Sebuah pepatah mengatakan,”It takes a village to raise a child”. Makna dari kalimat yang sering kita dengar ini adalah tugas membesarkan seorang anak tidak hanya jatuh pada ibu seorang, namun diperlukan juga semangat gotong royong dari lingkungan sekitar serta pemerintah dalam mengakomodasi pengasuhan anak yang optimal. Salah satu faktor yang menyebabkan gagalnya pemberian ASI eksklusif adalah ibu yang kembali bekerja tidak bisa memberikan ASI selama enam bulan penuh. Rata-rata pemberiannya selama tiga bulan saja sesuai masa cuti melahirkan.
ASI adalah makanan terbaik dan vaksin pertama yang seharusnya didapatkan semua bayi ketika lahir di dunia. Semakin awal pemberian, semakin baik. Prinsip ini digunakan sebagai landasan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk memberikan ASI pada satu jam pertama setelah bayi lahir. Akan tetapi, di Indonesia sendiri hanya 27% bayi yang menerima ASI dalam satu jam setelah lahir dan hanya 14% yang mendapat kontak kulit ke ibu dalam satu jam setelah lahir. Padahal langkah-langkah IMD ini sangat penting bagi kelangsungan hidup bayi baru lahir dan pemberian ASI jangka panjang setelahnya. Bayi yang tidak disusui memiliki risiko lebih besar untuk meninggal sebelum ulang tahun pertama mereka, IQ lebih rendah sebesar tiga hingga empat poin dan menjadi obesitas serta mengidap diabetes di kemudian hari. Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif akan rentan mengalami gizi buruk, kekurangan vitamin A, mengalami alergi serta intolerensi laktosa. Selain itu, pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara pada perempuan.
Melihat besarnya manfaat pemberian ASI, maka WHO dan UNICEF memprakarsai Pekan ASI Sedunia (World Breastfeeding Week) yang diselenggarakan pada minggu pertama bulan Agustus setiap tahunnya. Tema untuk tahun 2024 adalah “Menutup Kesenjangan: Dukungan Menyusui untuk Semua” (Closing the Gap: Breastfeeding Support for All). Tujuan dari strategi promosi kesehatan ini yakni untuk menciptakan lingkungan yang mendukung ibu untuk menyusui, mulai dari komunitas sekitar, tempat kerja, kebijakan pemerintah, serta hukum yang berlaku, serta menyebarkan informasi akurat mengenai keuntungan dan strategi ASI eksklusif di seluruh dunia.
Keluarga, komunitas sekitar, tenaga kesehatan, pembuat kebijakan, semua memiliki peran dalam menyukseskan pemberian ASI optimal bagi bayi. Ibu sebaiknya mendapatkan konseling menyusui yang berkualitas dari penyedia layanan kesehatan selama masa kehamilan dan pascapersalinan untuk meningkatkan angka pemberian ASI. Setelah melahirkan, ibu juga memerlukan dukungan keluarga dan lingkungan rumah yang memberikan semangat agar ibu tetap menyusui bayinya. Kebijakan pemerintah dan tempat kerja yang mendukung pengadaan alokasi waktu serta tempat khusus laktasi juga memberikan kesempatan lebih bagi ibu bekerja untuk tetap memberikan ASI selama enam bulan. Pengetatan hukum bagi penjualan susu pengganti ASI juga perlu dilakukan agar tidak banyak orang tua yang tergiur langsung memberikan susu sapi bagi bayinya.
Mari bangun solidaritas untuk turut mendorong ibu untuk memberikan nutrisi terbaik bagi buah hatinya! Selamat merayakan Pekan ASI Sedunia!
Referensi
Dewanto, Naomi Esthernita F., 2015. Masalah Ibu Bekerja: ASI Atau Susu Formula?. Tersedia di: https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/masalah-ibu-bekerja-asi-atau-susu-formula (Diakses 5 Agustus 2024).
Rokom. 2023. Pekan ASI Sedunia, Dukung Ibu Bekerja Terus Menyusui. Tersedia di: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230809/2643640/pekan-asi-sedunia-dukung-ibu-bekerja-terus-menyusui/ (Diakses 5 Agustus 2024).
Russel, C. and Ghebreyesus, T. A.. 2024. This World Breastfeeding Week, UNICEF and WHO call for equal access to breastfeeding support. Tersedia di: https://www.unicef.org/press-releases/world-breastfeeding-week-unicef-and-who-call-equal-access-breastfeeding-support (Diakses 5 Agustus 2024).
WHO. 2024. World Breastfeeding Week: 1-7 August 2024. Tersedia di: https://www-who-int.translate.goog/campaigns/world-breastfeeding-week/2024?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc (Diakses 5 Agustus 2024).
WHO Indonesia. 2024. Ibu Membutuhkan Lebih Banyak Dukungan Menyusui Selama Masa Kritis Bayi Baru Lahir. Tersedia di: https://www.who.int/indonesia/id/news/detail/01-08-2024-mothers-need-more-breastfeeding-support-during-critical-newborn-period (Diakses 5 Agustus 2024).
Artikel edukasi ASI ini sudah di-review oleh:
Annisa Lihusnihina Amalia,S.KM
Programer Promkes Puskesmas Cisaruni
Puskesmas Cisaruni
Alamat: Jalan Cisinga Bantarpayung, Desa Cisaruni, Kecamatan Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46466
Hey people!!!!!
Good mood and good luck to everyone!!!!!