Penting! Calon Ibu Perlu Kenali Stunting Sebelum Terlambat

Stunting berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Calon ibu perlu memahami stunting hingga tahu cara pencegahannya

Stunting  masih  menjadi  permasalahan  di  dunia.  Anak yang terkena stunting akan mengalami pertumbuhan yang terhambat sehingga akan mempengaruhi perkembangan kognitif, metabolisme tubuh dan pertumbuhan fisik. Secara  global,  tahun  2020  dilaporkan  sebanyak  149,2  juta anak  mengalami  stunting. World Health  Organization (WHO) tahun  2018 menyatakan bahwa prevalensi stunting di Indonesia (36,4%) termasuk urutan ketiga dengan prevalensi tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Hal ini menunjukkan bahwa prevalensi anak balita stunting di Indonesia cukup tinggi. Dengan adanya langkah yang tepat, angka stunting menurun dari tahun 2021 hingga tahun 2022 sebesar 2,8%, sesuai dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

Penurunan tersebut membawa dampak yang baik untuk pertumbuhan anak di masa yang akan datang. Lalu tahukah kamu bahwa masa kehamilan ibu sangat berpengaruh terhadap pencegahan stunting? Yuk simak penjelasan berikut agar lebih mengenal stunting!!

Apa Itu Stunting

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh dan kembang anak karena kurangnya asupan gizi yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah standar. Menurut WHO (2022) anak yang mengalami stunting jika diukur panjang atau tinggi badannya akan kurang dari -2 standar deviasi (SD).

Faktor Risiko Stunting

Kenapa sih stunting itu bisa terjadi? Berikut beberapa faktor risiko stunting yang perlu diketahui, yaitu:

1. Kurangnya asupan nutrisi ibu hamil
Asupan gizi yang tidak cukup pada ibu hamil berisiko terjadinya anemia dan Kurang Energi Kronis (KEK), sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan janin.

2. Pengetahuan Ibu yang rendah
Pengetahuan Ibu mengenai pemenuhan gizi selama kehamilan akan berpengaruh terhadap sikap yang akan diambil. Jika pengetahuan ibu kurang, maka akan menyebabkan asupan gizi ibu selama kehamilan tidak terpenuhi dan menyebabkan masalah kesehatan.

3. Kurangnya dukungan keluarga
Ibu hamil mengalami perubahan secara fisik dan psikologis, jadi sangat dibutuhkan dukungan keluarga untuk mengurangi kecemasan saat masa kehamilan. Hal yang dapat dilakukan misalnya memberikan pujian atas semua usaha yang telah ibu lakukan.

4. Sanitasi yang kurang baik
Ternyata sanitasi yang kurang baik juga berpengaruh loh terhadap kejadian stunting. Karena bisa saja terjadi penyakit seperti diare, kecacingan, dan infeksi saluran pencernaan lainnya yang menyebabkan kurangnya nafsu makan sehingga asupan gizi ibu hamilpun ikut berkurang.

Gejala Stunting

Untuk mengetahui apakah anak terkena stunting atau tidak, perlu diperhatikan beberapa indikasi berikut:

  • Tinggi atau panjang anak lebih pendek daripada seusianya
  • Anak mudah sakit
  • Berat badan anak lebih rendah daripada seusianya
  • Pertumbuhan tulang anak tertunda

Jika anak mengalami hal serupa, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di fasilitas pelayanan kesehatan seperti klinik, puskesmas, maupun rumah sakit.

Pencegahan Stunting

Stunting dapat dicegah dengan melakukan berbagai tindakan, diantaranya:

1. Mengkonsumsi tablet tambah darah
Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet tambah darah atau tablet Fe minimal 90 tablet saat masa kehamilan

2. Pemenuhan gizi ibu hamil
Pemenuhan nutrisi ibu hamil dapat dilakukan dengan mengkonsumsi buah, sayuran, garam yang sudah beryodium, ikan, serta olahan kacang-kacangan untuk memenuhi asupan zat besi. Tentunya untuk menjamin pemenuhan nutrisi tersebut harus didiskusikan terlebih dahulu bersama dokter.

3. Persalinan dengan dokter atau bidan ahli

4. Melakukan kunjungan ANC secara rutin (K1-K4)
Kunjungan ANC harus dilakukan untuk mengetahui keadaan ibu dan janin secara berkala agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan

5. Menghindari paparan asap rokok
Ibu hamil harus menghindari paparan asap rokok, karena berisiko terjadinya bayi lahir premature dan BBLR

Pengobatan Stunting

1. Memberikan nutrisi yang tepat pada anak dengan MPASI yang tinggi akan protein hewani
2. Memeriksa tinggi dan berat badan anak secara berkala
3. Memperbaiki sanitasi rumah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
4. Melakukan pemeriksaan ke dokter jika ada penyakit kronis

Nah, dari penjelasan diatas kita bisa tahu kalau stunting itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Jadi tunggu apalagi, Ayo para calon ibu lakukan tindakan pencegahan agar anak terhindar dari stunting!!

Referensi

  • WHO.  (2014) ‘Global  nutrition  targets 2025 stunting  policy  brief.  WHO’.  Geneva:  World  Health  Organization.
  • Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI. Mengenal Apa Itu Stunting. Diakses pada 23 Juli 2024.
  • Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI. Mengenal Apa Itu Stunting. Diakses pada 23 Juli 2024.
  • Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI. 4 Gejala Stunting yang Harus Diwaspadai. Diakses pada 23 Juli 2024.
  • Unit Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI. Kementerian Kesehatan Rilis Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Diakses pada 23 Juli 2024.
  • Nurfatimah, N. et al. (2021) ‘Perilaku Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil’, Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan, 15(2), pp. 97–104. Available at: https://doi.org/10.33860/jik.v15i2.475.

Artikel Edukasi Stunting ini sudah direview oleh:

Citra Pertiwi Putri, S.KM
Programer Promkes Puskesmas Sukarame

Puskesmas Sukarame
Alamat : JL. Raya Sukarame No.117 Desa Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat 46461
Email : uptpkmbludsukarame@gmail.com
No Telp : (0265) 546657

Yuk Share Postingan Ini:
Siti Rahmawati Ayunda
Siti Rahmawati Ayunda
Articles: 7

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *