Unik! Puskesmas Sariwangi memberikan penyuluhan terkait kesehatan reproduksi anak dalam acara sosialisasi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cikeupeul Kabupaten Tasikmalaya. Acara yang diselenggarakan oleh SDN Cikeupeul pada Sabtu, 24 Agustus 2024 tersebut mengangkat tema “Anti Bullying, Kekerasan Verbal, dan Pentingnya Menjaga Kebersihan”. Lantas mengapa Puskesmas Sariwangi memberikan sosialisasi terkait kesehatan reproduksi anak di acara tersebut?
Mengapa Puskesmas Sariwangi melakukannya?
Langkah yang diambil Puskesmas Sariwangi tentu bukan tanpa alasan maupun tanpa persetujuan dari pihak SDN Cikeupeul. Berangkat dari keresahan yang ada, kedua belah pihak telah sepakat untuk menyampaikan materi terkait. Hal tersebut juga dirasa masih memiliki bagian yang berkaitan dengan tema Pentingnya Menjaga Kebersihan.
Penyampaian materi dilakukan oleh Adam Akbar Maulana, S.K.M selaku staf promosi kesehatan Puskesmas Sariwangi. Beliau tidak hanya menyosialisasikan materi terkait dengan kesehatan reproduksi anak, tetapi juga terkait PHBS sekolah. Meskipun demikian, sosialisasi terkait kesehatan reproduksi tidak kalah menarik dari materi lainnya.
Topik ini menjadi menarik karena masyarakat mulai menaruh perhatian pada kesehatan reproduksi anak. Hal tersebut sejalan dengan meningkatnya kampanye pendidikan seksual sejak dini. Materi dalam acara ini dirasa tepat sasaran dengan menjadikan wali murid sebagai peserta sosialisasi. Dengan demikian, materi yang telah disampaikan akan menjadi dasar penerapan parenting atau pengasuhan anak di rumah.
Pembahasan topik ini memang perlu untuk diangkat mengingat krusialnya masa pertumbuhan bagi kesehatan dan kematangan reproduksi di masa dewasa. Terlebih lagi semakin banyak muncul kasus kehamilan di usia belia yang dapat merugikan baik secara fisik maupun mental. Parahnya, kerugian tidak hanya akan dirasakan oleh orang terkait, tetapi juga dapat memunculkan risiko kerugian kumulatif yang dirasakan masyarakat luas. Contoh kerugian jangka panjang yang dapat terjadi adalah kemunduran kualitas anak bangsa.
Kehadiran 60 orang wali murid selama kurang lebih 1 jam dalam sosialisasi menumbuhkan harapan akan terjadinya perbaikan kualitas pertumbuhan anak ke depannya. Praktik pengasuhan anak yang baik bukanlah hal yang sepele mengingat perubahan besar bermula dari tingkat keluarga. Sudah bukan saatnya lagi menganggap kesehatan reproduksi anak sebagai hal yang tabu untuk diperhatikan.