Pencegahan TBC dan Cara Pengobatannya

Belakangan ini, TBC adalah penyakit menular kronis yang memiliki tingkat kematian tertinggi di dunia. Dari World Health Organization (WHO) mencatatkan, di tahun 2023 ada setidaknya 10,6 juta orang di dunia terkena TBC dan 1,3 juta di antaranya meninggal dunia.

Masih dari sumber yang sama, WHO menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki kasus kematian TBC terbanyak kedua setelah India dengan kasus sebanyak 1.060.000 dan kematian sebanyak 134.000 di tahun 2023.

Di Indonesia sendiri yang diambil dari data Badan Pusat Statistik (BPS), kasus TBC dengan jumlah terbanyak ada pada Jawa Timur dengan jumlah kasus di angka 51.548 per 8 Agustus 2024. Dengan tingginya kasus TBC di Indonesia, pemerintah segera melakukan penanggulangan pencegahan TBC dengan cara: mencegah risiko, penanganan kasus, pemberian vaksin, dan obat pencegahan.

Dikutip dari Siloam Hospitals, Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang ditimbulkan dari bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru, ditularkan melalui droplet atau percikan batuk dan ludah.

Ketika seseorang yang terkena TBC bersin atau batuk tidak menutup mulut, percikannya akan menularkan bakteri melalui udara yang bisa mengeluarkan 4500 – 1 juta kuman. Jika terhirup, bakteri akan mulai masuk ke paru-paru dan menyebar ke tubuh yang lain, seperti: tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung. 

Ada 3 tahapan yang terjadi saat seseorang sudah menghirup bakteri Mycobacterium tuberculosis sebelum menginfeksi ke paru-paru, yaitu: infeksi primer, infeksi laten, dan infeksi aktif.

Infeksi primer terjadi ketika seseorang menghirup bakteri TBC melalui udara. Di sini bakteri masuk ke paru-paru dan memperbanyak diri.

Infeksi laten terjadi ketika daya tahan tubuh melakukan perlawanan di bakteri yang memperbanyak diri. Jika sistem kekebalan tubuh kuat, kemungkinan bakteri akan dilenyapkan.

Infeksi aktif terjadi ketika kekebalan tubuh seseorang yang lemah tidak mampu untuk mengancurkan bakteri TBC. Akibatnya, bakteri akan berkembang biak dalam tubuh dan mulai menyerang paru-paru. Gejala TBC yang paling umum setelah bakteri mulai menyerang paru-paru adalah:

  • Batuk selama tiga minggu atau lebih.
  • Batuk darah atau lendir.
  • Nyeri dada.
  • Penurunan berat badan. 
  • Kelelahan.
  • Demam.
  • Keringat saat malam hari.
  • Panas dingin.
  • Kehilangan selera makan.

Walaupun menjadi penyakit mematikan di dunia, TBC masih bisa disembuhkan dengan berbagai cara dan penanganan yang tepat. Dokter akan melakukan beberapa pencegahan dan pengobatan untuk mengurangi penyebaran bakteri dalam tubuh.

Cara pencegahan TBC awal dimulai dari pemeriksaan ke dokter untuk melakukan pengecekan darah, pemeriksaan dahak, tes tuberkulin, dan rontgen foto dada. Pencegahan kedua bisa dilakukan pada bayi dan anak-anak saat melakukan imuniasi dengan memberikan suntikan vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin).

Untuk orang dewasa yang sering kontak langsung dengan penderita TBC, bisa melakukan berbagai pencegahan sebagai berikut:

  • Selalu gunakan masker dan hindari kontak langsung dengan penderita TBC.
  • Tutup mulut saat bersin dan batuk dan segera cuci tangan dengan sabun untuk membunuh bakteri.
  • Rajin berolahraga dan makan makanan sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Gunakan kipas angin dan buka jendela untuk mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
  • Hindari keramaian dan kerumunan di tempat yang banyak penderita TBC untuk menghindari penyebaran melalui udara.

Untuk pengobatan TBC biasanya dokter akan memberikan obat antituberkulosis, yaitu antibiotik yang khusus digunakan untuk mematikan infeksi bakteri TBC. Pengobatan bisa berlangsung selama 6-12 bulan dengan melalui dua tahap, yaitu:

Tahap awal/intensif: meminum obat setiap hari selama 2 atau 3 bulan berturut-turut.

Tahap lanjutan: meminum obat 3 kali seminggu selama 4 sampai 5 bulan.

Jika gejala masih berlanjut, lakukan rujukan ke rumah sakit untuk memeriksakan apakah dahak atau batuk tersebut memiliki bakteri TBC atau tidak.

Referensi:

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/tuberkulosis-atau-tb-adalah

https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/pencegahan-infeksi-bagi-bayi-dan-balita/tuberkulosis

https://www.mitrakeluarga.com/artikel/tuberkulosis

https://www.halodoc.com/kesehatan/tuberkulosis?srsltid=AfmBOopdlSyjeueoeKEjh-E-xbqB93hu0OappV8DkJXrIPaKtDwDepVx

https://www.healthline.com/health/tuberculosis-prevention#prevention

https://www.webmd.com/lung/tuberculosis-prevention


Artikel edukasi ini telah direview oleh:

Dewi Andrayani, S.KM
Progamer Promkes UPTD Puskesmas Cineam

Puskesmas Cineam
Jl. Raya Cineam, Kec. Cineam, Tasikmalaya Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia
Telp/WA: (0261) 380562

Yuk Share Postingan Ini:
anugrahwicaksono99
anugrahwicaksono99
Articles: 12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *