Remaja Putri Bebas Anemia, Kunci Sehat dan Prestasi Maksimal

Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering diabaikan, terutama di kalangan remaja, padahal tren prevalensi anemia di Indonesia cenderung menunjukkan peningkatan. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi anemia gizi pada kelompok usia remaja (15–24 tahun) adalah sebesar 32%, meningkat hampir 2 kali lipat dari data Riskesdas tahun 2013. Remaja yang menderita anemia menghadapi keterbatasan dalam kemampuan belajar, fokus dalam aktivitas sehari-hari, lebih rentan terhadap infeksi, dan memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah saat hamil serta melahirkan nanti. Padahal kesehatan pada masa remaja merupakan masa yang krusial untuk mempersiapkan menjadi orang dewasa yang sehat.

Remaja putri memiliki risiko lebih tinggi terkena anemia dibandingkan remaja putra. Hal ini disebabkan oleh fase menstruasi yang mereka alami menyebabkan peningkatan kebutuhan zat besi untuk menggantikan darah yang hilang selama periode tersebut.  Maka dari itu penting memiliki pemahaman yang tepat serta tindakan yang bijak agar remaja putri dapat terbebas dari anemia sehingga dapat mendukung potensi mereka untuk memperoleh prestasi maksimal.

Mengenal Anemia

Anemia adalah kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan sel darah merah/hemoglobin yang berperan penting dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada remaja, anemia sering kali disebabkan oleh kekurangan zat besi yang penting untuk pembentukan sel darah merah. Bila dicek melalui pemerikasaan kadar Hb (Hemoglobin), remaja yang menderita anemia memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 gram/dL. Beberapa gejala yang dirasakan oleh penderita anemia meliputi cepat merasa lelah, pusing, kulit pucat, dan mengalami kesulitan berkonsentrasi. Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan prestasi akademis maupun prestasi non-akademis karena remaja yang mengalami anemia sering merasa lemah dan kurang bertenaga.

Strategi Efektif Terbebas Anemia

1. Memperhatikan Nutrisi Seimbang

    Pencegahan dan pengendalian anemia gizi  dapat melalui pemberian suplementasi tablet tambah darah dan perbaikan pola makan dengan memperhatikan nutrisi seimbang untuk meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Remaja putri harus memastikan mereka mendapatkan cukup zat besi dari makanan sehari-hari. Zat besi yang mudah diserap oleh tubuh bisa ditemukan dalam daging merah dan unggas. Selain itu, zat besi juga ditemukan dalam sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan brokoli. Kacang-kacangan dan buah-buahan berupa kacang merah dan apel juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh.

    Selain zat besi, remaja putri disarankan mengkonsumsi buah-buahan yang kaya vitamin C, seperti jeruk dan jambu biji merah, yang dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi. Hal ini dapat membantu tubuh menyerap zat besi dengan lebih baik. Penting sekali untuk menghindari konsumsi teh ataupun kopi saat mengonsumsi makanan yang kaya zat besi karena dapat menghambat penyerapan zat besi.

    2. Menjaga Gaya Hidup Sehat

    Pencegahan anemia pada remaja putri tidak hanya bergantung pada nutrisi yang tepat, tetapi juga pada gaya hidup yang sehat. Salah satu cara untuk mendukung kesehatan adalah dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berlari, berenang, atau bersepeda. Olahraga ini dapat meningkatkan sirkulasi darah dan memperkuat sistem kardiovaskular. Oleh karena itu,  remaja putri perlu berkomitmen melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit setiap hari.

    Istirahat yang cukup memainkan peran yang tidak kalah penting. Tidur yang berkualitas selama 8 hingga 9 jam setiap malam akan membantu tubuh dan pikiran pulih dengan baik sehingga mendukung kesehatan secara keseluruhan. Kurangnya tidur dapat berdampak negatif pada energi dan kesejahteraan sehingga bisa memperburuk gejala anemia.

    Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan nutrisi yang seimbang, remaja putri dapat terbebas dari anemia sehingga dapat memaksimalkan potensinya untuk meraih prestasi di berbagai bidang.

    Referensi:

    • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, – (2020) Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Available at: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/3514/ (Accessed: 1 August 2024).
    • Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, B. (2013) Laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 dalam bentuk angka. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Available at: https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/4428/ (Accessed: 1 August 2024).
    • Febrianti, K.D. et al. (2023) ‘Effectiveness of Nutrition Education on Knowledge of Anemia and Hemoglobin Level in Female Adolescents Aged 12-19 Years: a Systematic Reviews and Meta-Analysis: Efektivitas Edukasi Gizi Pada Pengetahuan Terkait Anemia dan Kadar Hemoglobin Remaja Putri Usia 12-19 Tahun: Tinjauan Sistematis dan Meta Analisis’, Amerta Nutrition, 7(3), pp. 478–486. Available at: https://doi.org/10.20473/amnt.v7i3.2023.478-486.
    • Utami, N.A. and Farida, E. (2022) ‘Kandungan Zat Besi, Vitamin C dan Aktivitas Antioksidan Kombinasi Jus Buah Bit dan Jambu Biji Merah sebagai Minuman Potensial Penderita Anemia’, Indonesian Journal of Public Health and Nutrition, 2(3), pp. 372–260. Available at: https://doi.org/10.15294/ijphn.v2i3.53428.

    Artikel Edukasi ini sudah direview oleh :

    Iis Fitriyati, S.K.M
    Petugas Promkes Puskesmas Sukaratu

    Puskesmas Sukaratu
    Jl. Raya Kudang No 58 Sukaratu- Tasikmalaya 46415
    Telepon : (0265) 7541866

    Yuk Share Postingan Ini:
    Meltina Ratu Eka Maharani
    Meltina Ratu Eka Maharani

    Editor Kesmas-ID

    Articles: 29

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *