Kementerian Kesehatan melaksanakan Pelatihan Manajemen Puskesmas periode Oktober 2018 di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang 2 di Salaman Magelang. Pelatihan Manajemen Puskesmas ini diikuti oleh 15 Puskesmas dari Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, Kebumen, Purworejo, Klaten dan Blora.
Pelatihan yang dibuka hari ini Senin (22/10) bersamaan dengan Pelatihan Keluarga Sehat dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Penugasan Khusus di Puskesmas. Pembukaan dilaksanakan oleh Sekretaris Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI), Dra. Oos Fatimah Rosyanti, M.Kes yang sekaligus memberikan kuliah umum tentang Kebijakan Pendayagunaan SDM di Indonesia.
Dalam amanatnya, Sekretaris KTKI menyampaikan 3 pilar Indonesia Sehat yaitu Paradigma Sehat dimana diharapkan 70% masyarakat sehat dan kalaupun sakit sebesar 30 % bisa ditangani di faskes primer, Penguatan Pelayanan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Salah satu dari 12 indikator keluarga sehat adalah keluarga memiliki jaminan kesehatan.
Ketiga pelatihan yang dilaksanakan kali ini saling berkaitan, akan sangat bagus apabila satu puskesmas bisa bersamaan mendapatkan pelatihan.
Seperti yang kita ketahui, pembiayaan BPJS yang defisit 12 M adalah untuk membiayai sebagian besar penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, diabetes, hipertensi, gagal ginjal yang sebenarnya dapat dicegah. Faskes primer diharapkan dapat menekan 85% penyakit sehingga harapannya biaya kesehatan dapat ditekan. Area JKN harus ada penguatan faskes primer dengan pendekatan keluarga melalui kegiatan luar gedung.
Salah satu permasalahan penguatan yankes yaitu kekurangan tenaga kesehatan dan maldistribusi, yang solusinya antara lain dengan pemenuhan tenaga kesehatan melalui penugasan khusus atau nusantara sehat. Tenaga Kesehatan khusus ditempatkan sesuatu kebutuhan puskesmas dan diisi maksimal 5 jenis. Program harus jalan seperti PIS PK, program terintegrasi, lebih banyak kegiatan luar gedung dengan peningkatan UKM.
Saat melakukan pelayanan keluar gedung mendapat manfaat seperti deteksi dini karena banyak masyarakat yang tidak paham bahwa dirinya mengalami hipertensi atau DM sehingga saat sudah terjadi penyakit yang lebih parah seperti stroke akan memperberat pembiayaannya.
Melalui Manajemen Puskesmas, diharapkan puskesmas dapat menjadi ujung tombak keberhasilan program kesehatan. Mulai keluarga sehat, desa sehat, kecamatan sehat, kabupaten sehat dan Indonesia sehat. Sehingga tidak akan mungkin tercapai Indonesia Sehat bila tidak diawali dari keluarga sehat.
Semoga pelatihan ini dapat menjadi sarana keberhasilan program kesehatan.