Biar tidak ada yang tertular lagi Mas, begitulah harapan yang dilontarkan oleh Ibu Wahyu dan Tanti yang memutuskan untuk menjadi kader tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kradenan I. Disela-sela kesibukan menjadi kader posyandu, kedua ibu rumah tangga ini justru memutuskan menjadi kader untuk penyakit tuberkulosis.
Program yang digagas oleh komunitas TB-HIV Care Aisyah ini bertujuan untuk melakukan pelacakan atau investigasi menemukan penderita-penderita tuberkulosis yang belum ditemukan. Investigasi dimulai dari rumah sekliling penderita tuberkulosis dengan BTA (+) dengan melihat gejala dan tanda tuberkulosis. Sebelum dilakukan rujukan, suspek TB ini akan diberikan pemahaman dan konseling terkait tuberkulosis agar mau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan atau Puskesmas terdekat untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Pasca diberikan pelatihan, kedua detektif TB ini telah menunjukan progres yang sangat baik, dimana mereka sudah berhasil mengirimkan sampel dahak suspek TB ke Puskesmas hasil investigasi yang dilakukan. Progres lainnya yang wajib diberi apresiasi adalah mereka mulai melakukan edukasi tentang pemahan penyakit tuberkulosis, gejala dan tanda serta etika batuk, diberbagai pertemuan seperti arisan RT, pengajian, kegiatan posyandu bahkan rumah ke rumah.
Bagi sebagian orang tentunya pekerjaan ini adalah bukan hal yang mudah, mengingat banyaknya waktu yang tersita dan sudah pastinya sangat menguras tenaga dan pikiran. Namun, ditengah-tengah kesibukan mereka menjadi ibu rumah tangga dan kader posyandu, mereka kembali memilih mengembangkan potensi diri lebih jauh untuk menjadi kader tuberkulosis.
“Ya mas, kami sangat senang diberikan pelatihan ini. Banyak sekali manfaatnya, mulai dari pengalaman ilmu baru, ketemu orang-orang baru, abis itu juga agar masyarakat tidak banyak yang tertular lagi. Kasihan mas, kalau sudah tertular, pengobatan ya panjang, kalau tidak patuh minum obatnya, bisa lebih lama lagi pengobatannya”, ujar Ibu Wahyu salah satu kader.
Perkembangan program ini ditingkat Kecamatan Kradenan sudah dibawa dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektoral, Koordinator P2 TB pun sudah memaparkan tentang tujuan program tersebut kepada mitra sektoral, khususnya kepala desa yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Kradenan I dan langkah rencana tindak lanjutnya adalah melakukan pendampingan dan advokasi lanjutan kepada kepala desa untuk mengembangkan program kaderisasi di setiap desa.
Ditemui ditempat berbeda Koordinator P2 TB Siswati, Amk, menjelaskan juga bahwa dengan adanya program ini secara tidak langsung diharapkan dapat menjadi pemicu bagi seluruh stakeholder atau pemangku kebijakan setempat untuk ikut berpartispasi dalam menanggulangi masalah tuberkulosis, seperti mendukung pengembangan program kaderisasi tuberkulosis di seluruh desa, sehingga dapat melahirkan sebuah gerakan penanggulangan tuberkulosis berbasis masyarakat.