Pada Jumat, 23/8/2024, Puskesmas Ponjong 1 Kabupaten Gunungkidul menyelenggarakan kegiatan Aksi bergizi di SMPN 3 Ponjong 1 yang diikuti oleh siswa kelas 7, 8 dan 9. Kegiatan Aksi bergizi diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan pelajar tentang anemia, pelaksanaan skrining hemoglobin untuk siswa putri, panduan cara minum tablet tambah darah, dan pengukuran status gizi.
Berdasarkan data Kemenkes 2024, diketahui bahwa saat ini secara global terdapat sekitar 19% dari populasi remaja dunia menghadapi permasalahan gizi serius berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan dengan prevalensi jauh lebih tinggi di negara-negara berkembang. Di Indonesia terdapat sebanyak 32% remaja putri usia 15–24 tahun mengalami anemia. Permasalahan gizi remaja disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kehilangan darah secara kronis, asupan zat gizi yang tidak adekuat, penyerapan yang tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan gizi. Remaja putri yang mengalami masalah gizi seperti anemia defisiensi zat besi akan berisiko melahirkan anak stunting. Oleh karena itu, remaja putri merupakan salah satu kelompok sasaran yang mempengaruhi percepatan penurunan angka stunting.
Dampak kekurangan gizi pada remaja dapat berupa penurunan kecerdasan, penurunan kemampuan belajar, terhambatnya pertumbuhan fisik, penurunan daya tahan tubuh, penurunan produktivitas kerja dan kebugaran dan dampak jangka panjang permasalahan gizi pada remaja dapat berupa pendarahan sebelum atau sesudah persalinan, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada bayi, dan anemia berat yang dapat menyebabkan kematian ibu dan/atau bayinya.
Bagaimana Cara Pencegahan Anemia….?
Penanggulangan dan pencegahan anemia pada remaja dapat dilakukan dengan beberapa hal berikut: (1) Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi; (2) Suplementasi zat besi dengan mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD); (3) Meningkatkan konsumsi buah dan sayur sebagai sumber vitamin C; (4) Meningkatkan konsumsi sumber protein hewani; (5) Menghindari konsumsi teh dan kopi saat makan atau saat mengkonsumsi TTD; dan (6) Berolahraga atau beraktivitas fisik secara rutin. Dalam mencegah dan menanggulangi anemia diperlukan kerjasama dari pihak pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, bukti nyata tindakan preventif dalam mencegah anemia pada remaja di wilayah Gunungkidul yaitu kegiatan Aksi Bergizi yang dilakukan oleh Puskesmas Ponjong 1, diantaranya skrining hemoglobin, panduan cara minum tablet tambah darah, dan pengukuran status gizi.
Kegiatan Aksi Bergizi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pelajar tentang gizi pada masa pertumbuhan, panduan cara minum tablet tambah darah yang benar, dan manfaat skrining hemoglobin. Kegiatan skrining hemoglobin sejak awal siklus menstruasi dapat menjadi informasi penting bagi siswa putri agar tetap menjaga kadar hemoglobinnya yang sudah baik dengan selalu makan makanan bergizi dan konsumsi TTD secara rutin sesuai dengan panduan minum TTD yang sudah disampaikan.