-benar fit.
Imunisasi Yang Terlewat, Tak Perlu Di ulang
Jadi, kalau ada satu fase imunisasi yang terlewati, ibu tak perlu mengulang seluruh rangkaian imunisasi. Cukup melanjutkan saja. Atau, ibu dapat menunggu usia anak sampai menginjak 18 bulan. ini adalah usia anak melakukan imunisasi ulang secara lengkap. Namun, apabila yang terlewat adalah imunisasi campak, ibu dapat menggantinya dengan imunisasi MMR yakni untuk mencegah penyakit campak, gondong dan rubella. Imunisasi MMR diberikan pada anak usia 12-18 bulan, dan akan diulang pada usia 6 tahun.
Jadwal imunisasi bayi dari 0-9 bulan, akan diulang lagi ketika bayi sudah berusia 18 bulan. efek samping dari beberapa jenis imunisasi, seperti DPT dan Campak, berupa demam, nyeri dan kemerahan tak perlu dirisaukan. Gejala semacam ini akan hilang setelah 2 sampai 3 hari. Dan, bayi yang habis diimunisasi tak ada larangan untuk mandi ya. namun, ibu dapat menggunakan air hangat, untuk memberikan kenyamanan pada bayi. Lakukan imunisasi tepat waktu, sesuai dengan jadwal yang ditentukan, untuk menjaga buah hati tetap sehat dan ceria.
Terima kasih atas informasi yang bermanfaat ini. Harusnya memang masyarakat sadar diri pentingnya imunisasi. Saya sendiri sering melihat kasus serupa di beragam negara dimana imunisasi sepertinya dijauhi dan dianggap aneh. Padahal dengan melakukan imunisasi kita telah melakukan pencegahan besar terhadap beragam penyakit yang mungkin mengancam generasi mendatang, anak-anak tercinta kita.
sebenarnya apakah ada perbedaan dalam istilah imunisasi dasar dan imunisasi dasar lengkap?
Dok gimana anak saya ketinggalan suntik bcg nya langsung polio dan dpt1