Apa Itu Stroke?
Bayangkan aliran darah yang mengalir seperti sungai yang membawa nutrisi dan oksigen ke otak, tiba-tiba tersumbat atau pecah. Inilah yang terjadi pada stroke. Ketika aliran darah ke bagian otak terputus, sel-sel otak mulai mati karena kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya pembuluh darah, dan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Stroke dapat mengakibatkan hilangnya fungsi otak yang terganggu, mulai dari kelumpuhan, gangguan bicara, hingga kehilangan ingatan.
Mengapa Stroke Begitu Menyeramkan?
Stroke adalah salah satu penyebab utama kecacatan di Indonesia. Tak hanya menyebabkan kematian, stroke seringkali meninggalkan dampak jangka panjang yang serius, seperti kelumpuhan atau gangguan kognitif. Dengan 1 dari 3 orang berpotensi mengalami stroke dalam hidup mereka, dan 1 dari 7 orang berisiko meninggal dunia karena stroke, penyakit ini menjadi ancaman besar bagi kesehatan masyarakat.
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes), prevalensi stroke di Indonesia pada tahun 2018 mencapai lebih dari 2 juta kasus, menjadikan stroke sebagai penyebab kematian tertinggi di negara ini. Riset Kesehatan Dasar 2018 mencatat bahwa angka kematian akibat stroke di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara pada tahun 2010, mencapai 193,3 kematian per 100.000 penduduk setiap tahunnya. Angka ini empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan Singapura dan tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan Malaysia.
Selain kematian, stroke juga menyebabkan dampak kecacatan yang signifikan. Diukur dengan disability-adjusted-life-years (DALY), stroke di Indonesia menyebabkan hilangnya 3.382 tahun hidup sehat per 100.000 penduduk, angka tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Hal ini tentu saja berdampak besar terhadap beban ekonomi nasional, dengan stroke menjadi penyakit paling katastropik ketiga bagi sistem BPJS Kesehatan di tahun 2021, yang menelan biaya lebih dari 2 triliun rupiah hanya dalam satu tahun.
Penyabab Penyakit Stroke
Berdasarkan penyebabnya, stroke dibagi menjadi dua jenis utama yaitu :
Stroke Iskemik: Si Penyumbat Aliran Darah
Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat, biasanya disebabkan oleh penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah akibat aterosklerosis, yaitu penumpukan lemak di dinding arteri. Bayangkan jalan raya utama yang tertutup lumpur sehingga kendaraan tidak bisa lewat. Begitu juga dengan darah yang membawa oksigen dan nutrisi penting, tidak bisa mencapai sel-sel otak, menyebabkan kerusakan. Tanda-tanda stroke iskemik termasuk kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur, dan kesulitan menelan (disfagia). Stroke iskemik mencakup sekitar 83% dari semua kasus stroke. Terdapat tiga jenis stroke iskemik yaitu trombotik, embolik, dan sistemik.
Stroke Hemorragik: Si Perusak Pembuluh Darah
Stroke hemorragik adalah ketika pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan perdarahan yang merusak sel-sel otak. Bayangkan pipa air yang bocor di dalam rumah, menyebabkan kerusakan pada dinding dan lantai. Begitu pula dengan darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah, merusak sel-sel otak dan menghentikan pasokan oksigen dan nutrisi. Gejala stroke hemorragik muncul dengan cepat dan mencakup penurunan kesadaran, nadi cepat, pernapasan cepat, pupil mengecil, kaku kuduk, dan kelumpuhan pada satu sisi tubuh (hemiplegi). Meskipun hanya mencakup sekitar 20% dari semua kasus stroke, stroke hemorragik memiliki tingkat kematian yang tinggi, dengan sekitar 80% penderitanya tidak selamat. Ada dua jenis stroke hemorragik yaitu Hemorragik Intraserebral dan Hemorragik Subaraknoid.
Faktor Risiko Stroke
Stroke disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor risiko stroke dapat dibagi menjadi dua kategori: yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah.
a. Faktor yang Tidak Dapat Diubah
- Keturunan : Risiko stroke lebih tinggi pada individu dengan riwayat keluarga yang menderita stroke, hipertensi, atau hiperkolesterol.
- Jenis Kelamin : Laki-laki cenderung lebih berisiko terkena stroke dibandingkan wanita, dengan laki-laki lebih sering mengalami stroke iskemik dan wanita lebih cenderung mengalami stroke hemorragik.
- Umur : Stroke umumnya menyerang orang di atas usia 50 tahun, namun dapat juga terjadi pada usia yang lebih muda.
- Ras : Ras kulit hitam lebih berisiko terkena stroke dibandingkan ras kulit putih, kemungkinan akibat hipertensi dan konsumsi garam yang tinggi.
b. Faktor yang Dapat Diubah
- Hipertensi : Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan berperan besar dalam risiko stroke. Menjaga tekanan darah tetap normal sangat penting.
- Penyakit Jantung : Penyakit jantung koroner dan pemasangan katup jantung buatan dapat meningkatkan risiko stroke.
- Diabetes Mellitus : Diabetes dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke. Penting untuk menjaga kadar gula darah dalam batas normal.
- Obesitas : Obesitas berhubungan dengan hipertensi, hiperkolesterol, dan diabetes mellitus. Menjaga berat badan ideal sangat penting untuk mengurangi risiko stroke.
- Hiperkolesterol : Kadar kolesterol tinggi dapat menyebabkan arteriosklerosis dan meningkatkan risiko stroke.
- Faktor Gaya Hidup : Gaya hidup tidak sehat seperti makan makanan berlemak, kurang olahraga, merokok, dan stress dapat meningkatkan risiko stroke. Konsumsi alkohol berlebihan dan obat-obatan terlarang juga mempersempit pembuluh darah otak, memperburuk risiko stroke.
Upaya Deteksi Dini Stroke dengan SeGeRa Ke RS
Gejala awal stroke sering tidak diketahui oleh penderitanya. Stroke sering muncul secara tiba – tiba, serta berlangsung cepat dan langsung menyebabkan penderita tidak sadar diri (coma). Karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala awal terjadinya stroke. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia gejala dan tanda – tanda stroke adalah dengan slogan “SeGeRa Ke RS” yang terdiri dari- Nyeri Kepala dan Penurunan Kesadaran, Ingatlah slogan ini untuk mengenali stroke lebih awal:
– Se: Senyum tidak simetris
– Ge: Gerak separuh tubuh melemah
– Ra: Bicara pelo
– Ke: Kebas atau baal
– R: Rabun
– S: Sakit kepala hebat
Pencegahan dan Penanganan Stroke
Pencegahan primer : Pencegahan Primer adalah pencegahan yang dilakukan pada orang sehat atau kelompok berisiko yang belum terkena stroke untuk mencegah kemungkinanterjadinya serangan stroke yang pertama, dengan mengendalikan faktor risiko dan mendeteksi diri serangan stroke (P2PTM Kemenkes RI, 2018). Hal ini dapat dilakukan dengan :
– Aktivitas Fisik: Rajin berolahraga dapat mengurangi risiko stroke.
– Diet Sehat: Mengonsumsi pangan bergizi dan menjaga pola makan seimbang.
– Deteksi Dini: Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
– Perilaku Hidup Sehat: Mengadopsi prinsip CERDIK (Cek kesehatan, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat, Istirahat cukup, Kelola stres).
Pencegahan Sekunder : Pencegahan Sekunder adalah pencegahan yang dilakukan pada orang yang sudah mengalami serangan stroke, agar tidak terjadi serangan stroke berulang yaitu dengan penambahan obat pengencer darah seperti aspirin. Disamping pengendalian faktor risiko lainnya, individu pasca stroke tetap secara rutin dan teratur mengontrol faktor risiko (P2PTM Kemenkes RI, 2018).
Periode Emas Penanganan Stroke
Periode emas adalah waktu yang sangat bergharga untuk penanganan Stroke, yaitu kurang dari 4,5 jam sejak pertama kali muncul gejala dan tanda sampai dilakukan penanganan stroke di Rumah Sakit. Sehingga penderita harus sudah tiba di Rumah Sakit kurang dari 2 jam. Proses pemeriksaan sampai pengobatan membutuhkan waktu maksimal 2,5 jam. Bila terlambat penanganannya atau sudah lebih dari 4,5 jam maka Stroke akan menjadi parah bahan berisiko kematian atau kecacatan permanen
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang stroke dan upaya pencegahan, kita bisa mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi diri dan orang-orang terkasih dari ancaman stroke. Kesehatan adalah aset berharga, dan setiap langkah kecil menuju gaya hidup sehat bisa membuat perbedaan besar. Bagaimana menurutmu?
Daftar Pustaka
- Agromedia. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Stroke (1st ed.). Diakses dari https://books.google.co.id/books?id=_JXagiMVRykC&printsec=frontcover&dq=buku+solusi+sehat+mengatasi+stroke&hl=id&saX&ved=2ahUKEwi41l2y48ruAhUzguYKHYgzDokQ6AEwAHoECAEQAg#v=onepage&q=buku%20solusi%20sehat%20mengatasi%20stroke&f=false (diakses pada 23 Juli 2024).
- Artha, R. (2023). Stroke: Kenali Awalnya, Waspadai Akhirnya. Rumah Sakit Akademik UGM. Diakses dari (diakses pada 23 Juli 2024).
- Carpenito, L. J. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan (Edisi 8). Jakarta: EGC.
- Ghofir, A. (2021). Tatalaksana Stroke dan Penyakit Vaskuler Lainnya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
- Junaidi, I. (2011). Stroke, Waspadai Ancamannya (Edisi 1). Yogyakarta: ANDI.
- Kementerian Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Stroke. Diakses dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/620/stroke (diakses pada 23 Juli 2024).
- Kuriakose, D., & Xiao, Z. (2020). Pathophysiology and Treatment of Stroke: Present Status and Future Perspectives. Volume 21, No. 20. Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7589849/ (diakses pada 23 Juli 2024).
- P2PTM Kemenkes RI. (2018). Germas Cegah Stroke. Diakses dari https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/germascegah-stroke (diakses pada 23 Juli 2024).
- P2PTM Kemenkes RI. (2018). Pencegahan Stroke Primer. Diakses dari https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stroke/pencegahan-stroke-primer (diakses pada 23 Juli 2024).
- P2PTM Kemenkes RI. (2018). Pencegahan Stroke Sekunder. Diakses dari https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stroke/page/8/pencegahan-stroke-sekunder#:~:text=Pencegahan%20Sekunder,disamping%20pengendalian%20Faktor%20Risiko%20lainnya (diakses pada 23 Juli 2024).
- Warganegara, E., Nur, N. N., & Nabilah, N. (2016). Faktor Risiko Perilaku Penyakit Tidak Menular. Volume 5, Nomor 2.
Artikel Edukasi Stroke ini sudah direview oleh:
Anton SH, S.KM
Programer Promkes Puskesmas Ciawi
Puskesmas Ciawi
Alamat: Jl. Puskesmas No.15 Desa Pakemitan Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya 4156