Optimis, Pemprov Targetkan 95% Anak di Jatim Ikut Imunisasi Campak

Pemprov menargetkan 95 persen dari jumlah anak itu bisa divaksin MR. Sebab, kesuksesan di Jatim akan menentukan kesuksesan di level nasional.

Penyakit campak dan rubella yang telah banyak merenggut korban jiwa dan menimbulkan kecacatan membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan vaksinasi measles rubella (MR) sebagai imunisasi wajib. Artinya, semua anak yang masuk usia imunisasi harus mendapatkannya secara gratis.

Tak main-main, pemerintah melalui Kemenkes mengalokasikan dana Rp 740 miliar untuk menggelar imunisasi campak atau MR ini. Imunisasi akan digelar selama dua bulan penuh mulai 1 Agustus sampai 31 September mendatang. Jawa Timur menjadi wilayah pertama pemberian vaksin menyusul daerah-daerah lain.

Chief Field Office Unicef di Jatim, Arie Rukmantara mengatakan bahwa vaksinasi MR sangat penting bagi masa depan anak. Bagi masyarakat, itu juga akan mencegah wabah campak. ”Vaksin ini akan meningkatkan kekebalan tubuh seseorang. Sehingga kalau ada virus yang menyerang, tubuh akan mempunyai pertahanan,” tuturnya dalam diskusi ruang ide bertema ‘Komitmen Jawa Timur untuk Indonesia Bebas Campak dan Rubella’ di Gedung Graha Pena Lantai 5 Surabaya, Jumat (21/7).

Gubernur Soekarwo yang hadir dalam acara itu bersama para bupati/wali kota di Jatim mengatakan bahwa kampanye imunisasi campak dan rubella merupakan investasi jangka panjang terhadap pola hidup sehat bagi masyarakat sejak usia dini.

“Semua komponen harus hadir dan menyukseskan pelaksanaan imunisasi ini. Kami akan menggerakkan bupati dan wali kota untuk menyukseskan pelaksanaan imunisasi campak dan rubella bagi anak usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun ini,” tegas Pakde Karwo.

Dia menyatakan bahwa imunisasi merupakan bagian dari kegiatan promotif-preventif yang harus didukung dan terus didorong sebagai bagian dari politik kesehatan. “Selama ini kita terpaku pada birokrasi ad hoc. Pemerintah pusat tidak punya program promotif-preventif, yang ada kuratif,” sorotnya.

Ia mencontohkan program di puskesmas yang lebih banyak menyiapkan pengobatan untuk orang sakit. Bukan sebaliknya mencegah orang sakit dan mengampanyekan hidup sehat. “Kalau anggaran tiap puskesmas ada Rp 200 juta, yang 40 persen itu untuk biaya dokter dan 60 persen untuk biaya obat,” ujarnya. Akibatnya, berapa pun dana BPJS Kesehatan yang disiapkan pemerintah pasti akan jebol.

Dengan menggandeng Jawa Pos dan Unicef, gubernur mengajak seluruh tokoh agama, akademisi, dan pihak terkait lain mendorong seluruh masyarakat mengikutkan anaknya dalam imunisasi campak.

Total di Jawa Timur ada 8,6 juta anak yang menjadi sasaran vaksinasi MR. Pemprov menargetkan 95 persen dari jumlah anak itu bisa divaksin MR. Sebab, kesuksesan di Jatim akan menentukan kesuksesan di level nasional.

Direktur Jawa Pos Koran Leak Kustiya menegaskan pihaknya siap mendukung program imunisasi campak dan rubella di Jatim. “Jawa Pos siap menjadi bagian dari roadshow kampanye kesehatan ini,” tandasnya.

Yuk Share Postingan Ini:
Kesmas.ID
Kesmas.ID
Articles: 672

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *