PENTINGNYA KESPRO, UPAYA PENCEGAHAN PERNIKAHAN DINI HINGGA RISIKO KEMATIAN IBU DAN ANAK

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. Pendidikan kesehatan reproduksi harus diajarkan semasa dini. Pemberian edukasi kesehatan reproduksi di sekolah/madrasah menjadi sangat penting mengingat belum tersosialisasikannya secara menyeluruh cara perawatan kebersihan organ reproduksi, perilaku seksual pranikah, kehamilan anak yang berisiko dan masalah reproduksi pada peserta didik saat ini dan setelah dewasa.

Loh, memang apa sih hubungan antara kesehatan reproduksi dengan kasus pernikahan dini?

Menurut Data BPS NTT, Faktor penyebab tingginya angka pernikahan usia dini antara lain adalah rendahnya pengetahuan dan pemahaman remaja tentang dampak pernikahan usia dini dan kesehatan reproduksi remaja. Pemahaman masyarakat tentang dampak yang akan ditimbulkan, faktor kemiskinan, faktor pendidikan, kultur sosial dan budaya serta adanya pengaruh media dan lingkungan menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan perilaku remaja.

Pendidikan kesehatan reproduksi bagi anak usia sekolah lebih menekankan kepada proses pertumbuhan dan perkembangan untuk mencapai dewasa sehat dan mengasah kemampuan/daya tangkal peserta didik untuk menghindarkan diri dari perilaku berisiko atau pengaruh luar yang akan berdampak negatif bagi kesehatan mereka khususnya kesehatan reproduksi.

Memang apa saja dampak dari pernikahan usia dini?

Semakin muda usia pernikahan pertama seorang perempuan beresiko bagi keselamatan ibu dan anak. Hal tersebut dapat terjadi karena belum siapnya rahim seorang perempuan yang menikah di usia muda. Menurut penelitian Ibu dibawah usia 20 tahun sebagian besar mengalami anemia, serta sangat berisiko mengalami komplikasi persalinan seperti perdarahan, infeksi, abortus dan berisiko menambahan kasus kematian ibu.

Bayi yang dikandung oleh ibu usia muda (< 20 tahun) berisiko mengalami Intra Uterin Grow Restriction (IUGR), partus prematurus, Bayi Berat Lahir Rendah (BBRL), aspiksia dan jika tidak ditangan dengan cepat dan tepat dapat terjadi kematian.

Peran Bidan dalam menekan pernikahan usia dini di Indonesia yaitu memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang dampak negatif pernikahan usia dini, serta memberikan penjelasani tentang organ reproduktif wanita yang belum siap untuk mengandung. Bidan juga dapat memberikan penyuluhan disekolah-sekolah dengan tujuan agar remaja dapat mengerti tentang baik buruknya pernikahan usia dini, sehingga remaja memiliki gambaran akan bagaimana nanti kedepannya. Oleh karena itu remaja perlu mendapat informasi yang lengkap dan akurat agar remaja memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi terutama dampak pernikahan dini. Remaja akan berusaha mencari berbagai informasi tersebut dari berbagai sumber yaitu orang tua, temani sebaya, buku, media massa.

Sosialisasi ini memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya orang tua tentang dampak negatif pernikahan dini, seperti risiko kesehatan yang lebih tinggi bagi ibu dan anak, peningkatan risiko kekerasan dalam rumah tangga, dan pelanggaran hak-hak anak. Dengan menyadarkan masyarakat akan konsekuensi negatif pernikahan dini, diharapkan mereka akan lebih memahami pentingnya mencegah pernikahan usia anak.

Melalui sosialisasi pencegahan pernikahan usia anak, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya mencegah pernikahan dini dan melindungi hak-hak anak. Dengan melibatkan semua pihak, termasuk orang tua, keluarga, pemerintah, dan lembaga terkait, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak secara optimal.

Kesehatan reproduksi wanita merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Dengan melakukan perawatan yang tepat, menjaga pola hidup sehat, dan mendapatkan edukasi yang memadai, wanita dapat mempertahankan kesehatan reproduksi mereka. Menjaga keseimbangan hormon dan mengidentifikasi masalah kesehatan sedini mungkin adalah langkah-langkah penting dalam menjaga kesehatan reproduksi wanita. Maka, baik anak perempuan, remaja, maupun wanita dewasa seharusnya mendapatkan informasi dan perawatan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan reproduksi mereka.

Artikel ini telah di-review oleh:

Elis Paridatul, S.KM
Tenaga Promkes Puskesmas Salopa

Puskesmas Salopa
Jl. Raya Salopa No. 226, Kec. Salopa, Tasikmalaya 46192

Yuk Share Postingan Ini:
Annida Dwiyanti
Annida Dwiyanti
Articles: 8

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *