Ombudsman Soroti Pelayanan Puskesmas di Pedalaman

Ombudsman RI Perwakilan Aceh menyoroti pelayanan kesehatan di puskesmas di sejumlah kabupaten di Aceh.

Ombudsman RI Perwakilan Aceh menyoroti pelayanan kesehatan di puskesmas di sejumlah kabupaten di Aceh. Berdasarkan riset yang dilakukan Ombudsman tiga bulan terakhir di Aceh Barat, banyak dokter dan paramedis di daerah pedalaman yang kerap tidak berada di puskesmas saat jam kerja. Kondisi itu membuat masyarakat mengeluh terkait pelayanan kesehatan di kabupaten itu.

Hal itu dikatakan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh, Dr Taqwaddin Husin SH SE dalam workshop “Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kabupaten Aceh Barat”, Jumat (9/6) di Aula Hotel Pade, Lampeuneurut, Aceh Besar. Menurut Taqwaddin, pihaknya menjadikan Aceh Barat sebagai sampel karena banyak laporan masyarakat terkait ketiadaan dokter di puskesmas pedalaman.

“Riset ini sudah kami lakukan sejak tiga bulan lalu. Hasilnya, memang benar dokter di pedalaman sering tak bertugas di puskesmas,” Kata Taqwaddin seusai workshop. Disebutkan dalam riset itu, pihaknya menginvestigasi rutininitas tenaga medis di enam puskesmas di Aceh Barat.

Selain itu kata Taqwaddin, berdasarkan data tahun 2015, Aceh Barat merupakan kabupaten tertinggi angka kematian bayi. “Pelayanan kesehatan dasar itu ada di puskesmas. Kami memilih Aceh Barat sebagai pintu masuk untuk memperbaiki pelayanan kesehatan puskesmas,” jelasnya.

Menurut Taqwaddin, persoalan utama tenaga medis puskesmas di Aceh adalah kurangnya integritas. Tidak hanya dokter, bidan dan perawat acap kali meninggalkan tugasnya di puskesmas dengan alasan jarak tempuh yang jauh. “Di Aceh Barat, kami mendapati bahwa hampir semua tenaga medis puskesmas pedalaman berdomisili di Meulaboh. Tentu tidak efektif dan efisien,” kata dia.

Adapun workshop itu menghadirkan sejumlah pemateri yaitu Dr Taqwaddin Husin SH SE, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, dr Hanif, dan Dr dr Syahrul SpS(K) dan Dr dr Mohd Andalas SpOG dari Fakultas Kedokteran Unsyiah. Sementara puluhan peserta berasal dari Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, perhimpunan paramedis, pemerhati kesehatan, dan media massa.

Kepala Dinkes Aceh, dr Hanif mengatakan, kondisi pelayanan puskesmas di Aceh memang belum memuaskan. Hal itu karena masih sedikit puskesmas yang memenuhi standar. “Baru 27 puskesmas di Aceh yang memenuhi standar. Pemkab harus mengirim lebih banyak dokter untuk disekolahkan,” ujarnya.

Sementara Dr dr Syahrul SpS(K) mengatakan, masyarakat selalu mengharapkan kepastian layanan dan keselamatan pasien dari sebuah fasilitas kesehatan. Terkait kondisi pelayanan kesehatan di Aceh Barat, Syahrul menyebut ada faktor demografi yang berpengaruh dimana luas setiap kecamatan tidak seimbang. “Idealnya satu dokter umum untuk 2.000 masyarakat. Hal ini yang mungkin belum tercapai di daerah pedalaman Aceh,” tukasnya.

Sumber aceh.tribunnews.com

Yuk Share Postingan Ini:
Kesmas.ID
Kesmas.ID
Articles: 672

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *