Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau mengimbau masyarakat dan penjual gorengan tidak menggunakan minyak goreng secara berulang-ulang.
Kepala Dinkes Berau Totoh Hermanto, mengatakan menggunakan minyak goreng bekas dengan alasan untuk berhemat justru dapat menimbulkan penyakit.
“Penggunaan minyak secara berulang-ulang itu tidak sehat, minyak bekas bisa memunculkan penyakit dalam tubuh,” ujarnya.
Diungkapkannya, kualitas minyak akan terus berubah seiring dengan pemakaiannya. Jika terlalu sering dipakai, maka minyak akan terus mengalami penurunan kualitas dan semakin berbahaya untuk tubuh.
Setidaknya ada beberapa penyakit yang bisa muncul akibat pemakaian minyak goreng yang berulang kali, di antaranya penyakit kolesterol dan kanker.
Ia menjelaskan, minyak yang digunakan secara berulang-ulang akan mengalami perubahan warna kuning bercampur hitam dan terdapat sisa-sisa atau serbuk penggorengan. Hal itulah yang dinilai bisa menyebabkan penyakit kolesterol tinggi.
Selain itu, minyak yang telah dipakai menggoreng sebanyak tiga kali akan menjadi cairan yang mengandung racun bentonit. Racun tersebut bisa memicu timbulnya berbagai jenis penyakit kanker yang berbahaya untuk tubuh manusia.
“Sudah ada penelitian, bahkan ditemukan minyak goreng yang sudah dipakai berulang kali akan menimbulkan racun aldehid yang mencemari udara. Jika terhirup oleh manusia, aldehid bisa menyebabkan kanker,” jelasnya.
Karena itu, dia mengimbau masyarakat dan penjual gorengan merubah kebiasaan memakai minyak goreng secara berulang. “Gunakan minyak goreng maksimal 3 kali penggorengan, kalau minyak goreng telah digunakan sebanyak tiga kali, jangan lagi dipakai dan harus diganti dengan minyak goreng yang baru,” tegasnya.
Bagi penikmat gorengan, lanjut dia, berhati-hatilah membeli gorengan di luar. Meski tidak semua penjual gorengan, namun dikhawatirkan adanya penjual gorengan yang demi meningkatkan keuntungan, sengaja mencampurkan plastik ke dalam minyak goreng yang akan dipakai untuk menggoreng. Tujuannya agar gorengan menjadi renyah dan keuntungan yang didapat berlipat. “Jadi hati-hati, karena yang dimasak dengan minyak berulang atau dicampur plastik itu berbahaya,” imbaunya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, gorengan yang dimasak dengan minyak goreng hasil pengulangan dalam suhu tinggi dan jangka waktu lama, juga memberikan kontribusi tertinggi terhadap asupan asam lemak trans. Asam lemak jenis tersebut menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah, salah satunya adalah penyakit jantung koroner dan kelumpuhan karena rusaknya jaringan saraf.
Kandungan yang paling berbahaya pada plastik tersebut, yaitu Bisphenol A (BPA) yang mampu merangsang pertumbuhan sel kanker atau memperbesar risiko keguguran kandungan.