Mendapat dukungan program dan layanan kesehatan serta gizi adalah hak sebagai masyarakat. Sadar gizi dan kesehatan merupakan ciri-ciri masyarakat yang paham akan pentingnya masa depan generasinya. Dibalik masalah dan penanganan yang diberikan oleh pemerintah, terdapat tokoh-tokoh yang siap dan profesional untuk mempersiapkan, merencanakan, serta menerapkan segala bentuk dukungan kesehatan di lingkupnya. Puskesmas merupakan satu dari beberapa tokoh yang berperan di wilayahnya. Puskesmas merupakan fasilitas layanan kesehatan sekaligus pihak yang mengupayakan masyarakat lingkupnya mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Pada Desember 2023, jumlah Puskesmas di Indonesia mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Apabila pada tahun 2022 ada 10.374 Puskesmas, maka di 2023 menjadi 10.180 Puskesmas. Penurunan terjadi karena meningkatnya status Puskesmas dari tingkat pertama ke tingkat kedua. Puskesmas berperan penting untuk Masyarakat. Contoh Puskesmas yang dapat diikuti langkah aktif dan profesionalnya adalah Puskesmas Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Kemudian, bagaimana program-program itu diproses sebelum ke masyarakat langsung oleh Puskesmas?
Bagaimana tokoh-tokoh tersebut begitu berarti dan dinanti perannya?
Program INEY: Pelatihan Kader
Diedukasi sebelum mengedukasi. Sikap siap dan profesional inilah yang terlihat saat Pelatihan Kapasitas Kader di UPT Puskesmas Paliyan tanggal 26 Agustus 2024. Benar, pelatihan tersebut dilaksanakan dan diikuti untuk meningkatkan ketrampilan kader sebelum diberikan kepada target utamanya yakni masyarakat Paliyan. Pelatihan ini juga sekaligus pelaksanaan program INEY (Investing in Nutrition Early Years). Apakah Anda pertama kali mengetahui istilah INEY?
Istilah ini tentu akrab di kalangan tenaga kesehatan. Program yang sudah ada sejak tahun 2018 ini kuat didukung oleh Bank Dunia untuk membantu Pemerintah Indonesia melakukan PPS atau Percepatan Penurunan Stunting. Kementerian Sekretariat Negara RI, Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia menyatakan bahwa program INEY mendapatkan pinjaman dan hibah oleh Bank Dunia atau World Bank Group sebesar USD 400 juta atau sekitar 6 triliun rupiah melalui mekanisme Program for Result (PforR). Program yang kemudian diterapkan ke masyarakat oleh Puskesmas ini, termasuk Puskesmas Paliyan sangat perlu dilanjutkan dengan amanah. Pada kesempatan pelatihan kali ini, terdapat 30 kader dari Kelurahan Grogol, Paliyan. Kegiatan dilaksanakan bukan semata agar program pemerintah tersampaikan, tetapi agar kader mendapatkan tambahan soft skill dan hard skill untuk menunjukan kompetensinya di lapangan.
Sekarang kita mengetahui betapa berarti dan dinantinya kelanjutan langkah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai tangan kanan Pemerintah Indonesia ke masyarakat.
Apa yang Menarik?
Puskesmas Paliyan melaksanakan tugasnya tidak sendirian. Kolaborasi dengan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta menjadi pilihan yang menarik dengan menghadirkan tokoh pendidik dan narasumber berpengalaman dari Poltekkes terkait, yaitu Bapak Susilo Wirawan, SKM, MPH dan Ibu Vitria Dwi Wulansari, S.SiT, MPH. Materi spesifik yang diusung diantaranya:
- Keterampilan Pengelolaan Posyandu
- Keterampilan Pengasuhan Bayi dan Balita
Kolaborasi yang dilakukan Puskesmas Paliyan ini menunjukkan jika cita-cita dan dukungan terhadap masyarakat kepada generasi masa depan Indonesia yang kuat. Kegiatan ini juga terintegrasi melalui bagian terdekat di masyarakat seperti kader Posyandu sehingga akan menjadi sebuah apresiasi hebat jika masyarakat yang menjadi target utamanya memiliki kemampuan komunikasi atau pola pikir terbuka dan sadar akan pentingnya memeriksakan diri ke tenaga kesehatan resmi apabila sakit. Pelatihan yang berdurasi kurang lebih 4 jam, mulai dari pukul 09.00–13.00 WIB, telah cukup untuk menyelesaikan agenda materi beserta praktiknya.
Pertanyaan dan Bantuan Masalah Stunting
Program-program pemerintah tentang gizi dan kesehatan merupakan hak masyarakat dan bentuk dukungan yang berkelanjutan. Sebagai masyarakat yang sadar gizi dan kesehatan, respon hangat dan terbuka satu sama lain sangat perlu terjalin sehingga langkah pertama masyarakat untuk sadar stunting sejak dini adalah mengunjungi Posyandu terdekat, karena dengan pelatihan ini sedang digiatkan posyandu untuk seluruh siklus hidup. Masyarakat setidaknya akan mendapatkan konsultasi hingga penanganan jika pada kasusnya perlu dilakukan. Program INEY yang dilakukan Puskesmas Paliyan di Kabupaten Gunungkidul ini diharapkan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan (sustainable program) kepada masyarakat. Oleh karena itu, diadakannya Pelatihan Kompetensi Kader kelurahan Grogol, Paliyan ini dapat memperkuat pengetahuan dan keterampilan saat penerapannya di Posyandu. Tentunya respon positif masyakat menjadi salah satu pendukung utama.
Bagikan ceritamu terkait stunting di kolom komentar, ya!
Artikel ini sudah direview oleh:
Editor: Anis Dianissa, S.K.M.
Petugas Promkes Puskesmas Paliyan
Dian Anita Nilawati, S.K.M.
Puskesmas Paliyan
Alamat Puskesmas: Pendem, Karangduwet, Kec. Paliyan, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55871, Indonesia.
Layanan Whatsapp: 0812-1267-6388