Purworejo, Kabupaten Endemik Malaria Tertinggi se Pulau Jawa

Purworejo, Kabupaten Endemik Malaria Tertinggi se Pulau Jawa

Kabupaten Purworejo Jawa Tengah, yang dikenal sebagai daerah endemik malaria. Purworejo dinobatkan sebagai kabupaten tertinggi jumlah kasus penderita penyakit malaria di Pulau Jawa.

Hal itu mengemuka saat acara Pertemuan Sosialisasi Pencegahan Malaria di Daerah Fokus Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 di Pendopo Kabupaten Purworejo, Rabu (30/08/17).

Peserta tidak hanya diikuti oleh perwakilan dari Kabupaten Purworejo saja, namun juga berasal dari Banyumas, Purbalingga, Kebumen, Magelang, dan Banjarnegara. Daerah-daerah tersebut juga merupakan kabupaten endimis malaria di Jawa Tengah.

“Hingga Agustus ini, penderita malaria tertinggi di Jawa Tengah masih Kabupaten Purworejo,” ungkap Tatik Murhayati, Kasi Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Dia mengatakan dari 16 Kecamatan di Kabupaten Purworejo, sebanyak 6 kecamatan masuk wilayah endemis malaria. Jumlah tersebut merupakan jumlah kecamatan terbanyak yang mengalami endemis malaria di Provinsi Jawa Tengah. Keenam kecamatan tersebut yakni Kecamatan Bener, Bagelen, Gebang, Loano, Kaligesing dan Kemiri.

“Untuk Kecamatan Kemiri kasusnya impor, beberapa waktu lalu sudah menjadi kecamatan bebas malaria,” katanya.

Impor itu kata dia, berawal dari adanya warga pendatang yang terjangkit malaria yang kemudian menetap di wilayah itu. “Warga pendatang itu kemudian menularkan malaria,” lanjutnya.

Melihat jumlah penderita yang banyak, kata Tatik, pihaknya telah mempersiapkan kelambu sebagai upaya perlindungan dan pencegahan bagi masyarakat Kabupaten Purworejo agar tidak terjangkit penyakit malaria. Dari total kelambu yang disediakan pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Purworejo mendapat jatah kelambu terbanyak dibandingkan kabupaten lain.

“Tahun 2017 melalui APBD kita siapkan 37.500 kelambu untuk 18.591 KK di 6 kabupaten. Untuk Purworejo sendiri mendapat 25.234 kelambu,” ujar Tatik.

Selain melakukan pencegahan dengan pemasangan kelambu, masyarakat harus memakai pakaian tertutup, khususnya di wilayah endemik malaria saat tidur dan juga di malam hari. Selalu hidup bersih dan sehat dengan membersihkan sanitasi, genangan air atau tumpukan kotoran.

Sementara itu Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, dr Darus menyatakan jika Purworejo memiliki kasus malaria tertinggi tidak hanya se – Jawa Tengah namun tertinggi seluruh Jawa.

“Dari tahun 2015 hingga sekarang saja sudah lebih dari 1.000 kasus, itu artinya Purworejo memiliki angka kasus tertinggi se Jawa,” ungkap Darus.

Darus menambahkan, penderita penyakit yang disebabkan oleh nyamuk anopheles itu membutuhkan cukup waktu untuk penyembuhan dan kontrol kembali untuk pencegahan.

“Memang butuh waktu, yang pasti menghilangkan sumber penularan malaria ya caranya penderita harus diobati secara tuntas,” tandasnya.

Sumber detik.com


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Topik Populer


Akreditasi Puskesmas BPJS Kesehatan Dana Desa DBD Dinkes Kab Enrekang Dinkes Kab Indramayu FKM UI FKM Unand FKM Undip FKM Unhas Germas Gizi Buruk Hipertensi Imunisasi Imunisasi MR Kemenkes Kemenkes RI Kesehatan Lingkungan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Remaja Kesehatan Reproduksi Mahasiswa Kesmas Nusantara Sehat PBL Pencerah Nusantara Pengabdian Masyarakat Penyakit Tidak Menular Penyuluhan Kesehatan PHBS Posyandu Posyandu Remaja Prodi Kesehatan Masyarakat Prodi Kesmas Promkes Promosi Kesehatan Puskesmas Puskesmas Krangkeng Seminar Kesehatan Seminar Nasional STBM STIKes Kuningan Stunting TBC Tenaga Kesehatan Tuberkulosis